Indonesia Moeda
Indonesia Moeda (EYD: Indonesia Muda) adalah organisasi pemuda yang diresmikan tanggal 31 Desember 1930 yang merupakan penggabungan antara organisasi Jong Java, Pemuda Indonesia dan Jong Sumatra.
Ide penyatuan dan pembentukan organisasi ini diprakarsai oleh organisasi Jong Java yang mengundang beberapa wakil perkumpulan pemuda untuk rapat di Jl. Kramat No. 106 Batavia (sekarang Gedung Sumpah Pemuda, Jakarta) tanggal 23 April 1929. Keputusan pertemuan adalah mengadakan Kongres Pemuda di Solo antara tanggal 28 Desember 1930 dan 2 Januari 1931. Organisasi ini bertujuan memperkuat rasa persatuan di kalangan pemuda dan pelajar di Hindia Belanda kala itu; sekaligus sebagai sebuah gerakan nasionalis untuk membangun kesadaran bertanah air, berbangsa dan berbahasa Indonesia. Karena haluan nasionalistik ini, Indonesia Moeda juga kala itu secara tegas mengakui Sumpah Pemuda, dan menjunjung bahasa Indonesia dan lagu Indonesia Raya, dan bendera Merah Putih sebagai identitas organisasi ini. Walaupun organisasi ini secara resmi tidak berkiprah dalam politik, organisasi ini adalah salah satu gerakan yang mempelopori terciptanya Indonesia merdeka.[1]
Daftar tokoh yang terlibat
[sunting | sunting sumber]- Abdulrahman Saleh, pahlawan nasional Indonesia, tokoh Radio Republik Indonesia (RRI) dan bapak fisiologi kedokteran Indonesia.
- Achmad Bastari, Gubernur Sumatera Selatan 1959-1963, Kepala Polisi Daerah Jawa Tengah termasuk Yogyakarta (1954 - 1960).
- Alfian Yusuf Helmi, diplomat, ekonom, Duta Besar RI untuk Australia (1956-1961), Duta Besar RI untuk Jerman Barat (1967-1969).[2]
- Amir Hamzah, sastrawan dan penyair, Pahlawan Nasional Indonesia dan pendiri Poedjangga Baroe.
- Ani Idrus, wartawati senior yang mendirikan Harian Waspada (1947).
- Armijn Pane, pendiri majalah Poedjangga Baroe dan memulai pergerakan modernisme sastra di Hindia Belanda (Indonesia), penulis novel Belenggu (1940).
- Assaat, pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia pada masa pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta
- Mohammad Yamin, sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, ahli hukum, dan pahlawan nasional Indonesia.
- Roeslan Abdulgani, negarawan dan politikus Indonesia, Menteri Luar Negeri Indonesia periode 1956-1957.
- Saridjah Niung atau "Ibu Sud", pemusik, pencipta lagu anak-anak, penyiar radio, dramawan dan seniman batik Indonesia.
- Soedarisman Poerwokoesoemo, wali kota Yogyakarta periode 22 Juli 1947 hingga 20 September 1966.
- Soekarni, tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang pernah menculik Soekarno dan Hatta di Peristiwa Rengasdengklok, Ketua Umum Partai Murba dari awal berdiri hingga dibubarkan pada 1966.
- Suparna Sastra Diredja, tokoh gerakan kemerdekaan Indonesia, tokoh serikat buruh, dan pengarang yang hidupnya berakhir dalam pengasingan di Belanda.
- Sutan Mohammad Rasjid, pejuang dan Perintis Kemerdekaan Indonesia, dalam Kabinet Darurat menjabat sebagai Menteri Keamanan/Sosial dan Menteri Perburuhan dan Sosial.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Laman tentang Indonesia Muda di situs Pemerintah Kota Jakarta Diarsipkan 2013-11-13 di Wayback Machine., diakses 13 November 2013.
- ^ Helmi, Alfian Yusuf (1989). Diplomasi dari Desa ke Kota-Kota Dunia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. hlm. 19 dan bagian profil penulis. ISBN 979-416-056-3.