Tombol suka
Tombol suka adalah fitur dari perangkat lunak komunikasi seperti layanan jejaring sosial, forum Internet, situs web berita dan blog jika kita menyukai sesuatu, menikmati atau mendukung suatu konten. Fitur suka dalam layanan Internet asanya menampilkan jumlah pengguna yang menyukai konten, dan biasanya menjejerkan pengguna mana saja yang suka. Ini adalah metode alternatif dalam mencurahkan tanggapan ke suatu konten, selain dengan menulis sepatah kata. Adapula situs web yang menyediakan tombol tidak suka, jadinya pengguna dapat menyatakan tidak sukanya, atau menganggap konten tidak bermanfaat. Situs web lain memakai sistem pemungutan suara yang lebih kompleks, seperti pakai lima bintang dan tombol tanggapan untuk menanyakan seberapa marah atau senang dengan konten yang dimaksud.
Penerapan
[sunting | sunting sumber]Vimeo
[sunting | sunting sumber]Vimeo, situs web berbagi video, menambah fitur "suka" pada bulan November 2005.[1] Andrew Pile, pengembang situs web tersebut, mencontoh tombol "digg" di situs web Digg.com, dia bilang "Kami tertarik dengan konsep Digg(.com), tetapi tidak ingin memakai istilah 'digg', kami lebih pilih 'suka'".[1]
FriendFeed
[sunting | sunting sumber]FriendFeed umumkan fitur tombol suka pada tanggal 30 Oktober 2007, dan jadi populer di komunitas itu.[2] Lalu fitur itu ditegaskan oleh Facebook setelah alih milik pada tanggal 10 Agustus 2009.[3]
Tombol suka Facebook didesain dengan bentuk "jempol naik". Awalnya ingin dibuat bintang atau tanda tambah, dan selama dikembangkan, fitur ini disebut "takjub", dibanding "suka". Fitur ini dikenalkan pada tanggal 9 Februari 2009.[4] Pada bulan Februari 2016, Facebook mengenalkan fitur tanggapan - cara baru untuk mencurahkan emosi pada unggahan di Facebook. Tanggapan tersebut di antaranya "super", "haha", "wow", "sedih", dan "marah".
Tombol suka adalah alat berbagi daya yang ampuh, karena satu "suka" dapat muncul di umpan teman atau pengikut, dan menaikkan algoritma dengan memastikan unggahan dilihat dan munumbuhkan antartindak berkelanjutan.[5] Di lain hal, peneliti menyoroti rugi dari tanggapan "suka" dalam peran algoritma Facebook. Tombol "suka" mengumpulkan ikut serta, tetapi bukan antartindak alami dan lebih ke "pengaruh tiba-tiba dari suatu peramai".[6]
YouTube
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2010, YouTube mendesain ulang layanannya, dari sistem ulasan bintang, ke sistem tombol suka/tidak suka. Sistem lama berfungsi dengan pengguna menilai video dari 1 hingga 5 bintang; staf YouTube berpendapat perubahan ini sistem baru lebih umum, karena bintang 2, 3, dan 4 lebih jarang dipilih.[7][8] Pada tahun 2012, YouTube bereksperimen mengganti tombol suka dan tidak suka menjadi tombol +1 milik Google+.[9]
Pada tahun 2019, setelah dibuat YouTube Rewind 2018, YouTube berencana melawan tindakan "mafia tombol", dengan menghapus tombol tidak suka.[10] Video paling tidak disukai di YouTube adalah video musik "Baby" milik Justin Bieber. Pada tanggal 12 November 2021, YouTube mengumumkan menghapus angka di tombol tidak suka, dan hanya pembuat konten yang dapat melihat berapa yang tidak suka. Upaya ini dilakukan dalam rangka memerangi penyalahgunaan tombol tidak suka, dan tindakan pelecehan pada pembuat konten, yang berlanjut pada sedikitnya konten yang diunggah di YouTube.[11]
Google+
[sunting | sunting sumber]Google+ gunakan tombol suka yang disebut +1 (jargon Internet untuk kata "aku suka" atau "aku setuju"), yang dikenalkan pada bulan Juni 2011.[12] Pada bulan Agustus 2011, tombol +1 menjadi ikon untuk berbagi konten.[13]
Isu hukum
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2017, seseorang didenda 4.000 franc Swiss oleh pengadilan daerah Swiss karena memberi suka pada pesan fitnah di Facebook yang berisi hujatan pada seorang aktivis. Menurut pengadilan, terdakwa "dengan sengaja mendukung konten tidak pantas dan menyalin pesan tersebut".[14]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "How Vimeo became hipster YouTube". Fortune (dalam bahasa Inggris). 23 Februari 2011. Diakses tanggal 1 Desember 2021.
- ^ Taylor, Bret (30 Oktober 2007). "I like it, I like it". FriendFeed. Diakses tanggal 21 Oktober 2014.
- ^ Kincaid, Jason (10 Agustus 2009). "Facebook Acquires FriendFeed (Updated)". TechCrunch. Diakses tanggal 21 Oktober 2014.
- ^ Ozanne, Marie; Cueva Navas, Ana; Mattila, Anna S.; Van Hoof, Hubert B. (1 April 2017). "An Investigation Into Facebook "Liking" Behavior An Exploratory Study". Social Media + Society (dalam bahasa Inggris). 3 (2): 2056305117706785. doi:10.1177/2056305117706785 . ISSN 2056-3051.
- ^ Pócs, Dávid; Adamovits, Otília; Watti, Jezdancher; Kovács, Róbert; Kelemen, Oguz (21 Juni 2021). "Facebook Users' Interactions, Organic Reach, and Engagement in a Smoking Cessation Intervention: Content Analysis". Journal of Medical Internet Research (dalam bahasa Inggris). 23 (6): e27853. doi:10.2196/27853 . ISSN 1438-8871.
- ^ Lowensohn, Josh (31 Maret 2010). "YouTube's big redesign goes live to everyone". CNET. Diakses tanggal 9 November 2015.
- ^ Siegler, M.G. (22 September 2009). "YouTube Comes To A 5-Star Realization: Its Ratings Are Useless". TechCrunch. Diakses tanggal 9 November 2015.
- ^ "Google+ replacing ability to dislike a YouTube video?". Geek.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 November 2018. Diakses tanggal 9 November 2015.
- ^ Best, Shivali (5 Februari 2019). "YouTube might remove its dislike button to combat 'dislike mobs'". Mirror.co.uk. Diakses tanggal 18 Februari 2019.
- ^ Perez, Sarah (12 November 2021). "YouTube is removing the dislike count on all videos across its platform". TechCrunch. Diakses tanggal 12 November 2021.
- ^ Siegler, M.G. (31 Mei 2011). "Whoops Redux: Looks Like Partner Just Leaked Google's +1 Button For Websites Launch". TechCrunch. Diakses tanggal 14 Februari 2015.
- ^ Newman, Jared (24 Agustus 2011). "Google +1 Now Links to Google+ Profiles: Let the War on Facebook's 'Like' Button Begin". PC World. Diakses tanggal 14 Februari 2015.
- ^ Man fined by Swiss court for 'liking' defamatory comments on Facebook - The Guardian. 30 Mei 2017. Diakses tanggal 3 Oktober 2022.