Lompat ke isi

Fonologi bahasa Swedia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bahasa Swedia memiliki kotak fonem vokal yang tergolong besar yang terdiri atas sembilan vokal dan menjadi 17 vokal jika kualitas dan derajat kuantitas vokal juga dihitung dalam kebanyakan dialek. Sedangkan untuk konsonannya, bahasa Swedia memiliki kotak fonem konsonan yang hampir serupa dengan bahasa-bahasa Jermanik lain. Selain itu terdapat aksen titik pola nada yang merupakan fitur bahasa yang jarang terjadi untuk bahasa-bahasa Eropa.

Terdapat 18 fonem konsonan dalam bahasa ini, yang mana /ɧ/ dan /r/ merupakan konsonan yang memiliki perbedaan pelepasan fonemik tergantung konteks dialekal dan sosial.

Fonem vokal dalam bentuk baku bahasa Swedia Tengah. Sumber: Engstrand (1999)
Depan Madya Belakang
Takbulat Bulat
Tertutup ɪ ʏ ʉː ʊ
Hmpr. tutup. øː
1/2 buka. ɛ ɛː œ ɵ ɔ
Terbuka a ɑː
 • Catatan: Vokal disebelah kiri merupakan vokal pendek sedangkan yang disebelah kanan merupakan vokal panjang

Bahasa Swedia memiliki sembilan vokal yang mirip dengan banyak bahasa Jermanik lainnya, dan muncul dalam bentuk panjang dan pendek.[1] Panjang vokal dapat mempengaruhi kualitas pelepasan fonemik dari vokal itu sendiri, seperti yang ada dalam tabel berikut (vokal panjang di kolom pertama dan vokal pendek di kolom kedua), dengan varian pendek yang sedikit lebih terpusat dan "longgar".[1] Panjang dari vokal secara umum digunakan sebagai pembeda fonemik primer dengan kualitas pelepasan menjadi pembeda sekunder.[2] Tidak ada vokal pendek yang muncul dalam suku-kata terbuka tertekan.[3] Vokal depan muncul dalam pasangan bulat-takbulat: /ʏ//ɪ/, /yː//iː/, /œ//ɛ/ dan /øː//eː/.

Vokal Contoh Vokal Contoh
/siːl/ sil ('saringan') ɪ /sɪl/ sill ('ikan haring')
/heːl/ hel ('seluruhnya') ɛ /ˈhɛ̂ta/ hetta ('panas')
ɛː /hɛːl/ häl ('tumit')
ɑː /mɑːt/ mat ('makanan') a /mat/ matt ('lesu')
/moːl/ mål ('tujuan') ɔ /mɔl/ moll ('minor (musik)')
/buːt/ bot ('penebusan dosa') ʊ /bʊt/ bott ('hidup [LAMPAU]') (supine)
ʉː /fʉːl/ ful ('jelek') ɵ /fɵl/ full ('kenyang')
/syːl/ syl ('jarum penusuk') ʏ /sʏl/ syll ('simpul lajur kereta')
øː /nøːt/ nöt ('kacang') œ /nœt/ nött ('dikenakan [LAMPAU]')
  • Fonem /ʉː/ dalam bahasa Swedia Tengah Baku merupakan sebuah vokal terkompresi dari vokal hampir tertutup hampir ([ʏː]) yang berbeda dengan /yː/ dalam tipe pembulatan vokal.[4] Sedangkan pada dialek lainnya, /ʉː/ kemungkinan dipusatkan.
  • Fonem /ɛ, œ, ɵ/ merupakan vokal tengah [(ɛ̝), (œ̝), (ɵ̞)].[4]
  • Fonem /a/ telah dilepaskan secara beragam, mulai dari peletakan lebih madya [ä][4] ataupun menjadi vokal depan [a] itu sendiri.[5]

Vokal bulat memiliki dua tipe pembulatan:

  • /ɵ/, /ʉː/, /ʊ/ dan /uː/ mengalami kompresi fonemik menjadi [ɘ̞ᵝ], [ɪᵝː], [ʊᵝ] dan [ɯᵝː][6][7][8][9][10]
  • Fonem /ʏ/, /yː/, /œ/ dan alofoni pra-/r/nya ([œ̞]), /øː/ dan alofoni pra-/r/nya ([œ̞ː]), /ɔ/ dan /oː/ dilepaskan sebagai vokal tertetkan bibir [ɪʷ], [iʷː], [ɛ̝ʷ], [ɛ̞ʷ], [eʷː], [ɛ̞ʷː], [ʌʷ] dan [ɤʷː].[6][7][10][11][12]

Tipe pembulatan vokal adalah cara primer untuk membedakan fonem /ʉː, ɵ/ dari /yː, œ/, terutama dalam bahasa Swedia Tengah Baku

/ɛː/, /ɛ/ (dalam suku kata tertekan), /øː/ (dengan beberapa pengecualian) dan /œ/ dilepaskan lebih rendah menjadi [æː], [æ], [œ̞ː] dan [œ̞] saat mengawali fonem /r/.[13][14][15]

Alofoni rendah menjadi tidak begitu jelas dalam pengucapan penutur yang lebih muda dari bahasa Swedua Stockholm, jadi, läsa ('membaca') dan köpa ('membeli') diucapkan sebagai [ˈlæ̂ːsa] dan [ˈɕœ̂ːpa] alih-alih sebagai [ˈlɛ̂ːsa] dan [ˈɕø̂ːpa] yang merupakan bentuk pengucapan baku dari kata tersebut.[15] Para penutur ini sering juga mengucapkan fonem pra-rhotik /øː/ dan /œ/ sebagai vokal yang bahkan lebih rendah dari bentuk standar, sebagai contoh, [ɶː] dan [ɶ].[15] Hal ini juga berlaku untuk alofoni panjangnya.[15] Juga, alofoni dari [ɶː] terkadang sulit untuk dibedakan dengan fonem panjang /ɑː/.[15]

Dalam beberapa pengucapan, karakteristik dari varietas bahasa Swedia yang dituturkan di wilayah Gothenburg dan Östergötland pada awalnya, dan menjadi lebih banyak pada masa sekarang, sebagai contoh di Stockholm dan khususnya penutur yang lebih muda, fonem [œ] dan [ɵ] mengalami penggabungan dan asimilasi menjadi [ɵ] sebagai bentuk pasca penggabungan yang sering ditemukan (khususnya sebelum [r] dan konsonan tarik-belakang manapun). Kata-kata seperti fördömande ('menghakimi', yang diucapkan sebagai /fœrˈdœ̌mandɛ/ dalam bahasa Swedia Baku) dan fördummande ('dumbing', yang diucapkan sebagai /fœrˈdɵmandɛ/ dalam bahasa Swedia Baku) biasanya memiliki kemiripan ataupun identik dalam pengucapannya, sebagai [fɵˈɖɵmːandɛ].[16][17]

Dalam bahasa Swedia Tengah Baku, fonem nirtekan /ɛ/ sedikit ditarik ke belakang menjadi [ɛ̠], tetapi masih lebih depan daripada fonem madya pepet [ə]. Akan tetapi, pelepasan fonem tersebut yang bahkan lebih belakang dari bentuk baku sering dijumpai dalam bahasa Swedia Selatan. Oleh karena itu, begå 'melakukan' diucapkan sebagai [bɛ̠ˈɡoː] dalam dialek tengah baku dan [bəˈɡoː] dalam dialek selatan. Selain itu, terdapar pelepasan vokal belakang [ɔ] sebelum /r/ dalam penuturan dialek selatan. Dalam dialek tengah baku, fonem pepet murni [ə] sering dijumpai pada pelepasan vokalik dari hentian lenis akhitan kata, seperti dalam bädd [ˈbɛdːə] 'kasur'.[18]

Dalam kebanyakan daerah penuturan dialek tengah dan timur (termasuk Stockholm), kontras antara fonem pendek /ɛ/ dengan /e/ menjadi hilang,[19] perbedaan antara keduanya masih dapat ditemukan jika fonem tersebut muncul sebelum /r/.[20] Hilangnya kontras ini menyebabkan beberapa kata seperti hetta ('panas') dan hätta ('peci') diucapkan serupa satu sama lainnya.

Dalam bahasa Swedia Tengah Baku, vokal panjang /ɑː/ dibulatkan secara lemah menjadi [ɒ̜ː].[1][7][21] Pembulatan ini dapat lebih kuat pada penuturan wilayah Gothenburg ataupun lebih lemah pada kebanyakan dialek Swedia Utara.[21]

Terdapat salah satu dari varietas pelepasan fonem /iː/ yang melepaskan fonem tersebut sebagai bentuk yang bahkan lebih depan dari yang seharusnya. Peter Ladefoged dan Ian Maddieson menyebut vokal ini sebagai vokal yang diucapkan "dengan meletakkan punggung lidah sedikit kebawah dan juga menaikkan pucuk lidah pada saat yang bersamaan [...] Secara akustik, pelepasan ini ditandai dengan nilai F3 yang sangat tinggi dan F2 yang lebih rendah daripada apa yang ada di /eː/." Mereka juga memperkirakan bahwa pelepasan fonem ini yang menjadi pengucapan biasa untuk fonem /iː/ pada dialek Stockholm.[22]

Terdapat beberapa variasi dalam interpretasi panjang-pendeknya fonemiksitas vokal.(Elert 1964),[23] sebagai contohnya, kuantitas vokal dalam gagasanya dianggap sebagai fonem terpisah satu sama lainnya (atau biasa disebut sebagai "prosodem"), sehingga vokal panjang dan pendek merupakan alofoni dari satu fonem vokal.

Pola dari diftongisasi dari vokal-vokal panjang terjadi dalam ketiga kelompok dialekal utama. Dalam dialek baku tengaj, vokal tinggi atau terbuka /iː/, /yː/, /ʉː/, dan /uː/ dilepaskan sebagai diftong hampir-tertutup dengan vokal tertutup penuh sebagai penutup diftong: [ɪ̝i ʏ̝y ɵ̝˖ʉ̟ ʊ̝u].[24] Menurut Engstrand, elemen kedua ataupun penutup diftong adalah sebuah fonem yang begitu tertutup sehingga akan menghasilkan konsonan langit-langit ataupun geseran dwibibir: [ɪ̝ʝ ʏ̝ʝʷ ɵ̝˖βʲ ʊ̝β].[25] Fonem ini dilambangkan sebagai transkripsi luas sebagai iː yː ʉː uː dalam keseluruhan artikel ini.

Dalam dialek baku tengah, /eː/, /øː/, dan /oː/ serinf dilepaskan sebagai diftong pemusatan [eə], [øə], dan [oə].

Dalam dialek Swedia Selatan, terutama di wilayah Scania dan Blekinge, diftong tersebut diawali dengan penaikkan lidah dari posisi tengah, sehingga fonem /ʉː/ dan /ɑː/ dilepaskan sebagai [eʉ] dan [aɑ]. Tipe ketiga dari diftong terjadi pada doalek yang dituturkan di wilayah Gotland. Pola dari diftong lebih kompleks dari yang ada pada dialek selatan dan timur bahasa Swedia; diftong dari /eː/, /øː/, dan /ʉː/ menjadi naik, sedangkan /ɛː/ dan /oː/ menjadi turun; sedangkan tidak terjadi diftong apapun pada fonem /uː/, /iː/, /yː/, dan /ɑː/.[26]

Tabel berikut menunjukkan fonem konsonan dalam bahasa Swedia Baku.[27]

Dwibib. Gigi/
Ronggi.
Langit
langit
Lang.
bel.
Celah
suara
Sengau m n ŋ
Hentian nirsuara p t k
bersuara b d ɡ
Geseran f s ɕ ɧ h
Hampiran v l j
Rhotik r

Fonem /t, l/ merupakan fonem yang dihasilkan digigi sehingga menghasilkan [(), ()],[28] tetapi fonem /n, d, s/ dapat menjadi konsonan gigi [(), (), ()] ataupun rongga-gigi [(n), (d), (s)].[29] Jika /d/ merupakan konsonan rongga-gigi, maka /n/ jugalah rongga-gigi.[30] Pelepasan fonemik dari /n, d/ menjadi gigi merupakan yang utama dalam bahasa Swedia Tengah Baku.[30]

Fonem Contoh
p /puːl/ pol ('kutub')
b /buːk/ bok ('buku')
t /tuːk/ tok ('bodoh')
d /duːp/ dop ('pembaptisan')
k /kuːn/ kon ('kerucut')
ɡ /ɡuːd/ god ('bagus')

Hentian inisial fortis (/p, t, k/) di aspirasikan dalam posisi tertekan, tapi menjadi konsonan niraspirasi jika terdapat /s/ sebelum fonem tersebut didalam morfem yang masih sama.[7] Sehingga ko ('sapi') menjadi [kʰuː], tetapi sko ('sepatu') diucapkan sebagai [skuː]. Fitur seperti ini juga hampir sama dengan yang ada di bahasa Inggris, dimana cool ([kʰuːɫ] ('sejuk') berbanding dengan school [skuːɫ] ('sekolah'). Dalam dialek Finlandia, aspirasi biasanya tidak terjadi dan hentian lenis inisial /b, d, ɡ/ biasanya disuarakan lebih kuat.[20][31] Hentian lenis pertengahan kata biasanya terjadi sebagai nirsuara di daerah Finlandia, kemungkinan besar merupakan pengaruh dari penuturan bahasa Finlandia.[31]

Sampel teks berikut merupakan bacaan dari Angin Utara dan Matahari dalam bahasa Swedia. Transkripsi berikut didasari pada bagian Swedia dalam Buku Panduan dari Asosiasi Fonetik Internasional (Bahasa Inggris: The Handbook on the International Phonetic Association), yang mengandung transkripsi pengucapan seorang laki-laki dari Srockholm dalam bentuk fortisnya saat membacakan fabel tradisional dalam cara pengucapan rata-rata bahasa Swedia Tengah Baku yang dituturkan di daerah tempat tinggalnya. Transkripsi luas merupakan fonemik sedangkan yang sempir merupakan transkripsi fonetik.[32]

Transkripsi luas

[sunting | sunting sumber]

/nuːrdanvɪndɛn ɔ suːlɛn tvɪstadɛ ɛn ɡɔŋ ɔm vɛm ɑːv dɔm sɔm vɑːr starkast || jɵst doː kɔm ɛn vandrarɛ vɛːɡɛn fram | ɪnsveːpt ɪ ɛn varm kapa || dɔm kɔm doː øːvɛrɛns ɔm | at dɛn sɔm fœrst kɵndɛ foː vandrarɛn at ta ɑːv sɛj kapan | han skɵlɛ anseːs vɑːra starkarɛ ɛn dɛn andra || doː bloːstɛ nuːrdanvɪndɛn hoːrt han nɔnsɪn kɵndɛ | mɛn jʉː hoːrdarɛ han bloːstɛ dɛstʊ tɛːtarɛ sveːptɛ vandrarɛn kapan ɔm sɛj | ɔ sɪst ɡɑːv nuːrdanvɪndɛn ɵp fœrsøːkɛt || doː lɛːt suːlɛn sɪna stroːlar ɧiːna heːlt varmt ɔ jeːnast tuːɡ vandrarɛn ɑːv sɛj kapan | ɔ soː vɑːr nuːrdanvɪndɛn tvɵŋɛn at eːrɕɛna at suːlɛn vɑːr dɛn starkastɛ ɑːv dɔm tvoː/

Transkripsi sempit

[sunting | sunting sumber]

[ˈnuːɖanˌvɪndən ɔ ˈsuːlən ˈtv̥ɪstadə əŋ ˈɡɔŋː ɔm vɛm ɑv ˈdɔm sɔm ˈstaɹkast || ˈʝɵst ˈd̥oː kɔm ən ˈvanːdɹaɹə ˈvɛːɡən fɹam | ˈɪnˌsv̥eːpt i ən ˈvaɹm ˈkapa || dɔm kɔm doː øvəˈɹɛns ɔm | at dɛn sɔm ̍ˈfœ̞ʂʈ kɵndə fo vandɹaɹən at ˈɑːv sɛʝ ˈkapan | han skɵlə ˈanˌseːs vɑɹa ˈstaɹkaɹə ɛn dɛn ˈandɹa || doː ˈbloːstə ˈnuːɖanˌvɪndən soː ˈhoːʈ han ˈnɔnˌsɪn ˈkɵndə | mɛn ʝʉ̟ ˈhoːɖaɹə han ˈbloːstə | dɛstʊ ˈtɛːtaɹə ˈsv̥eːptə ˈvandɹaɹən ˈkapan ˈɔm sɛʝ | ɔ ˈsɪst ɡɑv ˈnuːɖanˌvɪndən ˈɵp fœ̞ˈʂøːkət || doː lɛːt ˈsuːlən sɪna ˈstɹoːlaɹ ˈɧiːna ˈheːlt ˈvaɹmt | ɔ ˈʝeːnast tuɡ ˈvandɹaɹən ˈɑːv sɛʝ ˈkapan | ɔ so ˈnuːɖanˌvɪndən ˈtvɵŋən at ˈeːɹˌɕɛna | at ˈsuːlən dɛn ˈstaɹkastə ɑv dɔm ˈtvoː]

Versi ortografik

[sunting | sunting sumber]

Nordanvinden och solen tvistade en gång om vem av dem som var starkast. Just då kom en vandrare vägen fram, insvept i en varm kappa. De kom då överens om att den som först kunde få vandraren att ta av sig kappan, han skulle anses vara starkare än den andra. Då blåste nordanvinden så hårt han någonsin kunde, men ju hårdare han blåste, desto tätare svepte vandraren kappan om sig, och till sist gav nordanvinden upp försöket. Då lät solen sina strålar skina helt varmt och genast tog vandraren av sig kappan, och så var nordanvinden tvungen att erkänna att solen var den starkaste av de två.

Angin Utara dan Matahari sedang memperdebatkan mana yang lebih kuat, ketika seorang musafir datang dengan berbalut jubah hangat. Mereka sepakat bahwa orang yang pertama kali berhasil membuat musafir melepas jubahnya harus dianggap lebih kuat dari yang lain. Kemudian Angin Utara meniup sekeras yang dia bisa, tetapi semakin dia meniup semakin erat si musafir itu melipat jubahnya di sekelilingnya, dan akhirnya Angin Utara menyerah. Kemudian Matahari bersinar dengan panasnya, dan segera pengelana itu melepas jubahnya. Maka Angin Utara harus mengakui bahwa Matahari lebih kuat dari keduanya.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Andersson (2002), hlm. 272.
  2. ^ Schaeffler (2005), hlm. 26; mengutip (Elert 1964), (Gårding 1974), dan (Bannert 1976).
  3. ^ Schaeffler (2005), hlm. 7–8.
  4. ^ a b c Engstrand (1999), hlm. 140.
  5. ^ Thorén & Petterson (1992), hlm. 15.
  6. ^ a b Ladefoged & Maddieson (1996), hlm. 295–6.
  7. ^ a b c d Engstrand (1999), hlm. 141.
  8. ^ Elmquist (1915), hlm. 31.
  9. ^ Thorén & Petterson (1992), hlm. 11–2, 14–5, 17–8.
  10. ^ a b Riad (2014), hlm. 27.
  11. ^ Elmquist (1915), hlm. 33.
  12. ^ Thorén & Petterson (1992), hlm. 8–11, 13–4, 16–7.
  13. ^ Eliasson (1986), hlm. 273.
  14. ^ Thorén & Petterson (1992), hlm. 13–5.
  15. ^ a b c d e Riad (2014), hlm. 38.
  16. ^ Engstrand (2004), hlm. 115–6.
  17. ^ Riad (2014), hlm. 29, 38–9.
  18. ^ Riad (2014), hlm. 22, 48–9.
  19. ^ Fant (1983), hlm. 2.
  20. ^ a b Andersson (2002), hlm. 273.
  21. ^ a b Riad (2014), hlm. 35–6.
  22. ^ Ladefoged & Maddieson (1996), hlm. 292.
  23. ^ Dikutip dalam (Schaeffler 2005, hlm. 8).
  24. ^ McAllister, Lubker & Carlson (1974); dikutip dalam (Ladefoged & Maddieson 1996, hlm. 295).
  25. ^ Engstrand (1999), hlm. 14.
  26. ^ Elert (2000), hlm. 38–43.
  27. ^ Tabel diadaptasi dari (Engstrand 2004, hlm. 167).
  28. ^ Riad (2014), hlm. 46, 67.
  29. ^ Riad (2014), hlm. 46, 58.
  30. ^ a b Riad (2014), hlm. 46.
  31. ^ a b Ringen & Suomi (2012).
  32. ^ Engstrand (1999), hlm. 140–2.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Adams, Douglas Q. (1975), "The Distribution of Retracted Sibilants in Medieval Europe", Language, Linguistic Society of America, 51 (2): 282–292, doi:10.2307/412855, JSTOR 412855 
  • Andersson, Erik (2002), "Swedish", dalam König, Ekkehard; van der Auwera, Johan, The Germanic Languages, Routledge language family descriptions, Routledge, hlm. 271–312, ISBN 0-415-28079-6 
  • Bannert, R. (1976), Mittelbayerische Phonologie auf Akustischer und Perzeptorischer Grundlage, Lund: Gleerup 
  • Elert, Claes-Christian (1964), Phonologic Studies of Quantity in Swedish, Uppsala: Almqvist & Wiksell 
  • Elert, Claes-Christian (2000), Allmän och svensk fonetik (dalam bahasa Swedish) (edisi ke-8th), Stockholm: Norstedts, ISBN 91-1-300939-7 
  • Eliasson, Stig (1986), "Sandhi in Peninsular Scandinavian", dalam Anderson, Henning, Sandhi Phenomena in the Languages of Europe, Berlin: de Gruyter, hlm. 271–300 
  • Eliasson, Stig; La Pelle, N. (1973), "Generativa regler för svenskans kvantitet", Arkiv för nordisk filologi, 88: 133–148 
  • Elmquist, A. Louis (1915), Swedish phonology, Chicago: The Engberg-Holmberg Publishing Company 
  • Engstrand, Olle (1999), "Swedish", Handbook of the International Phonetic Association: A Guide to the usage of the International Phonetic Alphabet.Perlu mendaftar (gratis), Cambridge: Cambridge University Press, hlm. 140–142, ISBN 0-521-63751-1 
  • Engstrand, Olle (2004), Fonetikens grunder (dalam bahasa Swedish), Lund: Studenlitteratur, ISBN 91-44-04238-8 
  • Fant, G. (1983), "Feature analysis of Swedish vowels – a revisit", Speech, Music and Hearing Quarterly Progress and Status Report, 24 (2–3): 1–19 
  • Garlén, Claes (1988), Svenskans fonologi (dalam bahasa Swedish), Lund: Studenlitteratur, ISBN 91-44-28151-X 
  • Gårding, E. (1974), Kontrastiv prosodi, Lund: Gleerup 
  • Hamann, Silke (2003), The Phonetics and Phonology of Retroflexes, Utrecht, ISBN 90-76864-39-X 
  • Helgason, Pétur (1998), "On-line preaspiration in Swedish: implications for historical sound change", Proceedings of Sound Patterns of Spontaneous Speech, 98, hlm. 51–54 
  • Helgason, Pétur (1999a), "Preaspiration and sonorant devoicing in the Gräsö dialect: preliminary findings.", Proceedings of the Swedish Phonetics Conference 1999, Gothenburg Papers in Theoretical Linguistics, Göteborg University, hlm. 77–80 
  • Helgason, Pétur (1999b), "Phonetic preconditions for the development of normative preaspiration", Proceedings of the 14th International Congress of Phonetic Sciences, San Francisco, hlm. 1851–1854 
  • Ladefoged, Peter; Maddieson, Ian (1996). The Sounds of the World's Languages. Oxford: Blackwell. ISBN 0-631-19814-8. 
  • Liberman, Anatoly (1978), "Pseudo-støds in Scandinavian languages", Orbis, 27: 52–76 
  • Liberman, Anatoly (1982), Germanic Accentology, 1: The Scandinavian Languages, Minneapolis: University of Minnesota Press 
  • McAllister, Robert; Lubker, James; Carlson, Johann (1974), "An EMG study of some characteristics of the Swedish rounded vowels", Journal of Phonetics, 2 (4): 267–278, doi:10.1016/S0095-4470(19)31297-5alt=Dapat diakses gratis 
  • Petrova, Olga; Plapp, Rosemary; Ringen, Ringen; Szentgyörgyi, Szilárd (2006), "Voice and aspiration: Evidence from Russian, Hungarian, German, Swedish, and Turkish", The Linguistic Review, 23: 1–35, doi:10.1515/tlr.2006.001 
  • Reuter, Mikael (1992), "Swedish as a pluricentric language", dalam Clyne, Michael, Pluricentric Languages: Differing Norms in Different Nations, Berlin: Mouton de Gruyter, hlm. 101–116 
  • Riad, Tomas (1992), Structures in Germanic Prosody, Department of Scandinavian Languages, Stockholm University 
  • Riad, Tomas (2006), "Scandinavian accent typology" (PDF), STUF - Sprachtypologie und Universalienforschung, 59 (1): 36–55, doi:10.1524/stuf.2006.59.1.36, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-08-08 
  • Riad, Tomas (2014), The Phonology of Swedish, Oxford University Press, ISBN 978-0-19-954357-1 
  • Ringen, Catherine; Helgason, Pétur (2004), "Distinctive [voice] does not imply regressive assimilation: evidence from Swedish", International Journal of English Studies: Advances in Optimality Theory, 4 (2): 53–71 
  • Ringen, Catherine; Suomi, Katri (2012), "The voicing contrast in Fenno-Swedish stops", Journal of Phonetics, 40 (3): 419–429, doi:10.1016/j.wocn.2012.02.010 
  • Schaeffler, Felix (2005), "Phonological Quantity in Swedish Dialects", Phonum, 10 
  • Thorén, Bosse; Petterson, Nils-Owe (1992), Svenska Utifrån Uttalsanvisningar, ISBN 91-520-0284-5 
  • Thorén, Bosse (1997), Swedish prosody, diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-22, diakses tanggal 2022-06-09 
  • Tronnier, Mechtild (2002), "Preaspiration in Southern Swedish dialects", Proceedings of Fonetik, 44 (1): 33–36 
  • Wretling, P.; Strangert, E.; Schaeffler, F. (2002), "Quantity and Preaspiration in Northern Swedish Dialects", dalam Bel, B; Marlien, I., Proceedings of the Speech Prosody 2002 conference, Aix-en-Provence: Laboratoire Parole et Langage, hlm. 703–706 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Templat:Swedish language