Kampung Adat Wajo
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Januari 2023. |
Artikel bertopik geografi ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Kampung Adat Wajo terletak di Kabupaten Nagekeo salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di Kabupaten Nagekeo memiliki 7 kecamatan yaitu Kecamatan Aesesa Selatan, Aesesa, Nangaroro, Boawae,Mauponggo, Wolowae dan Keo Tengah. Dari setiap kecamatan di atas memiliki tradisi dan kebudayaan yang tidak sama alias berbeda. Yang pertama kita akan mendalami tentang tradisi dan kebudayaan dari kecamatan Keo Tangah. Keo Tengah memiliki kebudayaan dan tradisi yang yang menarik salah satunya kampung wajo yang terletak di Desa Wajo, Kecamatan Keo Tengah Kabupaten Nagekeo. Karakteristik atau ciri Arsitektur Wajo dipengaruhi oleh tata letak dan pola perkampungannya yang mana dari keadaan topografi kampung Wajo ini menjadi Penentuan hierarki (kedudukan) rumah pemali (sa,o pile).Pola oerkampungan adat wajo mengacu pada simbol persatuan yang kuat yakni lingkaran, pondo artinya periuk, perihal sao pile dan pu'u peo menjadisentral orientasi bangunan disekitarnya. Secara hierarki dalam pola perkampungan adat wajo rumah adat ("sa'o pile") dan peo kedudukannya pada kontur yang paling tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh falsafat adat istiadat masyarakat wajo bahwa kepala sandar digunung, kaki gunung,kaki topang dilaut atau udu mbeli kedi, ai ndeli mesi, sebagai ular yang merupakan penunggu atau perlindung Kampung Wajo. Hal dan kepercayaan adat di atas yang membuat kampung Wajo menjadi sorotan pecinta budaya.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ ENSIKLOPEDIA NUSA TENGGARA TIMUR PARIWISATA DAN SITUS PENINGGALAN. 2018/2019.