Lompat jangkit
Lompat Jangkit Atletik | |
---|---|
Rekor putra | |
Dunia | Jonathan Edwards (GBR) 18.29 m (60 ft 0 in) (1995) |
Olimpiade | Kenny Harrison (USA) 18.09 m (59 ft 4 in) (1996) |
Rekor putri | |
Dunia | Inessa Kravets (UKR) 15.50 m (50 ft 10 in) (1995) |
Olimpiade | Françoise Mbango (CMR) 15.39 m (50 ft 5¾ in) (2008) |
Lompat jangkit adalah salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang berupa gerakan melompat, mengangkat kaki ke atas dan ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara. Penekanan gerak lompat jangkit pada saat awalan lari dilanjutkan dengan lompat kijang dengan anggapan akan lebih meringankan dalam gerakan pada saat melompat. Lompat jangkit merupakan gerakan gabungan dari awalan, tolakan, waktu melayang dan mendarat.[1] Pendaratan dilakukan pada sikap jingkat sehingga atlet mendarat dengan kaki yang sama dengan saat bertumpu, pada saat langkah mendarat dengan kaki lain yang juga digunakan untuk tumpuan lompat.[2] Gerakan-gerakan tersebut dilakukan secara berkesinambungan dan antara satu dengan yang lainnya saling menunjang sehingga penguasaan terhadap masing-masing gerakan menjadi sangat penting.[1]
Aturan
[sunting | sunting sumber]Perlombaan
[sunting | sunting sumber]- Lompat jangkit terdiri dari jingkat (hop), langkah (step) dan lompat (jump), yang dilakukan secara berurutan.[3] Kontak-kontak tanah yang mendahului fase-fase hop, step, dan jump sebagian besar menentukan jarak penerbangan dalam setiap fase dan telah disarankan bahwa transisi, atau kontak, antara fase jingkat dan langkah adalah elemen paling penting dalam keberhasilan lompat ganda yang sukses.[4]
- Jingkat dilakukan sedemikian rupa sehingga atlet mendarat dengan kaki yang sama dengan saat bertumpu, pada saat langkah mendarat dengan kaki lain yang digunakan untuk tumpuan lompat. Tidak akan dianggap suatu kegagalan apabila atlet pada waktu melakukan gerakan lompat kakinya yang pasif (kaki gantung) menyentuh tanah.[3]
Garis tumpuan
[sunting | sunting sumber]- Jarak antara garis batas tumpuan dengan ujung terjauh tempat pendaratan harus tidak kurang dari 21 meter.
- Untuk lomba internasional, disarankan bahwa jarak garis batas tumpuan ke ujung terdekat tempat pendaratan paling sedikit 13 meter untuk putra dan 11 meter untuk putri. Untuk perlombaan lainnya jarak ini daat disesuaikan dengan tingkatan perlombaan.
- Antara balok tumpuan dengan tempat pendaratan harus ada suatu tempat untuk langkah dan lompat, menjadi tempat bertumpu (take off), dengan lebar minimum 1,22 meter yang kokoh dan rata.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Kresnapati, Pandu (Agustus 2018). "Pengaruh Pola Latihan Lompat Kijang Terhadap Hasil Lompat Jangkit Mahasiswa Putra PJKR UPGRIS". Journal of Sport Coaching and Physical Education. 3 (1): 10. ISSN 2548-706X.
- ^ Sugiyanto (Juni 2017). "Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jangkit Peserta Didik SMKN 2 Purworejo Melalui Analisis Biomekanika dengan Software Kinovea" (PDF). Jurnal Pendidikan Surya Edukasi. 3 (1): 1. ISSN 2714-8157.
- ^ a b c Nopiyanto, Yahya Eko; Raibowo, Septian (31 Agustus 2020). Dasar-dasar Atletik. Bengkulu: El Markazi. hlm. 127. ISBN 978-623-6584-44-6.
- ^ Sobarna, Akhmad; Hambali, Sumbara; Rizal, Rony Mohamad; Sevtiadzi, Lingga (1 Juni 2019). "Hasil Keterampilan Lompat Jangkit: Studi Eksperimen Menggunakan Latihan Plyometrik". Jurnal Pendidikan Olah Raga (dalam bahasa Inggris). 8 (1): 55. doi:10.31571/jpo.v8i1.1233. ISSN 2407-1528. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-30. Diakses tanggal 2021-01-24.