Bubur jagung
Bubur jagung adalah bubur yang terbuat dari tepung jagung. Penyajian bubur jagung umumnya pada anak-anak dan orang yang mencapai masa tua di waktu sarapan. Jenis bubur jagung antara lain bubur jagung manis dan kapusu. Pembuatan bubur jagung berbiaya murah. Namun, nilai gizinya sangat tinggi. Sebagian besar mengandung karbohidrat dan sedikit vitamin A. Bubur jagung manis dapat diolah lagi menjadi sari jagung melalui proses penyaringan.
Bahan pembuatan
[sunting | sunting sumber]Bubur jagung dibuat menggunakan tepung jagung.[1] Bahan ini berguna sebagai pengental dan penambah aroma khas dari jagung. Tepung jagung dihasilkan dari pengolahan biji jagung kering dalam bentuk bubuk. Bubuk diperoleh melalui penggilingan. Setelah berbentuk bubuk, biji jagung mudah larut dalam air.[2]
Jenis
[sunting | sunting sumber]Bubur jagung manis
[sunting | sunting sumber]Bubur jagung manis dapat dibuat dengan menambahkan santan dan susu cair pada bubur jagung.[3] Pada porsi tiga mangkuk, bahan yang diperlukan untuk membuatnya adalah jagung manis, santan, susu cair, tepung jagung, kayu manis, daun pandan, garam dan gula pasir. Jagung manis disediakan sebanyak 2 buah. Santan diperoleh dari 1 butir kelapa atau sebanyak 500 ml. Susu cair sebanyak 250 gram dan gula pasir sebanyak 125 gram. Tepung jagung yang diperlukan hanya 3 sendok teh. Sebelum digunakan, tepung jagung dilarutkan dengan sedikit susu cair. Kayu manis yang diperlukan sebanyak dua ruas dan daun pandan sebanyak 3 helai. Garam yang diperlukan hanya sedikit.[3]
Pembuatan bubur jagung manis diawali dengan menyisir jagung lalu dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama dihaluskan menggunakan blender. Sementara bagian kedua disimpan dalam bentuk pipil. Santan kemudian direbus bersama garam, daun pandan dan kayu manis. Perebusan dilakukan hingga santan mendidih. Kemudian, jagung dimasukkan bersama susu cair ke dalam bubur dan diaduk hingga merata dan mendidih kembali. Setelah itu, ditambahkan tepung jagung dan diaduk hingga bubur menjadi kental.[3]
Kapusu
[sunting | sunting sumber]Kapusu adalah bubur jagung khas dari Sulawesi Tenggara. Pembuatannya mencampurkan antara bubur jagung dengan kacang merah. Kapus memiliki tekstur yang lembut. Jagung yang digunakan untuk membuat kapusu adalah jagung tua seberat 1 kg. Bahannya dicampur dengan santan kelapa yang kental sebanyak 750 cc dan garam secukupnya. Jagung dihaluskan dengan cara ditumbuk setelah ditambahkan air. Lalu jagung halus direbus dan ditumbuk lagi hingga lunak. Sisa air rebusannya dibuang. Setelah itu, santan dicampur dengan jagung lalu diaduk. Selama mengaduk, garam ditaburkan ke bubur. Penyajian dilakukan setelah bubur mengental.[4]
Penyajian
[sunting | sunting sumber]Bubur jagung dapat disajikan pada saat sarapan atau waktu-waktu tertentu. Perannya sebagai pengganti bubur beras. Penyajian bubur jagung mempermudah kegiatan memasak di pagi hari. Bubur jagung memiliki tekstur yang lembut sehingga dapat dimakan oleh anak-anak, orang dewasa maupun orang yang telah mencapai masa tua. Penyajian bubur jagung bersifat murah bagi kalangan masyarakat.[2]
Nilai gizi
[sunting | sunting sumber]Nilai gizi dari bubur jagung hanya sedikit. Sebagian besar gizinya berbentuk karbohidrat.[5] Bubur jagung kuning juga hanya memiliki sumber vitamin A berupa retinol dengan nilai yang sedikit. Nilainya hanya 12 IU/g.[6] Gizi dari bubur jagung dapat meningkat bila ditambahkan dengan daun kelor. Penambahan ini juga mempercepat pemasakan bubur. Tambahan nilai gizi ini bermanfaat bagi penambahan gizi pada anak-anak yang kekurangan gizi. Manfaat ini juga diperoleh oleh masyarakat yang bekerja dengan intensitas yang tinggi.[5]
Pemanfaatan
[sunting | sunting sumber]Pembuatan sari jagung
[sunting | sunting sumber]Bubur jagung manis yang telah jadi dapat dibuat lagi menjadi sari jagung. Caranya dengan menyaring bubur jagung menggunakan kain penyaring. Syarat pembuatannya adalah bubur jagung berjumlah 3 buah dicampur dengan 1 liter air. Bubur jagung ini juga harus direbus selama 20 menit dengan suhu sekitar 80–95 °C.[7]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (2019). Yuk, Memanen Jagung (PDF). Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. hlm. 46. ISBN 978-602-322-035-9.
- ^ a b Nubatonis, Malelak, dan Sesun 2022, hlm. 194.
- ^ a b c Frida (2018). Resep Simple Frida: 55+ Camilan Jadoel & Kekinian. Jakarta Selatan: PT. Kawan Pustaka. hlm. 20. ISBN 978-979-757-656-1.
- ^ Rahman, Syamsul (2020). Pengembangan Industri Kuliner Berbasis Makanan Tradisional Khas Sulawesi (PDF). Sleman: Deepublish. hlm. 108. ISBN 978-623-02-0498-2.
- ^ a b Nubatonis, Malelak, dan Sesun 2022, hlm. 194-195.
- ^ Santoso, Urip (2013). Katuk, Tumbuhan Multi Khasiat (PDF). Bengkulu: Badan Penerbit Fakultas Pertanian (BPFP) Universitas Bengkulu. hlm. 20. ISBN 978-602-9071-12-2.
- ^ Aini, N., Prihananto, V., dan Sustriawan, B. (2020). Resticka, G. A., dan Karseno, ed. Sari Jagung Probiotik Sebagai Alternatif Pangan Fungsional (PDF). Penerbit Universitas Jenderal Soedirman. hlm. 13. ISBN 978-623-7144-65-6.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Nubatonis, L. M., Malelak, Z., dan Sesun, D. B., Nubatonis, Malelak, dan Sesun. Junedi, Sendy, ed. "Pemanfaatan Tepung Daun Kelor dan Tepung Jagung sebagai Pangan Fungsional Pada Produk Bubur" (PDF). Prosiding Seminar Nasional Dies Natalis Ke-56 Universitas Atma Jaya Yogyakarta “Pemenuhan Kebutuhan Pangan Melalui Eksplorasi Sumber Daya Lokal dan Inovasi Teknologi dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat”. Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta: 193–200. ISBN 978-623-95580-1-7.