Lompat ke isi

Hidayatullah dari Banjar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tuan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan Hidayatullah I Sunan Batu Irang
SULTAN BANJAR III
Makam Panembahan Batoe Irang
Berkuasa1570-1595
SultanLihat daftar
Pemakaman
Pasangan
1. Putri Nur Alam binti Pangeran di-Laut

2. puteri dari Tuan Khatib Banun
3. puteri dari Kiai Di-Podok

Keturunan
Pernikahan dengan Putri Nur Alam binti Pangeran di Laut :
  • ~ ♂ Raden Subamanggala (Soeboe)[1]
  • ~ ♀ Gusti ...
Pernikahan dengan puteri dari Tuan Khatib Banun :
Pernikahan dengan puteri dari Kiai di Podok :
  • ~ ♂ Raden Bagus 01 gelar Ratu Bagus [1]
  • ~ ♀ Putri Hayu
Pernikahan dengan 40 selir-selir lain :
  • ~ ♂ Raden Rangga Kesoema[1]
  • ~ ♂ Raden Aria Papati (kakek dari Sultan Agung dari Banjar)
  • ~ ♂ Raden Aria Panular
  • ~ ♂ Raden Aria Sagara
  • ~ ♂ Raden Aria Waningpati
  • ~ ♂ Raden Kalayar
  • ~ ♂ Raden Panangguk
  • ~ ♂ Raden Sumandi
  • ~ ♂ Raden Sidayu
  • ~ ♂ Raden Pambayun
  • ~ ♂ Raden Patampika
  • ~ ♂ Raden Kakabun
  • ~ ♀ Gusti Hajang
  • ~ ♀ Gusti Nurani
  • ~ ♀ Gusti Cangkuk
  • ~ ♀ Gusti Busu
  • ~ ♀ Gusti Nurasat (diperisteri Sorang/Nanang Sarang - panglima Biaju)
  • ~ dan lain-lain
WangsaDinasti Banjarmasin
AyahSultan Rahmatullah
AgamaIslam Sunni
Makam Sultan Hidayatullah I.

Sultan Hidayatullah I [6] bin Sultan Rahmatullah adalah Raja III dari Kesultanan Banjar yang memerintah antara 1570-1595. Ia menggantikan ayahnya Sultan Rahmatullah (Raja II Kesultanan Banjar). Dalam menjalankan roda pemerintahan Sultan Hidayatullah (ke-1) dibantu Kiai Anggadipa sebagai mangkubumi (kepala pemerintahan).[7]

Setelah wafatnya ia mendapat gelar anumerta Panembahan Batu Irang atau Sunan Batu Irang, karena batu-batu yang menutupi makamnya berwarna hitam (bahasa Banjar:(h)irang). Ia senang memperdalam syiar agama Islam. Pembangunan masjid dan langgar (surau) telah banyak didirikan dan berkembang pesat hingga ke pelosok perkampungan. Ia ada memperistri anak dari Khatib Banun, seorang menteri Kesultanan Banjar yang berasal dari kalangan suku Biaju. Ia dimakamkan di Komplek Makam Sultan Suriansyah yang terletak di Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin.

Sultan Hidayatullah merupakan keturunan ke-8 dari Lambung Mangkurat dan juga keturunan ke-8 dari pasangan Puteri Junjung Buih dan Maharaja Suryanata. Maharaja Suryanata (nama lahir Raden Putra) dijemput dari Majapahit sebagai jodoh Puteri Junjung Buih (saudara angkat Lambung Mangkurat).

Menurut Buku 323 Sejarah Dinasti Ming (1368-1643), putera-puteri dari Sultan Hidayatullah I berjumlah 31 orang yang masih hidup. Putera tertua yaitu Pangeran Senapati menggantikannya sebagai Sultan Banjar. Anak yang lainnya Gusti Nurasat yang menikah dengan Sorang bergelar Nanang Sarang, seorang panglima perang dari suku Biaju.[6]

Hidayatullah dari Banjar mempunyai saudara sebanyak 2 orang yaitu:

  1. Pangeran Demang
  2. Raden Zakaria

Kemelut Politik Abad ke-17 Panggung sejarah Banjar pada abad ke-17 diwarnai dengan berbagai kemelut. Kemelut bermula pada masa pemerintahan Sultan Hidayatullah, pemegang pucuk pimpinan tertinggi kesultanan Banjarmasin (1570-1595). Konflik politik terjadi antara kelompok etnis Biaju dan Banjar. Saat itu dominasi politik dipegang etnis Biaju, di bawah pimpinan permaisuri seorang Biaju-Islam, puteri Khatib Banun, seorang tokoh Biaju. Ketika Sultan Hidayatullah mangkat, puteranya Mustain Billah dari permaisuri seorang Biaju, yang berhasil berkuasa dengan bantuan kelompok sukunya, melalui penyingkiran dan pembunuhan lawan politiknya. Keadaan inhi seiring dengan mulai berkembangnya perdagangan lada.

MonarchSultan Suryanullah
(Panembahan Batu Habang)
MonarchSultan Rahmatullah
(Panembahan Batu Putih)
Pangeran Anom
(Pangeran di Hangsana)
Pangeran Demang
(Dipati Demang)
MonarchSultan Hidayatullah 1
(Panembahan Batu Hirang)
Raden Zakaria

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia (1857). "Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde" (dalam bahasa Belanda). 6. Lange & Co.: 240. 
  2. ^ (Belanda) Cense, Anton Abraham (1928). De kroniek van Bandjarmasin. C.A. Mees,. hlm. 91. 
  3. ^ Palm, “Geheim briefboek van Oost Java” Brif van Palm aan Siberg, dd 17 September 1785. KA 3597
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-18. Diakses tanggal 2014-05-18. 
  5. ^ (Inggris) Saleh, Mohamad Idwar (1981). Banjarmasih. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Proyek Pengembangan Permuseuman Kalimantan Selatan. 
  6. ^ a b (Melayu) Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.
  7. ^ (Indonesia) Poesponegoro, Marwati Djoened (1992). Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. PT Balai Pustaka. hlm. 86. ISBN 9794074098. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-11. Diakses tanggal 2013-11-11.  ISBN 978-979-407-409-1
Didahului oleh:
Rahmatullah
Sultan Banjar
1570-1595
Diteruskan oleh:
Mustainbillah

Kepustakaan

[sunting | sunting sumber]