Lompat ke isi

Semenanjung Sinai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 Juni 2023 21.28 oleh Taylorbot (bicara | kontrib) (menghilangkan huruf sirilik dari kata ''Palestina'' | t=422 su=18 in=18 at=18 -- only 10 edits left of totally 29 possible edits | edr=000-0000 ovr=010-1111 aft=000-0000)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Peta semenanjung Sinai dengan batas-batas negara.

Semenanjung Sinai (bahasa Arab: شبه جزيرة سيناء, singkatnya: "سيناء", sīnā' ; bahasa Ibrani: סיני‎, sinei) adalah sebuah semenanjung berbentuk segitiga yang terletak di Asia Barat namun menjadi bagian dari Mesir di Afrika. Daratan seluas 60.000 km2 ini dibatasi oleh Laut Tengah di utara, Laut Merah di selatan, Terusan Suez di barat, dan perbatasan dengan Israel dan Jalur Gaza Palestina di timur laut. Daerah ini menjadi penghubung antara benua Asia dan Afrika.

Semenanjung Sinai hampir seluruhnya terdiri dari padang pasir namun ada penduduk di pesisir Sabah di Taba (dekat kota Eilat, Israel) di mana terdapat hotel dan kasino. Lebih ke selatan lagi, terdapat Nuweiba, Dahab, serta Sharm el-Sheikh. Di pesisir utara, ada penduduk di dekat Jalur Gaza yaitu di El-Arish.

Wilayah semenanjung ini secara administratif dibagi menjadi 2 dari 27 governorat Mesir (dengan 3 lagi di sekitar Terusan Suez), dihuni oleh sekitar 500.000 orang penduduk. Di samping nama resminya, orang Mesir menamakannya "Tanah Fayrouz" ("Land of Fayrouz") berdasarkan bahasa Mesir kuno "Dumafkat", yang bermakna sama.

Gunung Sinai terletak di sebelah selatan semenanjung ini, dianggap sama dengan gunung Sinai di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, meskipun masih diperdebatkan.

Daerah ini kerap menjadi pusat sengketa antara berbagai negara, karena lokasi geopolitik yang strategis. Sebelum berada di bawah pemerintahan langsung negara Mesir (termasuk wangsa Ayyubid, kesultanan Mamluk, wangsa Muhammad Ali, dan republik Mesir pada zaman modern), tanah ini dikuasai oleh kekaisaran Ottoman, sekaligus dengan seluruh tanah Mesir, kemudian oleh negara Britania Raya yang memerintah di Mesir dari tahun 1882 sampai 1956. Israel menyerang dan menduduki Sinai selama Krisis Suez (dikenal di Mesir sebagai Tripartite Aggression) pada tahun 1956, juga ketika Perang Enam Hari tahun 1967. Pada tanggal 6 Oktober 1973, Mesir melakukan serangan mendadak untuk menguasai semenanjung ini dalam Perang Yom Kippur, dan daerah ini menjadi ajang pertempuran sengit antara tentara Mesir dan Israel. Pada tahun 1982, sesuai Perjanjian Damai Israel-Mesir tahun 1979, Israel menarik mundur tentaranya dari seluruh semenanjung Sinai. Sekarang, Sinai menjadi objek wisata karena keindahan alamnya, kekayaan batu-batuan karang di laut, serta sejarah Alkitab.