Puteri Giok
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada November 2022. |
Puteri Giok | |
---|---|
Sutradara | Maman Firmansjah |
Produser | Sjamsuddin |
Ditulis oleh | Deddy Armand Sjamsuddin |
Cerita | Sjamsuddin |
Pemeran | Hengky Nero John Gunadi Dian Ariestya Hermansyah Farouk Afero |
Penata musik | Gatot Sudarto |
Sinematografer | Sjamsuddin |
Penyunting | Rizal Asmar |
Perusahaan produksi | Sjam Studio Film Production |
Tanggal rilis | 1 Desember 1980 |
Durasi | 96 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Puteri Giok adalah film drama Indonesia yang dibuat pada tahun 1980 dan disutradarai oleh Maman Firmansjah. FIlm ini diproduksi oleh Sjamsuddin.
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Suku, Bangsa dan Agama, Mewarnai Bhineka Tunggal Ika, Untaian Rantai Tanah Air Tercinta, Semuanya menjadi Moral Pancasila:
Adalah Ciri Nasional dari berbagai sumber kita berasal. Disana terjadi pembauran Menjadi Persatuan dan Kesatuan, Menjabi Persatuan dan Kesatuan.
Semuanya menjadi Kekuatan, dalam membina Ketahanan. Syarat berhasilnya Pembangunan bagi Cita-Cita Kemerdekaan.
— Ibu Adam Malik, Butir-Butir Pancasila (Jakarta, 17 Agustus 1981)
Seorang pengusaha keturunan Cina, Han Liong Swie, mempunyai seorang putra, Han Tek Liong dan seorang putri, Han Giok Nio. Kedua anak tersebut terlibat cinta dengan gadis dan pemuda pribumi. Pada mulanya Han Liong Swie bisa toleran, tetapi atas pengaruh teman bisnisnya, seorang keturunan asing bukan Cina, Han mendadak berubah pikiran dan menentang keras hubungan cinta anak-anaknya itu dengan orang pribumi. Situasi keluarga itu menjadi panas, hingga memuncak pada pembabatan rambut Giok Nio sampai gundul, agar hubungannya dengan pemuda pribumi, Herman terputus. Merenungkan kembali tindakannya, dalam benak ayah itu terlintas bayang-bayang tragis, putrinya bersama kekasihnya mengambil jalan sesat melakukan bunuh diri di air terjun. Bayang-bayang maut bagi anaknya yang selalu menghantui itu, akhirnya menyadarkan pikirannya, sehingga anak-anaknya bebas menentukan pilihan jodohnya.
(Sumber: filmindonesia.or.id)
Mengtengahkan
[sunting | sunting sumber]- Hengky Nero sebagai Han Liong Swie
- John Gunadi sebagai Han Tek Liong
- Dian Ariestya sebagai Han Giok Nio
- Hermansyah sebagai Herman
- Farouk Afero sebagai Teman bisnis
- Susy B'Olle
- Ade Irawan
- Titiek Puspa
- Kusno Sudjarwadi
- Etty Sumiati
- Yulia Shinta
Staf
[sunting | sunting sumber]- Bersama: Prambors Softball League
- Pemimpin Unit: Yudhi A.S.
- Pemb. Pemimpin Unit I: Freddy Djohar
- Pemb. Pemimpin Unit II: Alex Manoppo
- Keuangan: Ananta Surwadi
- Pemb. Juru Camera: D. Hasan Rate
- Penata Lampu: Mat Sani, Pepen Rojali, Dasri Abdullah
- Pembantu Umum: Aras Sanusi, Rusdi
- Penata Artistik: Ardi Achmad
- Pemb. Penata Artistik: Hasan Sonny
- Set Dekorasi: Adeng Suhandi
- Perlengkapan: Indro Cahyono, Sumardi
- Juru Rias: Rudi Herman
- Penata Pakaian: Titien Isnar
- Juru Photo: Ratno, Budi Sardjono
- Costume: Caterina
- Designer: Ramli
- Pembantu Sutradara: Nana Awaludin
- Juru Catan: Ridwan Adam's
- Juru Camera: Sjam
- Juru Suara: Zakaria Rasyid
- Pemb. Juru Suara: Iwan Maurits
- Penata Gambar: Muchsin Hamzah
- Ilustrasi Musik: Gatot Sudarto
- Pemimpin Produksi: Sjumantiasa
- Ceritera: Bung Sjam
- Scenario: Deddy Armand
- Studio, Laboratorium: INTER STUDIO - Jakarta
- Produser Pelaksana: M. Hasyim
- Sutradara: Maman Firmansjah
- Perusahaan Produksi: P.T. Sjam Studio Film Production
- Nomor Isin Produski: 065/SIP/FCN/DPF-II/1980, tanggal 1 Desember 1980