Lompat ke isi

Pinjal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pinjal
Periode Middle Jurassic–Recent[1]
Siphonaptera Edit nilai pada Wikidata

Gambar kutu, dilihat melalui Scanning electron microscope (SEM)
Taksonomi
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found.
OrdoSiphonaptera Edit nilai pada Wikidata
Latreille, 1825
Tata nama
Sinonim taksonAphaniptera
Upaordo
Ceratophyllomorpha

Hystrichopsyllomorpha
Pulicomorpha

Pygiopsyllomorpha

Pinjal adalah serangga yang termasuk ordo Siphonaptera.[2] Pinjal merupakan serangga parasit yang umumnya ditemukan pada hewan, tetapi terkadang juga pada manusia.[3][4] Pinjal menghisap darah dari inang yang ditumpanginya.[3]

Beberapa spesies pinjal yang telah ditemukan antara lain pinjal kucing (Ctenocephalides felis), pinjal anjing (Ctenocephalides canis), pinjal manusia (Pulex irritans), dan pinjal melekat erat (Echidnophaga gallinacea).[4][5] Sejauh ini telah ditemukan lebih dari 2.000 spesies pinjal di seluruh dunia.[5]

Ciri-ciri fisik

[sunting | sunting sumber]
Pinjal kucing di bawah mikroskop x35

Pinjal tidak memiliki sayap, namun memiliki kaki belakang yang kuat sehingga mampu melompat dan berlari melewati rambut atau bulu pada permukaan tubuh inangnya.[5] Pinjal dewasa dapat tumbuh hingga panjang 1 sampai 3 milimeter dengan tubuh berbentuk pipih vertikal dan berwarna cokelat kemerahan atau cokelat kehitaman.[4][5]

Penyakit yang ditularkan

[sunting | sunting sumber]

Seperti yang diketahui, pinjal hidup dari menghisap darah dari inang yang ditumpanginya.[4] Saat pinjal menggigit kulit inangnya, air ludah pinjal akan ikut masuk ke dalam jaringan kulit dan menyebabkan radang serta alergi.[4] Terkadang pinjal juga membawa agen penyakit bersamanya, seperti bibit cacing pita dan bakteri Yersinia pestis yang menyebabkan penyakit pes.[4][6] Selain itu, kotoran pinjal juga mampu menyebabkan penyakit Rickettsia jika masuk ke dalam luka gigitannya.[6]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Huang, D., Engel, M.S., Cai, C., Wu, H., Nel, A. (2012). "Diverse transitional giant fleas from the Mesozoic era of China". Nature, in press. DOI:10.1038/nature10839.
  2. ^ Prof. drh. Charles Rangga Tabbu, M. Sc., Ph.D. . 2002 . Penyakit Ayam dan Penanggulangannya - Volume 2 . Penerbit Kanisius . ISBN 978-979-21-0462-2
  3. ^ a b Weller, Barbara F. . I. Hartono, Andry, II. Yudha, Egi Komara . 2005 . Kamus Saku Perawat, Edisi 22 . Penerbit Buku Kedokteran EGC . ISBN 979-448-660-4
  4. ^ a b c d e f Soeharsono . 2007 . Penyakit Zoonotik pada Anjing dan Kucing . Penerbit Kanisius . ISBN 978-979-21-1721-9
  5. ^ a b c d "Fleas: What Tahy Are, What To Do" (PDF). University of Florida IFAS Extension. 2009. Diakses tanggal 2014-05-17. 
  6. ^ a b Djaenudin Natadisastra, dr., Sp. ParK.; Prof. Dr. Ridad Agoes, MPH . 2005 . Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang . Penerbit Buku Kedokteran EGC . ISBN 978-979-448-790-7