Revolusi 1989
Revolusi 1989 | |
---|---|
Nama lain | Jatuhnya Komunisme, Kolapsnya Komunisme, Revolusi Eropa |
Tanggal | 21 April 1988 – 24 September 1993 (4 tahun dan 6 hari) |
Lokasi | Eropa (terutama Eropa Tengah, kemudian merambat ke Eropa Timur) China Negara komunis lainnya |
Partisipan | Warga negara-negara Blok Timur |
Hasil |
|
Revolusi 1989 (disebut juga dengan Kejatuhan Komunisme atau Revolusi Eropa Timur[1]) adalah revolusi yang pecah di negara komunis di beberapa negara Eropa Tengah dan Timur.
Revolusi dimulai di Polandia tahun 1988,[2][3] kemudian berlanjut di Hungaria, Jerman Timur, Bulgaria, Cekoslowakia, dan Rumania. Salah satu hal penting dalam perkembangan revolusi ini adalah penggunaan demonstrasi anti kekerasan terhadap pemerintahan partai tunggal dan tuntutan untuk perubahan.[4] Rumania adalah satu-satunya negara Blok Timur yang menggulingkan rezim komunisnya melalui kekerasan.[5] Demokrasi Tiananmen 1989 gagal mengubah keadaan politik China. Revolusi anti-komunis yang paling terkenal adalah runtuhnya Tembok Berlin, yang akhirnya menjadi pintu gerbang Reunifikasi Jerman tahun 1990.
Uni Soviet dibubarkan akhir tahun 1991 yang menghasilkan 14 negara baru: Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Latvia, Lithuania, Moldova, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina dan Uzbekistan. Mereka mendeklarasikan kemerdekaan dari Uni Soviet dan saat ini sebagian besar sisa Uni Soviet adalah Federasi Rusia. Komunisme diabaikan di Albania dan Yugoslavia tahun 1990 sampai 1992, sampai akhirnya Yugoslavia terpecah menjadi 5 negara: Bosnia dan Herzegovina, Kroasia, Makedonia, Slovenia, dan Republik Federal Yugoslavia (nantinya berganti nama menjadi Serbia dan Montenegro, dan kemudian mereka berpisah lagi menjadi Serbia dan Montenegro). Serbia kemudian terpecah lagi dengan pernyataan kemerdekaan Kosovo tahun 2008. Cekoslowakia terpecah secara damai menjadi Republik Ceko dan Slowakia tahun 1992.[6] Dampaknya terasa di negara-negara sosialis, di mana komunis ditinggalkan di Kamboja, Ethiopia, Mongolia, dan Yaman Selatan. Hancurnya komunisme disebut-sebut oleh para pengamat sebagai akhir Perang Dingin.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ See various uses of this term in the following publications. The term is a play on a more widely used term for 1848 revolutions, the Spring of Nations. Also Polish term Jesień Ludów or Jesień Narodów in in Polish language publications.
- ^ Sorin Antohi and Vladimir Tismăneanu, "Independence Reborn and the Demons of the Velvet Revolution" in Between Past and Future: The Revolutions of 1989 and Their Aftermath, Central European University Press. ISBN 963-9116-71-8. p.85.
- ^ Boyes, Roger (4 June 2009). "World Agenda: 20 years later, Poland can lead eastern Europe once again". The Times. UK. Diakses tanggal 4 June 2009.
- ^ Adam Roberts, Civil Resistance in the East European and Soviet Revolutions, Albert Einstein Institution, 1991. ISBN 1-880813-04-1. Available as pdf from: http://www.aeinstein.org/organizationse3a7.html Diarsipkan 2013-09-01 di Wayback Machine..
- ^ Piotr Sztompka, preface to Society in Action: the Theory of Social Becoming, University of Chicago Press. ISBN 0-226-78815-6. p. x.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-19. Diakses tanggal 2013-07-30.
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Garton Ash, Timothy (5 November 2009). "1989!". The New York Review of Books. 56 (17).
- Leffler, Melvyn P.; Westad, Odd Arne, ed. (2010). The Cambridge History of the Cold War: Vol. III, Endings. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-83721-7.
- Lévesque, Jacques (1997). The Enigma of 1989: The USSR and the Liberation of Eastern Europe. University of California Press. hlm. 275. ISBN 978-0-520-20631-1.
- Roberts, Adam (1991). Civil Resistance in the East European and Soviet Revolutions. Cambridge, MA: Albert Einstein Institution. ISBN 1-880813-04-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-01. Diakses tanggal 2013-07-30.
- Roberts, Adam; Garton Ash, Timothy, ed. (2009). Civil Resistance and Power Politics: The Experience of Non-violent Action from Gandhi to the Present. Oxford: University Press. ISBN 978-0-19-955201-6. Contains chapters on the Soviet Union (Mark Kramer), Czechoslovakia (Kieran Williams), Poland (Alexander Smolar), Baltic States (Mark R. Beissinger), China (Merle Goldman), and East Germany (Charles Maier).
- Sebestyen, Victor (2009). Revolution 1989: The Fall of the Soviet Empire. Phoenix. ISBN 978-0-7538-2709-3.
- Walesa, Lech (1991). The Struggle and the Triumph: An Autobiography. Arcade. ISBN 1-55970-221-4.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- The History of 1989: The Fall of Communism in Eastern Europe
- Some of aspects of state national economy evolution in the system of the international economic order.
- A look at the collapse of Eastern European Communism two decades later Diarsipkan 2009-10-03 di Wayback Machine.
- Annotated Bibliography Diarsipkan 2011-11-18 di Wayback Machine.
- Oliver Kloss: Revolutio ex nihilo? Zur methodologischen Kritik des soziologischen Modells "spontaner Kooperation" und zur Erklärung der Revolution von 1989 in der DDR. In: Heiner Timmermann (Hrsg.): Agenda DDR-Forschung. Ergebnisse, Probleme, Kontroversen. (Dokumente und Schriften der Europäischen Akademie Otzenhausen. Band 112) Muenster, LIT Verlag, 2005, ISBN 3-8258-6909-1, S. 363–379 + Ergänzender Anhang A – F.