Lompat ke isi

Suku Marind

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Marind
Marind-Anim
Pria Marind-Anim berpakaian untuk upacara adat di pantai selatan Belanda Nugini. Tahun 1920-an.
Jumlah populasi
37.558[1]
Daerah dengan populasi signifikan
 Indonesia (Papua Selatan)
Bahasa
Bahasa Marind dari Rumpun bahasa Trans-Nugini lingkup bahasa Papua
Agama
Kristen (didominasi), keyakinan adat
Kelompok etnik terkait
Yaghai, Kanum, Yei, Boazi (Kuni), Tirio, dll

Malind Anim (alias Marind-Anim atau Malind Anim) merupakan suatu kelompok etnis atau suku bangsa yang berasal dari wilayah Papua Selatan, Indonesia. Suku bangsa Malind Anim adalah suku bangsa terbesar di Papua bagian selatan. Suku bangsa ini tersebar mulai dari Kondo sampai sungai Digoel.[2]

Wilayah Kondo berbatasan langsung dengan wilayah negara Papua Nugini, yaitu berada di dekat sungai Fly, sedangkan sungai Digoel adalah batas akhir persebaran suku bangsa Malind Anim. Sungai Digoel adalah sungai terbesar di Papua Selatan yang menjadi batas wilayah antara suku bangsa Malind Anim dengan suku-suku lainnya seperti Awyu, Muyu, Mandobo, Kimaam, dan Korowai.[2]

Pengertian Malind Anim

[sunting | sunting sumber]

Kata Malind berasal dari kata ALLAH WI yang mana ALLAH WI adalah bapa itu sendiri dalam kepercayaan suku bangsa Malind Anim. Mali ( nama asli dari suku bangsa Malind )

Kebiasaan hidup

[sunting | sunting sumber]

Kebiasan hidup Suku Bangsa Malind Anim adalah meramu, dengan cara hidup mengumpulkan makanan dari hutan. Suku Bangsa Malind Anim suka berburu hewan hewan endemik seperti Rusa, kangguru/ walabi. Suku bangsa Malind anim Hidup selain beburu mereka juga suka bertani. Suku bangsa Malind Anim memiliki budaya bertani sejak dulu yang disebut dengan istilah Wambad. Wambad yaitu membuat bedeng bedengan yang tinggi sehingga pada saat penanaman tanaman yang di tanah tidak

Geografis

[sunting | sunting sumber]
Sebuah peta yang menunjukkan kelompok bahasa Nugini. Daerah berbahasa Marind disorot dalam warna merah.

Suku Bangsa Malind Anim hidup di bawah sungai Digul, barat Pulau Yos Sudarso, melewati sungai Malogh di bagian bawahnya, termasuk Merauke).[3] bagian timur kali fly dan torasi

Hari ini suku Bangsa Malind-anim masuk dalam provinsi Papua selatan, setelah dimekarkan dari Provinsi Papua. Secara geografis Suku Bangsa Malind Anim persebaranya tidak hanya di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, namun sampai ke negara tetangga yakni Papua Nugini, yakni kali Fly sampai ke wilayahnya suku Kiwai.

Pada masa lalu, para orang-orang Marind terkenal karena berburu kepala.[4] Hal ini berakar pada sistem kepercayaan mereka dan terkait dengan pemberian nama bayi yang baru lahir.[5] Tengkorak itu diyakini mengandung seperti kekuatan prestise.[6] Berburu kepala tidak termotivasi terutama oleh kanibalisme, tetapi daging orang yang sudah tewas itu dikonsumsi.[7]

Kata seperti leluhur, roh, makhluk adalah dema dalam bahasa Marind. Kesamaan dari kata tersebut yang merujuk ke "setan" adalah bersifat insidental. Setiap keluarga terus menurunkan tradisi ini, itu terutama tugas dari orang-orang besar di keluarga masing-masing. Pengaruh-orang besar tidak berarti melampaui keluarga besar mereka.[8]

Beberapa suku yang termasuk sub-suku Marind-Anim adalah Bian-Marind, Kanum, Yab (Maklew-Yelmek), Marori, dan Yey.[9]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]

Bacaan terkait

[sunting | sunting sumber]
  • Van Baal, Jan (1966). Dema. Description and Analysis of Marind-Anim Culture (South New Guinea). The Hague: Martinus Nijhoff. 
  • Van Baal, Jan (2007). "Marind-anim". World Culture Encyclopedia. Advameg Inc. 
  • Corbey, Raymond (2010). Headhunters from the swamps: The Marind Anim of New Guinea as seen by the Missionaries of the Sacred Heart, 1905-1925. Leiden: KITLV Press and Zwartenkot Art Books. 
  • Nevermann, Hans (1957), Söhne des tötenden Vaters. Dämonen- und Kopfjägergeschichten aus Neu-Guinea, Das Gesicht der Völker (dalam bahasa (Jerman)), Eisenach • Kassel: Erich Röth-Verlag  The title means Sons of the killing father. Stories about demons and headhunting, recorded in New Guinea.
  • Unknown photographer (cca 1920s). "Marind-Anim men dressed for ceremony, south coast Dutch New Guinea". Old photographs (postcard). Oceania Ethnographica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-17. Diakses tanggal 2015-07-15.  A fabulous image of warriors with their drums; the man on the left holds an extremely rare type of carved wooden fish totem.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]