Alu dan lesung
Alu dan lesung merujuk kepada dua benda berlainan dengan fungsi dan cara penggunaan yang sama:
- Alat tradisional pengolahan padi atau gabah menjadi beras dengan memisahkan sekam, dari buah padi secara mekanik.
- Alat digunakan sejak zaman purbakala untuk menumbuk, menggiling, melumat, mengulek, dan mencampur bahan-bahan tertentu (misalnya rempah-ratus, jamu atau ubat-ubatan, sambal belacan).
Kini, terdapat juga lesung automatik yang digunakan di makmal-makmal untuk tujuan kajian saintifik dan farmasi.
Kedua-dua alat ini biasanya dibuat dari bahan yang keras, misalnya kayu, batu, seramik, atau logam (loyang atau keluli tahan karat). Di Indonesia biasanya bahan yang lazim digunakan adalah batu alam, batu kali atau batu andesit (batu gunung berapi); terdapat seberapa daerah di negara tersebut yang khusus dalam pembuatan alat ini, salah satunya adalah daerah Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dekat Candi Borobudur.
Alat ini adalah salah satu alat tertua yang digunakan manusia sejak Zaman Batu pada tahun 35,000 SM.[1] Beberapa temuan arkeologi menunjukkan benda-benda batu yang digunakan sebagai alat untuk menumbuk. Sebagai contoh, artefak batu yang ditemukan di Yunani dari 3200 sampai 2800 SM, menunjukkan alat untuk memperoleh atau menumbuk zat pigmen pewarna yang diambil dari batu galian.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Rujukan
[sunting | sunting sumber]Wikimedia Commons mempunyai media berkaitan Alu dan lesung |
- ^ K. Wright, The Origins and development of ground stone assemblages in Late Pleistocene Southwest Asia, Paleorient, Vol. 17/1, 1991 http://www.persee.fr/web/revues/home/prescript/article/paleo_0153-9345_1991_num_17_1_4537