Lompat ke isi

Pantai Modangan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pantai Modangan adalah sebuah pantai di pesisir selatan Pulau Jawa secara administratif masuk daerah Dusun Kalitekuk, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, yang merupakan pantai paling ujung selatan barat Kabupaten Malang, Jawa Timur,[1] Pantai ini terletak sekitar 65 km sebelah barat daya Kota Malang. Di pantai inilah tempat bermuaranya sungai yang menjadi batas alam yang memisahkan antara Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang. Perbatasan itu ditandai dengan sebuah tugu kecil yang terletak di tepi sebuah sungai yang juga bernama Sungai Modangan. Pantai Modangan memang berhimpitan langsung dengan Pantai Jolosutro di Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar. Pengunjung harus menempuh jalan yang sangat berliku jika ingin ke Pantai Modangan.

Asal nama

[sunting | sunting sumber]

Nama Modangan berasal dari pemberian pasukan Pangeran Diponegoro yang pernah tinggal di sana. Setelah berakhirnya Perang Diponegoro banyak pasukannya yang menyembunyikan diri di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Pantai Modangan menjadi pilihan berlindung karena lokasinya memang cukup terisolasi. Ketika itu, sekitar tahun 1850-an, ratusan orang yang bersembunyi melakukan makan bersama di hutan yang berada di bibir pantai. Berawal dari makan-makan bersama itulah, akhirnya mereka menamakan pantai tersebut dengan “modangan” berasal dari kata madang. Ini adalah bahasa Jawa lama yang berarti makan bersama-sama.

Untuk menuju ke pantai ini cenderung lebih mudah jika dituju dari arah Donomulyo, Kabupaten Malang. Dari Kota Malang pengunjung bisa mengambil arah ke Kepanjen. Dari Kepanjen terus ke arah Bendungan Sengguruh, lalu melewati pertigaan Pagak kemudian mengambil arah menuju Kecamatan Donomulyo. Dari pertigaan setelah pasar Donomulyo langsung mengambil arah kanan atau menuju arah Wates (Blitar). Jalannya sudah beraspal mulus sepanjang sekitar 1 km. Sekitar 2 km sebelum masuk Desa Sumberoto aspalnya mulai berlubang-lubang. Tidak jauh dari gerbang masuk Desa Sumberoto ada sebuah pertigaan Pasar Ngelo, lalu berbelok ke arah kiri dan mengikuti jalan desa yang awalnya masih beraspal rusak. Dan setelah menemukan perempatan Jalur Lingkar Selatan itu kita bisa mengambil jalan lurus (jalannya penuh tanjakan) atau kanan.

Di sini kita akan mulai terdengar suara gemuruh ombak sebagai pertanda pantai sudah dekat. Dari perempatan itu kita mengkijuti JLS sekitar 1 km dengan medan turunan dan tidak jauh kemudian akan kita jumpai pos jaga kehutanan (Pos Miri). Sebelum jembatan Miri ada jalan menurun ke kiri, itu adalah jalan untuk menuju Pantai Modangan. Jarak dari jembatan ke pantai masih sekitar 800 m lagi. Jalan turunan cukup curam dan nantinya kita akan berada di bawah jembatan Miri. Setelah jalanan yang menurun terdapat persimpangan, keduanya sama-sama mengarah ke Pantai Modangan. Jika lurus maka kita akan melalui jalan berbatu dan tanjakan yang sangat berat namun itu jalur yang terdekat. Pengunjung harus menembus bukit, hutan jati, serta ada sungai kecil yang dinamakan Sungai Modangan. Sungai itu masih penuh dengan batu-batu besar serta batu sebesar bola sepak namun bergerigi tajam. Namun pengunjung bisa juga menghindari sungai itu dengan sedikit memutar memilih jalur ke arah kiri. Namun sama saja, jalan terjal bebatuan tetap akan ditemui. Jika mengambil jalan sebelah kiri lebih lebar dan berupa makadam. Jalan ini hanya mudah dilewati motor jenis trail. Kedua jalan tersebut akan bertemu di titik pertigaan muara sungai di Pantai Modangan.

Jika kita sampai di pantai yang mempunyai keunikan tersendiri, ini akan membuat rasa lelah dari perjalanan kita musnah. Ombak di pantai Modangan cukup besar, pasir putih yang masih bebas dari sampah, serta batuan-batuan hitam adalah beberapa hal yang bisa kita temukan di lokasi ini. Yang juga cukup unik, berbeda dari kebanyakan pantai lainnya yang umumnya memiliki struktur batuan berupa batuan kapur, batu-batuan yang ada di lokasi ini adalah jenis batuan andesit berlapis yang terbentuk dari lelehan lahar dari gunung berapi yang telah membeku.

Eksotika Pantai Modangan tidak diragukan lagi. Pasir pantainya yang putih, serta panorama alami di sekitarnya, menjadi daya tarik utama Pantai Modangan. Di sebelah kiri pantai merupakan area pasir putih yang lembut dan bersih. Sedangkan di sebelah kanan pantai terdapat bebatuan atau kumpulan batu yang hitam dan indah dan terdapat sebuah muara yang airnya jernih. Pantai ini memiliki karakteristik ombak yang indah. Deburan ombak yang menghantam tebing-tebing karang semakin menambah keindahan pantai ini. Sampai sekarang, Pantai Modangan tidak terlalu banyak dikunjungi wisatawan karena akses menuju ke pantai ini masih banyak yang rusak, sehingga menyulitkan bagi pengunjung yang akan menuju ke pantai ini.

Nama Modangan berasal dari pemberian pasukan Pangeran Diponegoro yang pernah tinggal di sana. Setelah berakhirnya Perang Diponegoro banyak pasukannya yang menyembunyikan diri di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Pantai Modangan menjadi pilihan berlindung karena lokasinya memang cukup terisolasi. Ketika itu, sekitar tahun 1850-an, ratusan orang yang bersembunyi melakukan makan bersama di hutan yang berada di bibir pantai. Berawal dari makan-makan bersama itulah, akhirnya mereka menamakan pantai tersebut dengan “modangan” berasal dari kata madang. Ini adalah bahasa Jawa lama yang berarti makan bersama-sama.

Referensi

[sunting | sunting sumber]