Jump to ratings and reviews
Rate this book

Season Series #2

Autumn in Paris

Rate this book
Tara Dupont menyukai Paris dan musim gugur. Ia mengira sudah memiliki segalanya dalam hidup… sampai ia bertemu Tatsuya Fujisawa yang susah ditebak dan selalu membangkitkan rasa penasarannya sejak awal.

Tatsuya Fujisawa benci Paris dan musim gugur. Ia datang ke Paris untuk mencari orang yang menghancurkan hidupnya. Namun ia tidak menduga akan terpesona pada Tara Dupont, gadis yang cerewet tapi bisa menenangkan jiwa dan pikirannya… juga mengubah dunianya.

Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran terungkap, tersingkap pula arti putus asa… arti tak berdaya… Kenyataan juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup...

Seandainya masih ada harapan - sekecil apa pun - untuk mengubah kenyataan, ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan itu...

272 pages, Paperback

First published July 1, 2007

About the author

Ilana Tan

11 books1,870 followers
Ilana Tan adalah seorang novelis Indonesia yang dikenal karena menulis 4 novel roman yang masing-masing novelnya disajikan dengan cerita yang latarnya berbeda-beda. Novel Ilana Tan memiliki keunikan, yaitu tokoh-tokoh dari novel yang satu dengan novel yang lainnya saling berkaitan.[1]
Novel pertamanya berjudul Summer in Seoul, novel keduanya berjudul Autumn in Paris, novel ketiganya berjudul Winter in Tokyo dan novel keempatnya berjudul Spring in London. Masing-masing novel diceritakan di kota-kota besar di dunia, yaitu Seoul (Korea Selatan), Paris (Perancis), Tokyo (Jepang), dan London (Inggris). Dan masing-masing novel diceritakan di musim yang berbeda; Summer (musim panas), Autumn (musim gugur), Winter (musim dingin), dan Spring (musim semi).

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
5,697 (43%)
4 stars
4,140 (31%)
3 stars
2,415 (18%)
2 stars
588 (4%)
1 star
173 (1%)
Displaying 1 - 30 of 1,147 reviews
Profile Image for Ririn Aziz.
763 reviews101 followers
February 17, 2015
Sesungguhnya, saya tidak membayangkan pengakhiran yang sedemikian. Hingga ke saat-saat akhir, saya masih mengharapkan 'keajaiban' akan berlaku, di mana ada satu penyebab yang dapat 'mengikat' Tara-Tatsuya. Lagi-lagi bila mengingatkan Summer In Seoul mempunyai pengakhiran yang sangat manis.

Aku mencintainya.

Seumur hidup saya, tidak pernah lagi rasanya saya menemui kisah di mana dua perkataan tersebut memberi kesan yang amat mendalam.

Sejujurnya, bahasa yang digunakan adalah amat sederhana. Tiada kata-kata puitis yang bisa menyentuh rasa. Tiada kata-kata manis yang membelai jiwa. Malahan, pembacaan saya pada awalnya seperti tidak beremosi. Cuma yang jadi penariknya, penceritaannya yang lancar dari satu babak ke babak yang lain.

Tapi, bila konflik sebenar bermula, saya mula tidak keruan. Dan bila Tara turut mengetahui rahsia itu, hati saya juga turut berasa sakit. Saya juga turut berharap semoga ada 'kesilapan' di mana-mana.

Selama dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu.

Dan air mata pun tumpah, tanpa dapat ditahan lagi.
Profile Image for Ratrichibi.
53 reviews9 followers
August 8, 2010
After reading Ilana Tan's first book, "Summer in Seoul", I've been looking forward for her next novels. I like her simple writing style and the plots, which sometimes predictable (well, what do you expect for romance stories?) but still have the pinch on some scenes.
When I read Summer In Seoul, the fanfiction-style was still bold and I couldn't help myself not to be excited about it XD
But this Autumn in Paris gave me a new excitement. The story is more mature if I might say, with a heart-throbbing characters and storyline. That's why I just couldn't get off of this book until the very last page. And even though it's pretty much predictable, but still, love story is not always as cheesy-weasy-lovey-dovey as people thought.
Yes, I cried when I read the last 2/3 part of the book >__<

I always love the warm feeling in my heart after reading such a good love story :)

My favorite quote from this book :
"Kalau dia bahagia, aku juga merasa bahagia. Sesederhana itu."

Buku karya Ilana Tan ini mengisahkan tentang Tara Dupont, gadis keturunan Indonesia-Perancis yang tinggal di Paris dan Tatsuya Fujisawa, seorang arsitek dari Jepang.

Tara adalah seorang gadis yang memiliki kepribadian menarik. cerewet, ceplas ceplos, namun tulus dan penuh antusiasme. Sedangkan Tatsuya adalah seorang pria pendiam yang membenci musim gugur. Ia juga membenci Paris, namun ia datang ke kota itu untuk menelusuri jejak masa lalunya yang tak terduga sampai ia bertemu dengan Tara. Gadis itu telah mengubah pandangannya tentang dunia, dan memberikan rasa nyaman di hati Tatsuya. Pertemuan-pertemuan mereka di Paris telah menanamkan kesan di hati mereka masing-masing, namun mereka juga harus bergulat dengan luapan masa lalu yang tak terduga.

Walaupun kisah cinta cenderung klise, namun kisah Tara dan Tatsuya tetap memberikan rasa penasaran dan kejutan hingga ke akhir cerita. Dengan gaya bahasa yang sederhana dan alur yang mudah dicerna, menjadikan buku Autumn in Paris ini sangat menarik untuk menjadi teman membaca kita di sore hari. Kisah roman manusia urban masa kini dikemas apik dalam buku yang merupakan salah satu bagian dari trilogi musim karya Ilana Tan lainnya, yaitu Summer in Seoul dan Winter in Tokyo. Penggambaran adegan dan karakter yang kuat dari buku ini menjadikan kisah cinta Tara dan Tatsuya lebih menyentuh hati para pembacanya.

Buku ini memberikan gambaran tentang kehidupan dan kisah cinta yang kompleks, penuh dengan harapan dan keyakinan yang menepiskan keputusasaan. Memang, tidak semua kisah cinta harus manis, namun tidak semua kisah cinta juga harus menjadi getir, bukan? Menjalani kehidupan mereka yang penuh dengan kejutan dari sejarah hidup masing-masing, penulis buku ini menginspirasikan kita untuk menghadapi kenyataan hidup dengan cinta dan harapan.

-chib-
Profile Image for Winarni.
15 reviews6 followers
September 27, 2008
Jenis buku : Novel
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2007
Edisi : Ketiga
Tebal buku : 272 hlm, 20 cm

Seandainya masih ada harapan - sekecil apapun untuk mengubah kenyataan, ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya demi harapan.

Tara Dupont adalah blasteran Paris-Indonesia tetapi ia menyukai Paris. Pertemuannya dengan Tatsuya Fujisawa membuatnya penasaran pada lelaki tersebut. Lelaki yang membenci Paris.
Kedatangan Tatsuya ke Paris untuk mencari orang yang menghancurkan hidupnya. Namun kehadiran Tara di sisinya mampu membuatnya tenang.
Hingga benang merah yang menghubungkan mereka di masa lalu, terkuak, rahasia itu pula yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan mereka. Ketika kebenaran terungkap, tersingkap pula arti putus asa… arti tak berdaya…

Ilana Tan tampil dengan cara berceritanya yang khas seperti skenerio drama dengan latar tempat Paris. Ia mampu mengaduk emosi pembaca dengan ceritanya. Meskipun ceritanya terkesan klise dan mudah di tebak namun Ilana Tan memberikan kejutan di akhir cerita. Cara ia mendiskripsikan emosi di saat klimaks mampu membuat pembaca ikut terlarut.
Sayangnya,tulisan tersebut belum mampu memberikan pengetahuan yang baru dan pemikiran yang dalam begi pembacanya. Disinilah letak kekurangan sekaligus kelebihannya karena bacaan ini ringan dan dapat dinikmati sambil beristirahat.

Ilana Tan termasuk produktif, novel ini adalah novel keduanya setelah Summer in Seoul dan novel ketiganya Winter in Tokyo. Semoga Ilana Tan terus berkarya.
Profile Image for sari.
107 reviews7 followers
January 23, 2013
Setelah pengalaman pertama membaca bukuWinter in Tokyo jadi penasaran dengan seri four season lainnya. Ternyata seri yg satu ini benar-benar mengejutkan. Ending yg tidak bisa ketebak oleh para pembaca..apalgi baca epilognya,,y gue jadi pengen argggggghhhhh..kenapa bisa gini. Pdahal di awal cerita Ilana Tan tidak sedikitpun memberikan kecurigaan bakal ending seperti itu. Di awal cerita benar-benar romance..disuguhi dengan pengakuan cinta pada pandangan pertama, pertemuan yg serasa takdir, pengakuan manis on air di radio..jalan-jalan melihat sudut kota Paris. Alur cerita mengalir baik dan setting latar yg mendiskripsikan keindahan kota paris (namun kebanyakan adegan makan barengnya..knapa y kalo ngajak bertemu pasti ngajak makan hehehe). Kemudian mulai terselip emosi yg banyak ketika mulai dihadirkan konflik. Dan wow..perkembangan ceritanya mulai berubah, salut dengan pengarang yg mampu mengemas plot menjadi lebih menarik. Tau kapan menampilkan adegan ini dan itu, sehingga pembaca yg membacanya menjadi teraduk-aduk emosinya. Sampai mau lembar terakhir, masih berharap endingnya seperti yg diinginkan, tapi ya memang kali ini semua kembali ke realita. Epilog yg luar biasa menyentuh dari sang pengarang membuat kita merasa ah rasanya kurang rela endnya kyak gini.
Profile Image for Juliza.
208 reviews28 followers
October 16, 2014
(4 bintang)
Ini kisah kebetulan yang pahit. Dan, biasanya hamba tidak mudah merasa senang dengan kisah cinta terlarang yang semacam ini. Selalu saja hamba merasa ia ‘menyeramkan’ tetapi untuk Autumn in Paris, mungkin kerana kecekapan penulisnya menyusun kata dan rasa watak-watak membuat hamba tidak menganggap ia terlalu ‘seram’.

Ya, ini kisah yang sedih sekali dan hamba suka itu. Mungkin aneh tapi pada hamba jika hendak menulis (atau contoh yang lain membuat filem/drama) yang sedih biar sampai orang menangis. Jika lucu biar sampai ketawa. Jika ngeri biar sampai takut. Hamba anggap ia satu kepuasan apabila rasa pada tulisan mampu membuat hati hamba merasakan yang sama.

Jika ditanya mungkin tiada yang hamba tidak suka tentang buku ini. Bahasa Indonesianya masih mampu hamba mengerti walau ada beberapa patah kata yang hamba perlu cari tahu. Oh ya, mungkin hamba kurang berkenan sedikit bagaimana cepatnya hubungan Tatsuya dan Tara berkembang. Buku ini sudah cukup drama tetapi mungkin perlu lebih muka.

Selain itu, hamba suka semua watak-watak yang ada. Semuanya menyenangkan termasuk bos Tara yang perfectionist itu :). Dan tentu, siapa saja yang tidak jatuh suka pada Tatsuya? Hamba suka kata-kata akhirnya; “Selama dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu.” Ah, hamba ingin menangis lagi dengan cuma mengingat lelaki Jepun itu.



p.s Buku ini membuat hamba teringat filem Mawar Merah kegemaran mak.
Profile Image for Lisa.
59 reviews17 followers
August 23, 2012
Apakah ada yang tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai? Aku tahu.

Hiks..hiks… kutipan ini benar-benar menjadi jiwa buku ini.
Oke. Sedikit pengakuan. Saya membaca 1/5 bagian depan.... trus langsung melompat ke 1/3 bagian belakang.... dan diakhiri dengan sibuk menangis tersedu-sedu. Huhuhuhu…… Setelah membaca bagian akhir, saya tidak sanggup membaca bagian depannya deh.

Mestipun begitu, tetap saja ada harapan untuk dapat bangkit kembali. Hidup adalah perjuangan. Kesedihan yang mendalam tidak bisa menjadi alasan untuk mengakhiri kehidupan itu sendiri. Kira-kira ini yang menjadi jiwa dari kutipan berikut :

Biarkan aku menangis. Hari ini saja.
Dengarkan aku. Tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku akan baik-baik saja.
Mungkin butuh waktu, tapi aku akan baik-baik saja.
Kau boleh lihat sendiri nanti.
Kau akan lihat tidak lama lagi aku akan kembali bekerja, tertawa dan mengoceh seperti biasa.
Aku janji.


Aduuuuhhh…. Bisa tidak yaa saya mencintai seseorang seperti Tatsuya mencintai Tara? Dengan hanya berpikir “selama dia bahagia, aku juga akan bahagia”. Sesederhana itu.
Profile Image for Silvia Iskandar.
Author 7 books28 followers
May 16, 2013
Mmmm...mungkin aku jarang baca buku YA makanya aku merasa agak ada yg kurang gitu...

Yg paling aku kecewa adalah krn gak berasa sama sekali Paris-nya. Buat aku yg gak pernah ke Paris, wkt mulai baca, harapanku besar sekali utk 'jalan2'. Tapi ternyata, gak ada deskripsi yg cukup kuat utk membangkitkan bayanganku akan autum in paris.


Misalnya, ttg sungai Seine. Bberapa kali disebut betapa indahnya sungai Seine. Ok...please show, don't just tell..apakah sungai itu meliuk-liuk atau lurus dan gede, apa di sampingnya penuh pohon2, pohon jenis apa , warna daunnya mestinya udah memerah, dan kalau memang banyak pohon yg berguguran, tentunya banyak daun yg mengapung-apung di sungai. Atau kalau ternyata gak ada, apakah sungai itu di pinggir jalan besar sehingga permukaannya memantulkan mobil2 yg berseliweran atau justru pasangan2 yang berpacaran?

Ini ada contoh deskripsi dari narasi drama 'Call the Midwife' yg saya suka banget :

The River Thames pulsed through the heart of the East End like its blood, sustaining its people and taking much away with it what they had thrown or lost. For some, it marks the beginning of a journey, for some, it's a channel of return. Bringing back the missing and the lost, the forgotten and the longed for. It was often an escape route, and sometimes the road home.

Aduuuh..karena saya suka banget, mari kita terjemahkan supaya bisa lebih diresapi:

Sungai Thames berdenyut melalui jantung East End seperti nadinya, memastikan keberlangsungan penduduknya dan membawa dengannya apa yang mereka buang dan tak sengaja terhilang. Bagi beberapa orang, Sungai Thames menandai awal sebuah perjalanan, dan bagi yang lainnya, Thames adalah jalan untuk kembali. Membawa kembali yang sempat hilang dan tersasar, yang dilupakan dan yang dirindukan. Thames sering dijadikan sebagai rute pelarian dan kadang-kadang, jalan pulang.

Jadi dari deskripsi yg puitis ini kita tahu bhw Thames itu bukan sungai yg indah berair tenang, namun fungsional dan sibuk. But still...cara menggambarkannya itu lho..

Menurutku cerita ini bisa dilokasikan di mana saja asal namanya diganti gak usah berbau Prancis atau Jepang, toh..Paris-nya juga gak nongol2 amat.

Poin kedua yg membuat aku ..mmmm...adalah, kurangnya deskripsi dengan 5 indra perasa. Ini sih aku baca di buku 'Write Great Fiction' Katanya kita harus menggunakan bermacam2 indra dlm menggambarkan sesuatu. Sentuhan, pandangan, bau..dll

Nah, di novel ini beberapa kali kejadian di restoran, sebenarnya kesempatan yg bagus utk melakukan sensory description. Udon, kayak apa udon itu? Udon kan membal-membal, kenyal, masuk ke bistro apakah ada bau gorengan, bau croissant yg baru jadi dan legit seperti mentega yang membuai, apakah ada suara berisik milk frother dari mesin kopi? Bagaimana tuh dengan autumn? Dinginnya sampai sebagaimana? Mestinya bibir kering dan pecah, anginnya juga menembus jaket. Ini sama sekali gak ada.

Very sinetron-like.
Unsur-unsur sinetron menurut saya adalah :
-terjadi pada org2 sempurna (semua karakternya cantik, ganteng, kekurangannya cuma playboy yg malah menekankan pada keunggulan fisik)
-keluarga kaya
-intrik2, spt anak di luar nikah, saudara ketemu gede
-bunuh diri.. (ini lebay, saya tau beberapa editor gak suka sama unsur ini krn klise)
-jalan cerita fokus banget sama 1 hal, mis balas dendam, cinta tak sampai , rebut harta
-kebetulan2 adegan kuping-menguping

Menurutku, hidup manusia itu kompleks, dan kekompleksan itu yg membuat cerita bisa jadi menarik. Misalnya cerita ayah Tara yg pemilik restoran, nah...bukankah kita tahu ekonomi eropa melamban ya, mestinya kalau dimasukkin gejala2 toko agak sepi, dan pergumulan ayah Tara dalam bisnis, seharusnya lebih menarik.

Seandainya di Sebastien dan Fujisawa diceritakan gak cocok dalam pendapat mereka membangun sebuah gedung (dan tentu saja penulis harus riset biar gak ada pembaca jurusan arsitek yg protes kalau fakta2nya ngaco), tentu novel ini jadi lebih menarik sekaligus edukatif. Hal2 edukatif spt ini yg punya unsur 'eye opening' yg membuat pembaca ingat dan terkenang2 sih, menurut saya.

Kebetulan banget deh yg di airport nyenggol kopernya bisa ketemu lagi, ternyata temen baik temen sekantor...well..ini memang kalo film romantic comedy juga sering begini, but in reality, seberapa besar sih kemungkinan itu.

Adegan kuping-menguping khas drama korea hihihih..selalu ada deh, pas percakapan super penting, tiba2 ada org ketiga yg mendengar di background..halah..dalam keadaan nyata, mana bisa si Tara nguping percakapan ayahnya dengan dokter sampai sepanjang itu dr awal-habis...makanya, cuma terjadi di sinetron dan drama Korea


Ya begitulah..it was ok
Profile Image for Sache.
148 reviews
September 15, 2010
Tatsuya Fujisawa benci Paris, ataupun musim gugur. Kedatangannya hanya satu: bertemu orang yang mengalirkan darah pada nadinya.
Tapi gadis musim gugur mengubah semuanya, hingga daun yang berguguran terlihat seindah cinta yang bersemi.

Tara Dupont selalu berpikir dia menyukai Sebastien. Hingga kemudian telinganya mendengar diary Monsieur Fujitatsu di radio dan tanpa sadar pria itu sudah menjadi bagian yang penting dalam hidupnya, yang selalu dia tunggu.

Tapi masa lalu Jean-Daniel Lemercier menghancurkan mereka, karena penyangkalan takkan berarti jika darah mengungkapkan kebenarannya.



Akhirnya, setelah memantapkan hati dan gigit boneka, dibaca juga novel ini.
Hasilnya? Ini Novel Ilana Tan Yang Paling Keren!

Semua novel Ilana Tan memiliki satu pola, begitu banyak 'Kebetulan' disana. Tapi hanya novel ini yang tidak bisa diprediksi, yang menyayat hati, yang hampir bikin banjir di rumah gue. :P

Awalnya manis banget, Tara sedikit naif, polos dan egois. Bertemu dengan Tatsuya, ganteng, romantis, konyol dan nggak bisa ditebak. Tatsuya sukses bikin ngiler semua cewek (atau paling nggak, gue). Meskipun malu, tapi cewek manapun pasti suka dikasih kejutan kayak Monsieur Fujitatsu.

Itu membuktikan, cowok macam ini benar-benar langka. Karena meskipun ada, ujungnya meninggal. Tragis kan?

Lalu plot berjalan, dari yang awalnya indah, berakhir seperti pohon. Di musim panas dia merekah, lalu satu persatu jatuh di musim gugur, dan hilang ditelan salju musim dingin.

Bagus juga gue nggak nangis berkali-kali baca novel ini, bisa makin parah flu gue (curhat).

Intinya: meskipun gue benci novel sedih, tapi gue salut banget sama Ilana Tan. Kasih deh jempol tangan, kaki, sampai pinjam jempol orang kalau perlu.
Benar-benar top! :)
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Rika Moniarti.
12 reviews5 followers
May 14, 2009
Tatsuya Fujisawa langsung tertarik pada Tara Dupont, gadis yang tanpa sengaja menabraknya di bandara saat ia pertama kali menjejakkan kaki di Paris. Pertemuan-pertemuan selanjutnya terjadi tanpa diduga dan direncana, pertemuan-pertemuan yang menyenangkan dan membahagiakan yang membuat Tatsuya sedikit melupakan kepahitan masa lalunya, kepahitan yang justru menjadi alasannya pergi ke Paris.

Adapun Tara menemukan sesuatu yang sesungguhnya tidak ia ketahui secara pasti apa penyebabnya, yang jelas ia selalu merasa bahagia saat bersama dengan Tatsuya. Kisah cinta mereka pun mengalir dengan manis sampai mereka dihadapkan pada suatu kenyataan yang begitu pahit, kenyataan yang datang dari masa lalu mereka berdua, kenyataan yang dengan kejamnya memisahkan mereka.

Romantisme ternyata bukan hanya bisa dinikmati remaja usia belasan atau pasangan yang sedang dimabuk cinta aja ya. Saya sendiri yang udah seumur ini buktinya masih tertarik pada novel dengan tema tersebut. Kalau diingat-ingat sih, tema novel ini sama sekali bukan tema baru, malah bisa dibilang klise, sudah pernah ada di berbagai novel cinta atau film-film drama. Jadinya memang waktu baca novel ini saya seperti duduk di depan televisi, nonton DVD film drama romantis, ikut senyam-senyum di awal cerita, cepat-cepat mengambil tisue saat ada adegan sedih, dan menghela napas di akhir cerita.

Kalau memang klise, lantas kenapa novel ini tetap enak untuk dibaca ya? Mungkin karena gaya penulisan cerita yang mengalir, dialog-dialog yang ringan dan segar, dan tokoh-tokoh yang digambarkan begitu menarik sebagaimana tokoh dalam film yang pastilah cantik dan tampan yang membuat saya... enggan untuk berpaling.
Profile Image for Hanifah.
6 reviews
July 13, 2012
Setelah hampir 3 tahun membacanya, yang paling saya ingat adalah momen ketika air mata saya terus mengalir. Bukan menangis tersedu-sedu, namun sesenggukan karena tiap kata yang lewat saya baca menahan napas saya.
Oke cukup lebay tapi sungguh, apalagi saat Tara memanggil Tatsuya untuk jangan pergi. Bersamaan dengan penggambarannya di kepala, saya menangis sambil memukul-mukul dada saya supaya napas tetap ada.
Mengenai cerita yang menurut saya klise; hubungan yang ternyata sedarah, namun kelebihannya adalah terdapat alur yang mengalir dan menarik dalam upaya mengulik kisah yang menyakitkan tersebut.
Terakhir, dari novel ini pula saya jadi belajar dan terbiasa dalam menghadapi sad ending. Karena saya sadar, justru dengan musibah yang dialami Tatsuya membuat cerita ini terkesan nyata karena tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Dari novel inilah saya langsung menekuni tetralogi empat musim lainnya karena jujur meskipun ini novel seri kedua tapi merupakan novel pertama yang saya baca.
Dan saya rasa, saya tidak salah.
Profile Image for .athi.
349 reviews
November 16, 2022
"Selama dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu."

OH ASTAGA! KARYA ILANA TAN TAK PERLU DIRAGUKAN LAGI.

Mengisahkan Tara Dupont yang menyukai Paris dan musim gugur, lalu bertemu dengan Fujisawa Tatsuya yang sulit ditebak. Kebalikan dari Tara, Tatsuya benci Paris dan musim gugur.

Aku benar-benar dibuat terkejut dengan bagaimana alur ceritanya mengalir. Novel ini sukses membuatku merasakan yang namanya berdebar–terlampau bahagia hingga rasa sakit dalam menghadapi kenyataan.

Jangan lupa siapkan hati. Semoga Tara dan Tatsuya dapat bahagia dengan cara mereka masing-masing.

Kalau begitu, sampai jumpa! 💛🍁🗼
Profile Image for Lala.
180 reviews26 followers
June 8, 2020
Jam tiga pagi, dan aku nangis sesegukan sampai sesek napas. Aku udah baca ulang novel ini tiga kali, astaga, kenapa masih bereaksi sebegininya sih. Duh~

Seratus halaman pertama novel ini manis. Indah, berbunga, romantis. Bisa banget bikin pembaca jatuh cinta. Halaman sisanya itu mimpi buruk. Sedih, sakit hati, depresi, putus asa. Apalagi epilognya.

"Selama dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu."

Berani-beraninya kamu bilang kalimat semacam itu, Tatsuya Fujisawa! 😭😭😭
Profile Image for Nurul.
301 reviews36 followers
February 12, 2023
Setelah tahun lalu aku baca yang Summer in Seoul, akhirnya aku lanjut ke buku kedua dan buku ini memorable sih dibanding buku pertama. Latar kota Paris-nya dijelasin dengan oke dan vibe autumn-nya berasa. Permasalahannya juga jauh lebih complicated dan bikin nyesek. I didn't see it coming, walaupun udah ada feeling bakalan ke arah sana konfliknya. Ngga usah ngomongin ending-nya deh ya, because I still feel the void inside my chest.

Rate: 3.5/5
Profile Image for yun with books.
617 reviews227 followers
June 30, 2020


"Suatu kali hidup melambungkanmu setinggi langit, kali lainnya hidup menghempaskan begitu keras ke bumi."


Sekarang aku tahu, kenapa waktu aku SMP dan SMA buku ini sangat populer bagi pembaca, katanya bikin nangis dan lain sebagai macamnya.
Memang benar, Autumn in Paris lebih sedih daripada Summer in Seoul. Kalau buku Summer in Seoul membuat hati berseri-seri dan kadang ada bagian yang kocak. Autumn in Paris lebih muram.

Jujur, lebih suka karakter-karakter di buku Summer in Seoul, di buku ini karakternya kurang berwarna dan hidup. Apa karena dibuat sengaja seperti itu ya?
Tatsuya memang laki-laki idaman, cuma tidak lebih baik daripada Jung Tae-Woo.. dinamika percintaan Tatsuya dan Tara pun tidak begitu mengunggah dan bikin hati ini membuncah.

Aku menikmati buku ini, walaupun plot dan twistnya sangat mudah tertebak.
Memang di akhir buku, ketika Tatsuya meninggal, aku mengakui bahwa memang agak perih. But it's bearable. Jujur aku kira buku ini bagian tersedihnya entah Tatsuya atau Tara yang sakit parah atau apapun yang klise, tapi memang jangan berekspektasi ya. hahaha....

Tatsuya dibunuh Ilana Tan di akhir buku, gak rela sih. Dan maksudnya apa juga. hahaha..... *cry in the corner*
9 reviews
September 8, 2010
kesan pertama yang kudapat dr judul nouvel ini yaitu " romantis "
karena paris identik dgan yg romantis_2 (menurut aku)

pertama x baca, aku lgsg suka dgan karakter tatsuya fujisawa yg dgambarkan misterius tpi romantis [ aku yakin kbanyakan cewe juga mnyukai tipe seperti ini (; ]

aku juga suka karakter Tara yg periang , cerewet tapi dpt menenangkan Tatsuya [ di ceritanya ]

awalny chemistry Tara-Tatsuya sangat manis sekali , apalagi monsieur Fujatatsu adalah tipe yg penuh kejutan dan mmbuatku juga ikut deg_2an seperti Tara [ maaf y , ripiu ini agak ga jelas ]

menjelang tengah_2 buku begitu kebenaran rahasia gelap itu mulai terungkap , perasaanku mulai tdak karuan..

sebenar ny cerita ini ktebak bgt dr awal , tp entah mgapa aku tidak protes dan tetap melanjutkan membaca . mungkin karena penggunaan bahasa ilana tan yg begitu mengalir dan indah , membuat ku bisa ikut mrasakan emosi yang dirasakan Tara dan Tatsuya .

menjelang akhir bab , mata ku mulai panas . apa lg setelah membaca epilog ny ( yg menurutku ) keren sekali dan sukses mmbuatku menangis T.T

satu bintang untuk Tara [ karena nama ku Tara (; ]
dua bintang untuk penjelasan suasana Paris yg cukup detail
satu bintang untuk Tatsuya yg misterius tapi romantis (;

4 bintang buad novel ini (:

sayang sad ending , kalo tdak mgkin bintang ny akan lebih banyak lg .
*maksa ;p
Profile Image for Fhily.
Author 1 book45 followers
February 21, 2012
"Selama dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu."


Bercerita tentang kisah cinta Tara Dupont dan Fujisawa Tatsuya, settingnya di Paris u,u karena saya ngefans sama Paris hehehe, sepertinya tempatnya romantis gitu kalau settingnya disana :3 Tapi, seperti judulnya autumn cerita ini memang dibuat sad ending aihhhh T_T Tatsuya mati hiks, dan juga yang lebih mengenaskan ternyata Tara dan Tatsuya itu satu Ayah. Sudah banyak teman-teman yang mereview panjang-panjang disini jadi saya rasa sudah cukup menjelaskan tentang buku yang sangat menyentuh ini.

Kata-kata yang menyedihkan buat saya itu ini T_T : “Jangan marah padaku kalau aku menangis sekarang.”
entah kenapa mewek disitu T_T (?)

"Jangan marah padaku kalau aku menangis.... Hari ini saja.... Kau boleh lihat sendiri nanti. Kau akan lihat tidak lama lagi aku akan kembali bekerja, tertawa, dan mengoceh seperti biasa.... Aku janji...."
Profile Image for Meimei Camui.
63 reviews6 followers
October 12, 2011
Hhhh~ sumpah! nyesek banget baca buku ini,

Dan...ehmm~ Aku nangis baca buku ini T____T

"Apakah ada yang tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai..??

Kalo mau tau...baca aja buku ini T_T huwf!
Sampe sekarang kalo baca buku ini, mata aku masih berkaca-kaca,

Ada adegan yang menurut aku meaning banget!
Sebuah foto pria dan wanita, di bagian belakang foto itu bertuliskan kalimat :
"Aku dan semua hal yang kuinginkan dalam hidup." kalimat itu ditulis oleh tatsuya.

Damn...Tatsuya secara nggak langsung bilang bahwa "Semua yang dia inginkan dalam hidup, ada pada Gadis itu."

Hhhh...aku nggak bisa berkata-kata lagi untuk ending cerita.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Annelice.
198 reviews11 followers
December 12, 2022
Actuali 3,5! Yey!

Baca ke-2 kalinya setelah hampir 10 tahun! Dan saya masih aja nangis dengan endingnya wkwk. Yah walaupun nagisnya nggak sesakit dulu.

Buku ke-2 dari season series karya Ilana Tan yang menurut saya paling membekas, paling bikin sesak. Tapi kalau dipikir-pikir lagi (setelah re-read) ceritanya kaya FTV wkwk.

Sebelumnya, sekitar 7 bulan yang lalu saya juga baru baca ulang Summer in Seoul, baru sekarang ini sempat baca Autumn in Paris. Niatnya sih pengin baca ulang seluruh tetralogi di tahun ini. Namun apa daya banyak novel-novel baru yang saya ingin baca.

Oke, back to the review. Autumn in Paris bercerita tentang Tara, seorang penyiar radio yang periang dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Tara berteman dengan Sebastien sejak lama, dan sejak lama pula Tara menyukai temannya itu. Namun Sebastien hanya menganggapnya sebagai seorang teman dan adik. Suatu hari Sebastian mengenalkan Tara pada rekan kerjanya yang merupakan orang jepang bernama Tatsuya. Merekapun menjadi akrab dan nyaman satu sama lain. Mereka saling menyayangi sampai tiba-tiba sebuah fakta yang sangat menyakitkan membuat mereka harus mengakhiri segalanya. Semua angan dan harapan yang pernah mereka impikan harus dikubur dalam-dalam.

Well, kayanya hampir sebagian pencinta novel Indonesia tau deh tentang tetralogi season series ini, termasuk Autumn in Paris. Apalagi buku ini termasuk buku lama dan sempat booming pada jamannya.

Saya sih nggak bakal banyak komentar ya karena siapa sih yang nggak tau karya-karya Ilana Tan? Gaya tulisanya selalu apik, bahasanya halus. Mirip-mirip Charon lah menurut saya.

Cuma yang saya sayangkan ya beberapa unsur intrinsik dinovel ini sih, seperti latar tempatnya. Mirip seperti Summer in Seoul, penulis terlalu sederhana dalam menggambarkan kota Paris. Bukan hanya sekedar kota Parisnya. Bahkan tempat tinggal para tokoh utamapun juga abu-abu.

Selain tempat, mungkin makanan ya. Terdengar sepele, tapi menurut saya itu justru penting. Masa tinggal di Paris sangat lama tapi si tokoh utama hanya suka sate kambing sih? Really? Makanan-makanan umum seperti escargot kek, croissant kek atau ratatouille kek kan bisa. Jadi tidak hanya pesen makanan-pesen makanan tapi tidak disebutkan makanannya.

Selanjutnya juga bahasa. Penggunaan bahasa prancisnya amat sangat minim ya wkwk. Oke saya tau mungkin maksudnya supaya pembaca tidak kesusahan dalam mendalami cerita. Tapi ya jangan cuma allô dan bounjour saja.


Ps : Tara adalah sepupu Sandy alias Han Soon Hee di Summer in Seoul.
Profile Image for Yovano N..
239 reviews13 followers
September 5, 2014

Review on my blog: http://kandangbaca.blogspot.com/2014/...

Perhatian: Review ini mungkin mengandung spoiler dan sedikit racauan.

Summer in Seoul karya Ilana Tan sukses membuat saya jatuh cinta kepada sang penulis. Maka dari itu saya berharap banyak dari buku kedua dari Season Series ini. Apa mau dikata, ternyata saya susah menikmati Autumn in Paris.

Sebelum membahasnya lebih lanjut, izinkan saya untuk menceritakan sedikit tentang buku ini. Autumn in Paris berkisah tentang Tara Dupont, gadis blasteran Indonesia-Perancis. Orang tua Tara telah bercerai dan saat ini Tara memilih tinggal bersama ayahnya di Paris. Kepribadian Tara yang selalu ceria dan ceplas-ceplos membuatnya sangat cocok berkerja di salah satu radio yang cukup populer di Perancis. Ia juga digambarkan sebagai gadis romantis yang menyukai musim gugur. Tara naksir sahabatnya, Sebastien, tapi Sebastien hanya menggapnya sebagai adik. Suatu saat, Sebastien memperkenalkan Tara dengan sahabat baiknya yang berasal dari Jepang yang bernama Tatsuya Fujisawa.

Tatsuya Fujisawa adalah seorang arsitek yang kebetulan sedang punya proyek di Paris. Sebenarnya, ini bukan kali pertama ia bertemu dengan Tara. Diam-diam Tatsuya naksir gadis itu. Gayung bersambut (LOL, istilahnya jadul banget), perhatian Tara pun teralihkan dari Sebastien ke Tatsuya, yang menurut cewek itu menarik, karena selain memiliki wajah yang lumayan ganteng, ternyata bahasa Perancisnya juga lancar. Sebenarnya selain punya kerjaan di Paris, cowok Jepang itu juga ternyata memiliki misi lain. Misi apakah itu?

Hubungan antara Tara dan Tatsuya ternyata harus mengahadapi cobaan yang amat sangat berat sekali pake banget. Cobaan yang sangat pasti tidak ada jalan keluarnya. Dan pilihan yang ada hanya satu: Tara dan Tatsuya harus membuang jauh-jauh harapan mereka untuk memadu kasih (wuiiih). Lantas, hal apakah yang membuat keduanya tidak bisa bersatu?

Sejak awal saya menyukai cara Ilana Tan berkisah. Meski ceritanya dituturkan dengan bahasa yang ringan, namun emosinya tetap dapat tersampaikan dengan baik. Hanya saja, saya tidak menyukai konflik utama dalam novel ini (ini masalah selera saja). Tentu saya tidak akan menceritakan konflik utama tersebut karena akan menjadi spoiler bagi pembaca yang belum membaca novel ini. Tapi saya yakin, konflik yang tidak menarik bagi saya belum tentu tidak menarik bagi orang lain, bukan?

Saya merasa agak terganggu dengan banyaknya unsur kebetulan dalam novel ini. Di antaranya adalah tentang Tatsuya yang tiba-tiba harus bekerja di Paris, yang kebetulan sekali sejalan dengan misinya, dan kebetulan pula ia bertemu dengan gadis yang ternyata adalah… oke, yang terakhir itu nggak boleh dikasih tahu. Lalu ada lagi kebetulan di mana Tara menguping pembicaraan orang lain. Sampai dua kali loh, adegan tara menguping secara tak sengaja ini. Ada juga bagian cerita di mana Tatsuya mengalami kecelakaan. Dua kali. Dan keduanya terjadi di tempat kerjanya (malang sekali nasibmu, Tatsu… *pukpuk*).

Beberapa pengulangan adegan terjadi dalam novel ini. Coba simak adegan-adegan ini:

1. Hlm 184: Tara menekan telapak tangannya ke dada. Sakit…

2. Hlm 205: Tara mengangkat sebelah tangannya dan menempelkannya di dada. “Karena sakit sekali rasanya. Di sini. Sakit sekali, Sebastien.”

3. Hlm241: Sebelah tangannya menopang tubuhnya di lantai, sebelah tangannya lagi memegang dada, berusaha menahan rasa sakit yang tiba-tiba menyerbu dirinya.

4. Hlm 248: Sebelah tangan Tara terangkat ke dada. Tarik napas… Keluarkan… Tarik… Keluarkan… Air matanya menetes. (Bukan, ini bukan adegan melahirkan.)

description

Apakah adegan pegang-pegang dada di atas karena tokoh utama kita menderita sakit jantung? Sama sekali tidak. Ia cuma sakit hati saja kok. Tapi sakit yang benar-benar sakit, sampai-sampai ia nyaris bunuh diri dengan cara terjun dari jembatan sambil pegang dada. Saya jadi berpikir kalau Tara agak sedikit berlebihan. Terutama soal pegang-pegang dada itu.

Saya baru benar-benar merasakan apa yang Tara rasakan menjelang akhir novel ini. Penulis sukses membuat dada saya sesak, meski tidak sampai membuat saya ikut-ikutan pegang dada seperti Tara, sih. Harus saya akui, paruh terakhir novel ini akhirnya menyedot seluruh perhatian saya. Bagi pembaca yang gampang meneteskan air mata, saya sarankan untuk menyediakan tisu banyak-banyak.

Secara keseluruhan, saya kurang puas dengan novel ini. Poin plus saya berikan bagi gaya bercerita sang penulis serta endingnya yang cukup menggungah.

***
Profile Image for Princess Brown.
2 reviews7 followers
April 15, 2011
Tara Dupont, menyukai Paris dn musim gugur. Ia mengira sudah memiliki segalanya dalam hidup, sampai ia bertemu Tatsuya Fujisawa, seorang arsitek sekaligus teman Sebastien yang tak lain adalah sahabat Tara. Seseorang yang ssah di tebak dan dan selalu membangkitkan rasa penasarannya sejak awal.
Tatsuya Fujisawa, benci Paris dan musim gugur. Ia datang ke Paris untuk mengerjakan sebuah proyek, tapi ia sebenarnya ia sengaja datang ke Paris untuk mencari orang yang menghancurkan hidupnya. Namun ia tak menyangka akan terpesona dengan Tara Dupont, gadis yang cerewet tapi bisa menenangkan jiwanya dan pikirannya, juga mengubah dunianya.
Berawal dari Sebastien teman Tatsuya dan juga sahabat Tara yang memperkenalkan mereka, tapi mereka tidak menyadari bahwa sebelum itu mereka sudah pernah bertemu. Tepatnya Tara yang tidak menyadarinya. Setelah mereka bertiga bertemu di salah satu restoran. Tara dan Tatsuya lebih sering bertemu, bahkan berjalan-jalan mengelilingi Paris. Dan mulai situ, baik Tara maupun Tatsuya mulai menyukai satu sama lain dan kehidupan berjalan dengan sempurna. Tapi semua berubah ketika Tatsuya kembali ke rencana awal untuk mencari seseorang yang menghancurkan hidupnya. Seseorang yang tak lain adalah cinta petama ibunya sekaligus ayah kandungnya.

Jean-Daniel Dupont, ayah dari Tara Dupont seorang pengusaha kaya dan terkenal. Tapi ia mempunyai masa lalu yang membuat Tatsuya mencarinya. Dan ya, dia adalah ayah kandung Tatsuya Fujisawa, begitu ia mengetahui bahwa Tatsuya adalah anaknya ia segera meminta maaf, bukan maksudnya untuk pergi dan tidak bertanggung jawab pada ibunya, tapi ia benar-benar kehilangan kontak dengan ibunya. Dan setelah tahu bahwa Jean-Daniel Dupont adalah ayah dari Tara Dupont, Tatsuya tidak dapat mempercayainya dan berusaha untuk menghindari kenyataan itu. Tatsuya meminta untuk melakukan tes DNA untuk membuktikan bahwa tidak mungkin Jean-Daniel Dupont adalah ayah kandungnya, mungkin terjadi kekeliruan. Tapi semua yang diinginkan Tatsuya justru sebaliknya, setelah tes DNA itu lebih meyakinkan kalau Tatsuya adalah anak Jean-Daniel Dupont.hari demi hari disibukkanya segala aktivitas sehingga dia menjadi jarang istirahat, Tatsuya mulai menghindari Tara dan berusaha untuk memendam dalam-dalam perasaannya. Hingga pada suatu hari Tatsuya di opname karena terjadi kecelakaan di lokasi proyek. Dan ketika Tara ingin menemui ayahnya di salah satu ruang dokter, tanpa sengaja Tara mendengar seuntai kata yang membuatnya berubah. " aku tidak akan keberatan dengan hubungan mereka, kalau Tatsuya bukan anakku juga " kata ayahnya pelan.

Begitu mengetahui semuanya, sikap Tara menjadi sangat berubah. Begitu pula dengan Tatsuya yang belum mengetahui kalau Tara sudah mengetahui semuanya. Dan setelah mengetahui bahwa Tara sudah mengetahui segalanya, Tatsuya berniat menghidar dari Tara dan kembali ke Jepang untuk selamanya. Hingaa pada suatu hari, ada telepon dari Jepang, yang mengabarkan bahwa Tatsuya mengalami kecelakaan. Dengan segera, Tara dan ayahnya terbang ke Jepang. Dan begitu sampai di sana keadaan Tatsuya sudah sangat parah. Tatsuya jatuh dari lantai tiga ketika sedang berada di lokasi proyek. Dan tak lama setelah Tara sampai di Jepang, Tatsuya meninggalkannya untuk selamanya.

Profile Image for Kungkang Kangkung.
117 reviews26 followers
August 28, 2015
BWAKAKAKA... HAHAHA... Rasanya ingin tertawa sendiri kenapa saya bisa memberi tiga bintang pada novel kedua Ilana Tan ini. Bahkan sampai saat ini saya tidak dapat memercayai diri saya sendiri. Tiga bintang ukuran Goodreads adalah "I like it". Benarkah saya menyukai Autumn in Paris? Ciyus? Miapah? Enelan? Hah? #bingungsendiri

Tapi mungkin benar saya menyukainya. Entahlah, saya hanya merasa buku AiP ini lebih baik dibandingkan dengan SiS. Konflik dalam AiP lebih rumit, yang kalau dilihat dari sisi negatif menjadi seperti sinetron. Dan setelah dipikir-pikir, memang terlihat seperti cerita sinetron sih. Hahaha... Namun, jika kesukaan saya terhadap genre tragic drama dijadikan sebuah alasan untuk menyukai AiP, mungkin memang itulah yang terjadi. #berputarputar

Oiya, sebenarnya lagi-lagi saya sempat membuka Spring in London terlebih dahulu sebelum mengetahui bahwa di SiL ternyata juga ada catatan kaki "baca Winter in Tokyo". Oke, berarti SiL sebenarnya buku terakhir seri musim ini ya... #malascekgudrid #kuotahabis Walau saya sadar, urutan musim setelah summer ya memang autumn, tetap saja saya lebih suka mengawali penyebutan empat musim dimulai dari spring. Itulah mengapa saya merasakan ada tarikan magnet yang kuat dari buku yang ada judul spring-nya. Jika ditanya sebabnya, saya sendiri tidak tahu. Tidak ada sebab yang khusus, karena saya sendiri tidak pernah merasakan yang namanya negara empat musim. Menginjakkan kaki di luar Indonesia saja tidak pernah. #sigh #curcol

Ceritanya... ya, Tuhan! Saya bisa menebak dengan tepat semua kejadian penting yang akan terjadi di novel AiP ini. Sangat jelas terlihat akan seperti apa ending ceritanya, tapi kenapa saya tetap menangis? #facepalm #akhirnyangaku Ya, sialnya saya nangis di beberapa bagian cerita. Heu... padahal cara penyelesaian masalah di novel ini terbilang sangat biasa dan standar, karena merupakan penyelesaian masalah paling mudah untuk konflik yang berlangsung. ck ah...


Mengenai pengulangan kata tidak penting masih ada, tapi sepertinya tidak terlalu mengganggu seperti di SiS. Pengulangannya tidak lebih sering dari SiS meskipun ada beberapa pengulangan kegiatan yang dilakukan para tokoh, membuat karakter yang satu seakan memiliki beberapa kebiasaan yang sama dengan karakter lainnya. Ada juga pemborosan kata yang tidak diulang. Semisal kegiatan membuka pintu--dari memasukkan kunci, memutar kunci, dst--diceritakan dalam satu paragraf penuh itu pemborosan. Mungkin penulis ingin mendramatisir keadaannya, padahal nggak penting juga kali...

Profile Image for mollusskka.
250 reviews150 followers
June 28, 2020
Ternyata pandanganku tentang buku ini gak bisa berbeda dengan Summer in Seoul, hiks. Sama-sama membosankan. Padahal awalnya tampak menjanjikan bahwa buku ini akan jauh lebih baik dari Summer in Seoul. Sulit bagiku untuk bisa menikmati cerita ini, kecuali di bagian awal. How come? Padahal aku udah tertarik dengan karakter Tara yang digambarkan ceria, agak jutek, dan suka banget pake kuteks warna-warni. Okay, this one's gonna be awesome, I thought. Tapi ternyata... NGGAK!

Sepertinya bukan masalah ini cerita klise atau apa, karena aku sendiri pernah bisa menikmati sebuah kisah "pasaran" di mana aku bisa menebak jalan cerita dan juga akhir ceritanya. Setidaknya narasinya memikat. Soal kebetulan yang juga banyak terjadi di sini, sebisa mungkin aku mencoba untuk memakluminya, tapi ya tetep gak terima. Kenapa kebetulannya harus seperti itu, yang begitu sinetronis??? Mungkin aku merasa begini karena cara berceritanya yang kurang luwes? Maksudku, narasinya terlalu datar sehingga aku merasa diseret menuju kebetulan itu dan dipaksa untuk mempercayainya. Ugh!

Soal setting tempat nih yang kurang banget deskripsinya. Memang mungkin Ilana Tan gak mau terlalu memberikan deskripsi berlebihan tentang Paris biar gak berakhir jadi buku travel, tapi ya gak terlalu pelit kayak gini juga, kan. Hampir di semua tempat di Paris, Ilana cuman nyebutin tempat tanpa mau repot-repot menyuguhkan gambaran tempat tersebut kepada pembaca. Aku benar-benar nggak merasa berada di Paris. Apalagi merasakan musim gugur. Aku cuma tahu cuacanya dingin. That's it. Satu-satunya deskripsi tempat yang Ilana buat dengan cukup baik adalah di akhir cerita, yaitu apartemennya Tatsuya di Jepang. Sungguh disayangkan. Soal setting waktu pun agak lompat-lompat, nih. Well, mungkin aku memang kurang fokus soal ini.

Lalu soal buku ini yang bikin nangis? Nggg... kok itu gak terjadi sama aku ya? Sekali lagi, aku coba menikmati dan menghayati, tapi gak bisa. Entah salah siapakah ini. Semoga seri selanjutnya bisa memikatku.

P.S. Di covernya ada gambar sepeda. Tapi seingatku benda itu gak pernah muncul di buku. So, what's the point?
Profile Image for Suzan Oktaria.
345 reviews29 followers
August 21, 2010
Aku benar-benar menangis tersedu - sedu membaca novel Ilana Tan yang ini, karena sad ending, dan sesuatu yang berakhir dengan kesedihan selalu membekas di hati.

Kisah cinta tidak akan selalu indah seperti yang kita bayangkan. Terkadang cinta akan dipaksa untuk gugur di saat sedang bermekaran.
Bagaimana masa lalu yang pahit dapat menghancurkan cinta? Dapatkah masa
lalu diubah?

Novel berkisah tentang sepupu Sandy di novel Summer in Seoul, Tara Dupont, wanita blasteran Indonesia-Perancis yang sangat menyukai musim gugur di Paris merasa telah memiliki segalanya dalam hidup. Ia hidup di Paris bersama ayahnya dan bekerja sebagai seorang penyiar di stasiun radio yang cukup terkenal.

Kehidupan semakin sempurna ketika bertemu dan jatuh cinta dengan Tatsuya Fujisawa, seorang arsitek yang sedang bekerja di Paris, teman
dari kakak angkat Tara. Tatsuya adalah seorang lelaki Jepang yang
membenci musim gugur di Paris, namun pertemuannya dengan Tara mengubah
pendiriannya tentang musim gugur di Paris. Ia menyukai musim gugur di
Paris karena Tara.

Namun sayang, keindahan itu berubah setelah kenyataan masa lalu terungkap. Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang
menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang
menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran
terungkap, tersingkap pula arti putus asa… arti tak berdaya… Kenyataan
juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin
mengakhiri hidup…

Kenyataan yang pahit telah membuatnya bimbang. Sampai akhirnya Tara juga mengetahui kenyataan pahit tersebut... dan cinta mereka berada di dalam cobaan yang berat... Jalan yang buntu.

Cerita ini ditutup dengan sebuah kalimat sederhana yang mengandung arti yang ''dalam'': Selama dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu...

Kelebihan : Ceritanya memang menyedihkan dan mengharukan, namun tidak cengeng. Romantisme juga terasa sekali di dalam novel ini.

Kekurangan : Sad ending
Profile Image for Jessica.
1,205 reviews38 followers
May 18, 2019
this book has sad ending which makes me crying till 5 times i read the book!
hmm.. well, this review i can make.. sorry if this is too short..

Fujisawa Tatsuya, sangat tidak menyukai Paris dan musim gugur.
Tara Dupont , mencintai musim gugur dan Paris

pada awal pertemuan Tatsuya dengan Tara, ia menyadari bahwa Tara adalah gadis yang sama dengan gadis yang menyenggol kopernya di kafe bandara dan gadis yang di bar. sayangnya ia tidak berani mengatakannya karena takut dibilang stalker.

pertama kali Tara melihat Tatsuya, ia merasa acuh tak acuh, karena ia sangat tidak suka apabila Sebastien mengajak orang yang-tak-dikenal ikut bergabung dalam makan siangnya, padahal ia dan Sebastien baru saja bertemu karena sudah beberapa minggu Sebastien ke Jepang untuk membantu ayahnya dalam proyek. Pertama Tara tidak peduli, tapi nilai Tatsuya di mata Tara dari 7 trus naik dalam sekejap, dan ia merasa Tatsuya mirip dengan seseorang yang ia kenal.

setelah pertemuan tersebut, tak lama mereka bertemu lagi dengan tak sengaja di sebuah brasserie. Dan hari demi hari, mereka menyadari bahwa mereka saling memiliki rasa *watever if u wanna say it's LOVE!* dan mulai pacaran

tapi nyatanya, semua kebahagiaan itu tak berlangsung lama. mereka dihadapkan pada kenyataan , bahwa mereka berdua adalah anak kandung dari Jean Daniel Duppont. larut dalam keputusasaan, mereka memutuskan untuk tidak bersama lagi dan menerima kenyataan pahit ini.

kehidupan mereka berdua begitu berantakan. tak ada harapan untuk kembali ke masa lalu.

suatu hari, Tara mendapat kabar bahwa Tatsuya terjatuh dari lantai 3 di proyek tempat ia bekerja dan mengalami koma. dan begitu Tara selesai mengucapkan perpisahan, ia meninggal.. Tara begitu sedih, tetapi ia berjanji pada Tatsuya untuk tidak terus bersedih.

  "jangan marah padaku kalau aku menangis... hari ini saja... kau boleh lihat sendiri nanti. kau akan lihat tak lama lagi aku akan kembali bekerja, tertawa, mengoceh seperti biasa... Aku janji..."



  "jika ia bahagia, aku juga bahagia. sesederhana itu"
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for heyaLazari.
23 reviews
June 5, 2012
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Penulis : Ilana Tan

Tatsuya Fujisawa, yang Baru saja tiba di negara yang ia benci, Paris, terpesona oleh ke-'misteriusan' Tara Dupont-Gadis keturunan Paris-Indonesia yang Periang, Penyuka Musim gugur dan Paris-di Bandara. Walau penasaran dan ingin terus memperhatikan gadis itu, Tatsuya harus segera pergi dari Bandara, ia mempunyai tugas Sebagai arsitek di negara yang ia benci ini. Dan pertemuan-pertemuan selanjutnya dengan Tara membuka banyak lembaran baru bagi kehidupan Tatsuya, sekaligus memnguak rahasia-rahasia yang melibatkan keduanya.

***

Seiring dengan perkembangan, para penulis ingin membuat cerita-cerita yang berkesan 'Real' dan berkesan bagi para pembacanya, tapi Ilana tan berhasil membuat kisah ini 'indah' untuk dibaca :) nggak bisa dipungkiri, Pemilihan kata yang tepat, Alur yang bagus, serta pemilihan konfliknya yang 'pas' ngebuat buku ini enak banget buat dibaca :) kukasih 4 karena pemilihan kata, Alur yang 'nyambung' banget sama ceritanya (soalnya banyak buku yang alurnya 'salah' dan ngebuat ceritanya aneh karena tokohnya muncul-hilang-muncul), Konflik utamanya juga bagus, dan salut untuk ke'fokus'an Ilana ngebuat ceritanya mengalir dengan plot yang gak macem-macem dan ngga bikin capek bacanya. Dan kalau dilihat dari perkembangan, dia juga salah satu penulis yang 'menggerak' orang indonesia untuk terus menulis dan membaca novel setelah sempat redup (pas kubaca ini sekitar tahun 2008) karena perkembangan iptek (bahasa kerennya: Beli hp mulu :p ) :D
Setelah muncul lagi di pertengahan 2011 (atau 2010?) karena cetakan baru, Novel Ilana Tan kembali berhasil menggaet banyak pembaca yang baru tertarik dengan novel metro pop begini :D. Hehe, maap kalau kepanjangan dan nggak terima, namanya juga review, ehehe :D
Penasaran? Beli........ #KenaTabok

Novel ini adalah seri kedua dari Seri 4 Musim karya Ilana Tan setelah Summer In Seoul dan sebelum Tokyo in Paris dan Spring in London :) #Recommended
April 7, 2015
So this is the first novel of Ilana Tan that i read, and this did not disappoint me. It has a simple and unique plot, so i never felt bored when i read this. And uh oh, i cried when I was reading some last parts of this book. And I'm in love with the characters <3

Okay, so I'll start the review. and actually this is a very-late-review because i read this book like longtime ago (?), and i write it today, and i don't really remember the plot of the book, so i'm sorry, can't tell you much here.
Here you go:

Kisah cinta tentang gadis cerewet dan pria yang benar-benar susah ditebak. Sifat mereka yang benar-benar bertolak belakang, gadis yang ceria dan pria yang pendiam. Gadis yang sangat menyukai musim gugur dan pria yang membenci musim gugur. Tara Dupont dan Tatsuya Fujisawa memang sudah ditakdirkan untuk bertemu. Namun, ditakdirkan untuk bertemu itu bukan berarti ditakdirkan untuk bersama meskipun saling mencintai, kan? Kisah cinta antara dua orang yang saling mencintai dengan tulus, tetapi kondisi dan masa lalu tak memungkinkan mereka untuk bersama.

Aku suka cara penulisnya menuangkan idenya. Kondisinya bisa dibayangkan, ceritanya terasa nyata. Endingnya gak terduga. Novel yang bikin aku nangis. Alurnya bener-bener bagus dan gak pasaran, unik dan gak ngebosenin. Menceritakan kisah cinta yang tulus dan rela berkorban. Wajib dibaca deh bagi yang belom baca, bener-bener unpredictable. Sekian lah hehe. 5 stars pokoknya :)
Displaying 1 - 30 of 1,147 reviews

Join the discussion

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.