Jembatan kereta api
Jembatan kereta api adalah jembatan khusus yang digunakan sebagai jalur kereta api. Pembuatan jembatan kereta api telah dimulai sejak akhir abad ke-19 Masehi. Struktur jembatan kereta api sama dengan struktur jembatan pada umumnya. Strukturnya terdiri dari struktur atas, struktur bawah dan fondasi. Bahan bangunan yang digunakan untuk struktur jembatan kereta api utamanya terbuat dari baja, beton atau material komposit.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Jembatan pertama yang digunakan sebagai jalur kereta api adalah Starrucca Viaduct yang dibangun di Lanesboro, Pennsylvania. Arsitektur Starrucca Viaduct berbentuk lengkungan baru setengah lingkaran dengan diameter lingkaran sepanjang 50 meter. Ketinggian jalur kereta api pada Starrucca Viaduct adalah 110 meter di atas permukaan anak sungai bernama Starrucca Creek. Jumlah pilar yang digunakan pada Starrucca Viaduct sebanyak 18 pilar dengan beton sebagai bahan baku. Perancah yang digunakan untuk penahan sementara lengkungan batu cincin sebanyak lima ratus ribu papan kayu hingga dapat dilakukan pemasangan batu kunci. Masa pembangunannya hanya setahun karena dikerjakan oleh sedikitnya 800 pekerja dari Perusahaan Kereta Api Erie yang tiap hari diberi gaji sebanyak satu dolar Amerika Serikat. Total biaya yang dipakai untuk menyelesaikan Starrucca Viaduct sekitar tiga ratus dua puluh ribu dolar Amerika Serikat. Starrucca Viaduct digunakan sejak tahun 1840 hingga 1849 M.[1]
Struktur
[sunting | sunting sumber]Struktur atas
[sunting | sunting sumber]Struktur atas pada jembatan kereta api berfungsi sebagai penerima beban-beban secara langsung. Beban ini terbagi menjadi beban sendiri, beban mati, beban mati tambahan, dan beban pejalan kaki. Pada struktur atas terdapat beberapa bagian yaitu trotoar, slab lantai kendaraan, gelagar, balok diafragma, ikatan pengaku, dan tumpuan. Trotoar terbagi menjadi tiga bagian yaitu sandaran dan tiang sandaran, peninggian trootoar dan slab lantai trotoar. Ikatan pengaku juga terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu ikatan angin dan ikatan melintang.[2]
Struktur bawah
[sunting | sunting sumber]Struktur bawah berfungsi sebagai penahan beban yang berasal dari struktur atas ditambah dengan beban lain. Beban lain ini meliputi tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, serta tumbukan dan gesekan pada tumpuan. Beban yang ditahan oleh struktur bawah jembatan kereta api kemudian disalurkan ke fondasi.[3] Struktur bawah pada jembatan kereta api terbagi menjadi dua bagian, yaitu pangkal jembatan dan pilar jembatan. Pangkal jembatan kemudian terbagi lagi menjadi dinding belakang, dinding penahan, dinding sayap, pelat injak, konsol pendek untuk pendongkrakan dan tumpuan. Sedangkan pilar jembatan terdiri dari kepala pilar, pilar berbentuk dinding, kolom atau portal, konsol pendek untuk pendongkarakan dan tumpuan.[4]
Fondasi
[sunting | sunting sumber]Fondasi pada jembatan kereta api berfungsi sebagai penerima seluruh beban jembatan untuk disalurkan ke tanah dasar. Jenis fondasi pada jembatan dibedakan menjadi fondasi penyangga maupun fondasi tiang. Macam-macamnya juga bervariasi mulai dari fondasi telapak, fondasi sumuran, dan fondasi tiang. Fondasi tiang terbagi lagi menjadi beberapa macam yaitu fondasi tiang pancang kayu, fondasi tiang pancang baja, fondasi tiang pancang baja, fondasi tiang pancang beton, fondasi tiang pancang beton prategang pracetak, fondasi tiang pancang beton cetak di tempat, dan fondasi tiang pancang komposit.[5]
Bahan bangunan
[sunting | sunting sumber]Bahan bangunan untuk struktur atas
[sunting | sunting sumber]Berbahan baja
[sunting | sunting sumber]Struktur atas jembatan kereta api yang berbahan baja terdiri dari baja profil latauH, siku, kanal dan pelat. Bahan-bahan tersebut ditambatkan dengan paku sumbat atau paku keling, baut hack dan baut mur bermutu tinggi. Tumpuan jembatan dibuat dengan pemasangan andas baja pada kedua ujung jembatan. Rel dan alat penambatnya dipasang pada bantalan kayu yang terletak di atas jembatan rasuk atau di atas pemikul memanjang pada jembatan dinding.[6]
Berbahan beton
[sunting | sunting sumber]Struktur atas jembatan kereta api yang berbahan beton terdiri dari balok pelat atau balok T. Jika balok pelat yang digunakan, maka bahan konstruksi yang digunakan ialah beton bertulang. Fungsi balok pelat sebagai menjadi gelagat induk. Jika balok T yang digunakan, maka bahan konstruksi yang digunakan ialah beton bertulang atau beton pratekan. Struktur atas jembatan kereta api yang berbahan beton menggunakan tumpuan berbahan karet padat atau elastomer. Pemerataan beban dan penempatan balas juga dapat dilakukan dengan penggabungan kontruksi balok pelat dan balok T. Posisi balok beton bertulang yang berbentuk balok pelat berada di bagian atas balok belot T. Struktur atas jembatan kereta api yang telah menggunakan balas dan dipasangi rel dengan jenis yang sama yang dipasang di bagian luar jembatan.[6]
Berbahan material komposit
[sunting | sunting sumber]Struktur atas jembatan kereta api yang berbahan material komposit terdiri dari dua atau lebih jenis bahan dengan sifat yang berbeda. Namun, sifat bahan yang ada pada kedua atau lebih jenis bahan menghasilkan sifat bangunan yang unggul. Bahan gabungan yang sering digunakan ialah perpaduan baja dengan beton bertulang. Baja dijadikan sebagai bahan gelagar jembatan, sedangkan beton bertulang dijadikan sebagai bahan pelat lantai jembatan.[7]
Bahan bangunan untuk struktur bawah
[sunting | sunting sumber]Pada jembatan kereta api, pangkal dan pilar jembatan dibuat dari bahan pasangan batu kali atau beton bertulang. Sementara pada jembatan kereta api dengan jumlah bentang yang lebih dari satu akan digunakan konstruksi baja terutama pada bagian pilar. Bahan konstruksi jembatan kereta api disesuaikan dengan daya dukung tanah. Ada struktur bawah jembatan kereta api yang memerlukan talud berbahan pasangan batu kali. Ada pula yang bagian sisi kiri dan kanan pangkal jembatannya memerlukan beton. Daya dukung tanah yang lain juga dapat membuat jembatan kereta api memerlukan krib dan drempel di dalam sungai. Namun, pasangan batu kali atau beton tetap dominan sebagai bahan pembuatan struktur bawah pada jembatan kereta api, khususnya bagian pangkal dan pilar.[7]
Bahan bangunan untuk fondasi
[sunting | sunting sumber]Bahan bangunan yang digunakan untuk fondasi ditentukan oleh jenis fondasinya yaitu fondasi dangkal atau fondasi dalam. Pada jenis fondasi dangkal, bahan yang digunakan adalah pasangan batu kali atau beton bertulang dan pembangunan pilar atau pangkal jembatan di atas tanah yang keras. Pembuatan pilar atau pangkal jembatan dilakukan kedalaman tanah yang dangkal. Pada jenis fondasi dalam, bahan yang digunakan adalah bahan konstruksi berupa sumuran atau tiang pancang. Penanaman bahan ini hanya dilakukan pada tanah keras dengan penggalian yang dalam.[8]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Mulyono, Tri (Juni 2015). Teknologi Beton: Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta. hlm. 39–40. ISBN 978-602-390-005-3.
- ^ Djajasinga 2018, hlm. 12-13.
- ^ Djajasinga 2018, hlm. 13.
- ^ Djajasinga 2018, hlm. 13-14.
- ^ Djajasinga 2018, hlm. 14.
- ^ a b Suwandi 2021, hlm. 3.
- ^ a b Suwandi 2021, hlm. 4.
- ^ Suwandi 2021, hlm. 5.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Djajasinga, Nico Djundharto (2018). Wulansari, Lusiana, ed. Teknik Jembatan dan Terowongan Kereta Api (PDF). Jakarta: Pustaka Learning Center. ISBN 978-623-6121-11-5.
- Suwandi (Maret 2021). Adi, Wahyu Tamtomo, ed. Pengenalan Jembatan Kereta Api. Sleman: Penerbit Deepublish. ISBN 978-623-02-2434-8.