Lompat ke isi

Red Digital Cinema

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Red Digital Cinema
Swasta
IndustriSinematografi digital
Didirikan2005; 19 tahun lalu (2005)
PendiriJim Jannard
Kantor pusat,
Tokoh kunci
Jim Jannard
Jarred Land
ProdukKamera Red One, Epic, Scarlet, DSMC2, Scarlet-W & Red Raven
PemilikJim Jannard, Jarred Land
Situs webwww.red.com
Facebook: reddigitalcinema X: RED_Cinema Instagram: reddigitalcinema Youtube: UCbgqb0ODUGP0APcPGVxh-fg Modifica els identificadors a Wikidata

Red Digital Cinema (Red Digital Cinema Camera Company) adalah sebuah perusahaan asal Amerika yang memproduksi kamera sinematografi digital profesional dan aksesorisnya.

Perusahaan ini berkantor pusat di Irvine, California dan memiliki studio di Hollywood, California. Perusahaan ini juga memiliki kantor di London, Shanghai, dan Singapura, gerai ritel di Hollywood, New York City, dan Miami, serta sejumlah pusat perbaikan di seluruh dunia.[1]

Red Digital Cinema didirikan oleh Jim Jannard, yang sebelumnya mendirikan Oakley. Sebagai seorang penggemar kamera yang memiliki lebih dari seribu model kamera, Jannard pun mendirikan perusahaan ini untuk dapat memproduksi kamera film digital 4K dengan harga yang relatif terjangkau.[2][3] Jannard mendapat ide tersebut saat ia membeli sebuah kamera video Sony HDR-FX1 dan menyadari bahwa hasil foto kamera tersebut harus dikonversi dengan perangkat lunak buatan Lumiere HD dan tidak dapat dilihat di Mac OS.[2] Pemilik Lumiere HD, Frederic Lumiere pun berkolaborasi dengan Jannard untuk mengembangkan sebuah alternatif dan memperkenalkan Ted Schilowitz, yang kemudian menjadi pegawai pertama Red.[4]

Anggota tim awal pun melakukan riset tertutup mengenai bagaimana cara membuat kamera digital yang dapat digunakan untuk memproduksi film Hollywood. Salah satunya ternyata adalah dengan menggunakan resolusi 4K, bukannya resolusi 2K yang umum dipakai saat itu. Halangan teknis lain adalah cara untuk mencapai kualitas fokus kamera DSLR tanpa mengorbankan tingkat bingkai. Salah satu solusi Red untuk masalah tersebut adalah dengan mengembangkan sebuah sensor dengan ukuran fisik mirip seperti film analog.[2] Pada NAB Show tahun 2006, Jannard mengumumkan bahwa Red akan memproduksi sebuah kamera film digital 4K yang diberi nama Red One, dan mulai dapat dipesan.

Pada bulan Maret 2007, sutradara Peter Jackson menyelesaikan uji kamera terhadap dua purwarupa kamera Red One, yang kemudian menjadi film pendek Crossing the Line.[5] Setelah melihat film pendek tersebut, sutradara Steven Soderbergh memberitahu Jannard: "Saya ikut. Saya harus memakai kamera itu." Soderbergh pun memakai dua purwarupa kamera Red One untuk memproduksi film Che.[2] Sebuah dokumenter pendek berjudul Che and the Digital Revolution juga dibuat untuk mengulas teknologi kamera Red yang digunakan dalam produksi film tersebut.[6] Red One pertama kali dikirimkan ke pembelinya pada bulan Agustus 2007. Salah satu program televisi pertama yang memakai kamera Red One adalah drama medis ER.[7]

Pada tahun 2010, Red mengakuisisi Ren-Mar Studios asal Hollywood, dan mengubah namanya menjadi "Red Studios Hollywood".[8] Pada tahun 2011, perusahaan ini telah mempekerjakan lebih dari 400 orang.[4] Pada tahun yang sama, Panavision, Arri, dan Aaton mengumumkan bahwa mereka tidak akan memproduksi kamera analog lagi. Red Digital Cinema dan Red One pun dianggap sebagai akselerator transisi dari kamera analog ke kamera digital.[7] Tanggapan Schilowitz terhadap anggapan tersebut adalah "Kami tidak pernah ingin membunuh film. Namun, kami ingin mengevolusinya."[4]

Pada tanggal 19 Agustus 2013, Jim Jannard mengumumkan bahwa ia pensiun dari perusahaan ini, dan menunjuk Jarred Land yang saat itu menjabat sebagai presiden perusahaan ini, untuk mengambil alih jabatannya.[9]

Pada tahun 2010, sebanyak 5% dari 100 film domestik teratas diproduksi dengan menggunakan kamera buatan perusahaan ini sebagai kamera utama. Persentase tersebut sempat mencapai 25% pada tahun 2016, namun kemudian terus menurun.[10]

Red Epic-X dengan heksakopter, 2011
RED CAMERA

Red One adalah kamera pertama buatan Red Digital Cinema yang diluncurkan pada tahun 2007.[11] Kamera tersebut dapat menangkap hingga 120 bingkai per detik dengan resolusi 2K atau hingga 60 bingkai per detik dengan resolusi 4K.[12] Sensor "Mysterium" di kamera tersebut ditujukan untuk digunakan dengan format RAW yang diberi nama Redcode. Pada tahun 2010, Red mulai menjual sensor 14 megapiksel yang diberi nama "M-X".[13] Red One dipandang memiliki kualitas yang sama dengan film 35 mm.[2][14] Red One dibuat dengan paduan aluminum dan bodinya saja seberat 10 lbs (4,5 kg).

Kamera tersebut digunakan untuk memproduksi film Wanted, Che, The Informant, dan The Girl with the Dragon Tattoo. Pada tahun 2010, Red meluncurkan Red Epic yang digunakan untuk memproduksi film The Amazing Spider-Man, The Hobbit, Prometheus, Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides, dan The Great Gatsby, serta sejumlah film lain.

Sistem DSMC

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2009, Red mulai meluncurkan kamera baru dengan faktor bentuk yang berbeda dari Red One. Dirancang untuk memfasilitasi foto atau video, tergantung pada pengaturan bantalannya, Red menyebutnya sebagai DSMC, yang merupakan singkatan dari "Digital Stills and Motion Capture".[15] Kamera pertama yang diluncurkan dengan sistem tersebut adalah Epic-X, sebuah kamera foto dan video profesional yang dilengkapi dengan bantalan lensa yang dapat diganti. Setelah itu, jajaran produk kamera baru yang diberi nama Scarlet juga diluncurkan dengan spesifikasi yang lebih rendah dan harga yang lebih murah. Awalnya Scarlet dilengkapi dengan sensor citra 5K, dan kemudian sensor 6K yang diberi nama "Red Dragon" juga ditawarkan, dengan rentang dinamis yang lebih tinggi.[16]


Sistem DSMC2

[sunting | sunting sumber]
Kamera RED Raven di BSC Expo 2016

Jajaran produk kamera DSMC2 diperkenalkan pada tahun 2015 sebagai faktor bentuk baru untuk semua kameranya hingga tahun 2020.[17] Weapon 8K VV dan Weapon 6K menjadi dua kamera pertama yang diluncurkan di jajaran tersebut, lalu disusul oleh Red Raven 4.5K dan Scarlet-W 5K. Format pemotretan pihak ketiga, seperti Apple ProRes dan Avid DNxHD, juga tersedia di kamera-kamera tersebut.[18]

Pada tahun 2016, sebuah sensor 8K yang diberi nama "Helium" diperkenalkan di dua kamera, yakni Red Epic-W dan Weapon 8K S35. Pada awal bulan Januari 2017, Helium mendapat skor sensor tertinggi, yakni 108, dari situs web DxOMark.[19] Guardians of the Galaxy Vol. 2 kemudian menjadi film pertama yang diproduksi dengan menggunakan kamera Weapon. Film tersebut diproduksi dengan resolusi 8K, dan dilengkapi dengan alur kerja yang setara, sehingga mengalahkan Gone Girl karya David Fincher sebagai film dengan alur kerja pascaproduksi beresolusi tertinggi.

Hydrogen One

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2017, Red mengumumkan niatnya untuk masuk ke pasar ponsel cerdas, antara lain dengan menawarkan fitur layar holografik 5,7" dan integrasi ke produk kameranya.[20] Pada tanggal 18 Mei 2018, Red mengumumkan Hydrogen One yang rencananya akan diluncurkan pada bulan Agustus 2018. Fitur yang dijanjikan di Hydrogen One meliputi layar holografik, suara spasial, add-on modular, kompatibilitas dengan program kamera buatan Red, dan peluncuran layanan streaming.[21] Setelah diluncurkan, ponsel cerdas tersebut mendapat kritik, dan dianggap sebagai salah satu calon produk teknologi terburuk pada tahun 2018, karena tidak dilengkapi dengan perangkat lunak terbaru dan kapabilitas yang mumpuni.[22] Ponsel tersebut pun tidak terlalu laku, dan pada tahun 2019, add-on modular yang dijanjikan juga menghilang dari situs web Red. Pada akhir tahun 2019, perusahaan ini resmi menghentikan jajaran produk tersebut.[23]

RED Komodo

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2019, Jared Land mengumumkan kamera Red Komodo.[24] Pada tahun 2020, Red mulai mengirimkan versi "beta" dari Red Komodo ke pembeli yang telah memesan. Harga kamera beta tersebut adalah $6.995, sementara kamera reguler hanya seharga $6.000 (bodi saja). Kamera Komodo dilengkapi dengan video 6K, sensor super 35, bantalan lensa RF, plat baterai BP ganda, dan rana global.[25]

Hasil foto Red Weapon Helium 8K, dengan bingkai 6K, 4K, 3K, HD, dan Instagram. Difoto dengan menggunakan Canon FD 135 mm f/2.8.

Produk lain

[sunting | sunting sumber]

Red menawarkan bantalan PL S35 prime dan zoom untuk kameranya.

Nama Panjang fokus Bukaan Jarak fokus minimum
PRO PRIME 18mm T1,8 4"
25mm T1,8 4"
35mm T1,8 4"
50mm T1,8 6"
85mm T1,8 18"
100mm T1,8 24"
300mm T2,9 7.36 ft.
Nama Panjang fokus Bukaan Jarak fokus minimum
PRO ZOOM 17-50mm T2,9 4"
18-85mm T2,9 8"
50-150mm T2,8 8"

Perangkat lunak

[sunting | sunting sumber]

Red mulai menjual paket Redcine-X untuk alur kerja pascaproduksi pada tahun 2009.[26] Proses mendekompresi data sensor dapat dipercepat dengan menggunakan kartu akselerator Red Rocket.[27] Terdapat juga SDK yang dapat diunduh untuk bekerja langsung dengan foto Redcode dan untuk mengendalikan kamera dari jarak jauh.[28]

Diumumkan pada tahun 2012, Redray Player merupakan perangkat tersendiri pertama yang dapat menyediakan konten 4K ke layar yang mendukung 2D atau 3D. Menggunakan sebuah penyimpanan internal sebesar 1TB, Redray memainkan media 4K atau HD dengan format Redcode. Redray menggunakan presisi 4:2:2 12-bit.[29] Sebuah proyektor laser film juga diumumkan pada tahun 2012, namun tidak pernah diluncurkan.[30]

Tuntutan hukum

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 18 Agustus 2008, Red mengajukan tuntutan hukum terhadap LG atas penggunaan nama Scarlet.[31] Red menuduh LG "... mengambil nama merek 'Scarlet' ...." setelah Red menolak permintaan LG yang ingin memakai nama tersebut.[32]

Pada tanggal 23 September 2011, Jannard mengumumkan bahwa akun surel pribadinya diretas oleh mantan pimpinan Arri, Michael Bravin.[33] Sebuah tuntutan hukum pun diajukan terhadap Arri dan Bravin pada akhir tahun 2011, dan akhirnya berakhir dengan damai pada tahun 2013.[34]

Pada tanggal 27 Juni 2012, Red menuntut Wooden Camera, sebuah produsen aksesoris pihak ketiga, atas tuduhan pelanggaran paten.[35]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Worldwide Locations - RED Digital Cinema". www.red.com. 
  2. ^ a b c d e "Analog Meets Its Match in Red Digital Cinema's Ultrahigh-Res Camera". WIRED. 
  3. ^ "The History of RED Digital Cinema". red.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-17. Diakses tanggal 2021-11-09. 
  4. ^ a b c Gomes, Lee (December 19, 2011). "Red: The Camera That Changed Hollywood". MIT Technology Review. Diakses tanggal April 22, 2018. 
  5. ^ SnakesOnAnAfricanPlain (August 10, 2007). "Crossing the Line (2006)". IMDb. 
  6. ^ Che: The Criterion Collection (Blu-ray) Diarsipkan January 21, 2010, di Wayback Machine. by Christopher Long, DVD Town, January 16, 2010
  7. ^ a b Kantilaftis, Helen (August 7, 2015). "How RED cameras changed the game". New York Film Academy. Diakses tanggal April 22, 2018. 
  8. ^ "RED buys Ren Mar Studios in Hollywood". Studio Daily. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-15. Diakses tanggal 2021-11-09. 
  9. ^ "RED's CEO Jim Jannard Has Resigned, Jarred Land To Take Helm". Fstoppers. August 19, 2013. Diakses tanggal August 10, 2018. 
  10. ^ "The use of digital vs celluloid film on Hollywood movies | Stephen Follows" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-16. 
  11. ^ "The Red Digital Camera Company". digital-intermediate.co.uk. 
  12. ^ "RENTALS". simdigital.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 26, 2014. 
  13. ^ Twarog, Zbigniew (June 14, 2010). "New Mysterium-X Sensor for RED One Camera". Rule. 
  14. ^ Charlie White. "Red One Digital Cinema Camera Price List Now On Line, Still Not Shipping". Gizmodo. Gawker Media. 
  15. ^ "RED Announces DSMC". outdoorphotographer.com. 
  16. ^ "RED Dragon is Finally Here: Upgrade Schedule Announced, SCARLET Will Get Dragon Upgrade". No Film School. 
  17. ^ "Obsolescence..." www.reduser.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-13. Diakses tanggal 2021-11-09. ...making a commitment right now that the DSMC2 form factor will stay the same until at least 2020. 
  18. ^ Fauer, Jon (October 11, 2016). "RED 8K HELIUM Super35mm Cameras". Film and Digital Times. Diakses tanggal April 22, 2018. 
  19. ^ DxO. "RED Helium 8K DxOMark Sensor Score: 108 — A new all-time-high score! | DxOMark". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-19. Diakses tanggal January 13, 2017. 
  20. ^ Allard, Matthew (July 7, 2017). "The Red Hydrogen – niche phone for the faithful or breakthrough tech for the masses?". News Shooter. Diakses tanggal April 22, 2018. 
  21. ^ "The $1,200 Red Hydrogen One phone is coming to Verizon and AT&T this summer, but why?". PCWorld. Diakses tanggal May 18, 2018. 
  22. ^ "RED's Hydrogen One was the worst tech product of 2018". MashableUK. Diakses tanggal October 25, 2019. 
  23. ^ "Red quits the smartphone business after a single, terrible phone". Ars Technica. Diakses tanggal October 26, 2018. 
  24. ^ "Another RED Komodo 6K Teaser". Newsshooter (dalam bahasa Inggris). 2019-08-09. Diakses tanggal 2020-08-25. 
  25. ^ "6K RED Komodo In-Depth Review | Best Indie Cinema Camera!? - YouTube". www.youtube.com. Diakses tanggal 2020-08-25. 
  26. ^ Scott Simmons. "Pro Video Coalition - RED announces REDCINE-X™". provideocoalition.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-15. Diakses tanggal 2021-11-09. 
  27. ^ Peters, Oliver (February 18, 2012). "A RED post production workflow". DV Magazine. Diakses tanggal April 22, 2018. 
  28. ^ "Developers". red.com. 
  29. ^ "REDRAY Has Arrived". red.com. 
  30. ^ "REDray 4K cinema laser projector and player eyes-on". engadget.com. 
  31. ^ "Red brings the trademark pain against LG's Scarlet HDTV". Engadget. Diakses tanggal June 21, 2012. 
  32. ^ "Head-2-Head News". H2hreviews.com. October 1, 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-29. Diakses tanggal June 21, 2012. 
  33. ^ "Michael Bravin Charged with email hacking!". Reduser.net. September 22, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-18. Diakses tanggal June 21, 2012. 
  34. ^ "Movie-Camera Maker Red Accuses Rival Arri of Corporate Espionage". Reuters. December 29, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-30. Diakses tanggal 2021-11-09. 
  35. ^ "Red Sues Wooden Camera Over Patent Infringements, Sunglasses & More". Cinescopophilia. June 27, 2012. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]