Lompat ke isi

Good bye, Lenin!

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 November 2022 08.09 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (clean up)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Good bye, Lenin!
Poster film Good bye, Lenin!
SutradaraWolfgang Becker
ProduserStefan Arndt
Ditulis olehWolfgang Becker,
Bernd Lichtenberg
PemeranDaniel Brühl,
Katrin Saß
Penata musikYann Tiersen
DistributorSony Pictures Classics
Tanggal rilis
9 Februari 2003
Durasi121 menit
Anggaran~ 4.800.000

Good bye, Lenin! adalah film tragikomedi Jerman yang dirilis tahun 2003. Film yang disutradarai oleh Wolfgang Becker ini dapat dilihat sebagai suatu gerakan rindu akan Jerman Timur (ostalgie).

Good bye, Lenin! merupakan film perdana pada Festival Film Internasional Jakarta 2004.

Ikhtisar cerita

[sunting | sunting sumber]

Untuk melindungi ibunya dari kekejutan yang parah setelah koma berkepanjangan, seorang pemuda harus mencegahnya mengetahui kenyataan bahwa negara Jerman Timur yang dibanggakan ibunya sudah tidak ada lagi.

  • Semboyan: The German Democratic Republic lives on – in 79 m²! ("Republik Demokratik Jerman tetap hidup – seluas 79 m²!")

Pemeran utama

[sunting | sunting sumber]

Film ini berlatar belakang di Berlin Timur pada 1989 - 1990. Christiane Kerner adalah seorang pendukung setia Partai Persatuan Sosialis Jerman (bahasa Jerman: SED) yang pemikirannya lebih condong ke sisi praktis daripada ideologis. Christiane mengalami koma tak lama sebelum runtuhnya Tembok Berlin akibat serangan jantung tatkala melihat anaknya, Alexander Kerner, dipukul oleh polisi yang mengiranya sebagai seorang demonstran anti-pemerintah. Setelah delapan bulan, Christiane bangun dari koma, tetapi dirinya secara jasmani dan mental sangat lemah. Dokter menilai setiap kekejutan dapat menyebabkan serangan jantung lagi. Film ini menggambarkan langkah-langkah yang diambil keluarganya, yang berpikir peristiwa runtuhnya tembok itu tidak akan bisa diterima olehnya, untuk menciptakan ilusi bahwa segalanya masih berjalan dengan normal seperti layaknya di Jerman Timur. Misalnya, mereka mengembalikan semula dekorasi apartemen seperti pada masa komunis yang terkesan norak, memakai pakaian lama, dan mencari botol makanan yang diproduksi pada era komunis sebagai penampung produk makanan Barat. Oleh karena Christiane hanya bisa berbaring di tempat tidur, muslihat tersebut berhasil untuk sementara waktu, tetapi lambat laun bertambah ruwet dan kompleks. Alexander memanfaatkan ambisi temannya, Denis, yang bercita-cita menjadi seorang pembuat film, untuk menyunting rekaman siaran berita pada era komunis dan menciptakan siaran yang baru untuk menjelaskan beberapa perubahan aneh yang kadang-kadang disaksikan oleh Christiane.

Pada suatu adegan yang paling menonjol, Christiane berkeluyuran di luar apartemen tatkala Alex ketiduran, dan melihat seluruh perabotan kuno tetangganya menumpuk di jalanan untuk dibuang, seorang pedagang mobil menjual BMW daripada Trabant, dan sebuah helikopter militer mengangkut patung Lenin yang sangat besar, yang sepertinya sedang menyodorkan tangannya ke arah Christiane. Alex and adik perempuannya, Ariane Kerner, berhasil menemukan ibunya dan membawanya kembali ke apartemen. Kemudian, Christiane ragu-ragu akan kenyataan insiden itu.

Berkas:Good bye, Lenin! adegan.jpg
Alexander dan Christiane Kerner

Sebuah alur cerita sampingan menceritakan tentang ayah Alexander yang meninggalkan keluarganya untuk menuju Jerman Barat semasa Alex masih kecil. Peristiwa ini tampaknya membuat Christiane mengalami gangguan jiwa sementara, dan kemudian setelah pulih dia menjelaskan kepada kedua anaknya bahwa ayah mereka berselingkuh dengan wanita lain. Setelah peristiwa ini, Christiane menjadi seorang pendukung fanatik partai sosialis. Ternyata aksi itu sendiri merupakan sebuah penipuan dan perantauan menuju Jerman Barat direncanakan oleh Christiane dan suaminya, tetapi Christiane keluar untuk melindungi anak-anaknya. Ariane, yang kini bekerja di sebuah drive-through (loket pemesanan makanan tanpa harus keluar dari mobil) Burger King, pada suatu hari melihat ayahnya yang sedang bersama dengan keluarga baru. Christiane kemudian mengakui penipuan terebut dan Alex lalu pergi menemukan ayahnya untuk kebaikan dirinya dan Ariane, dan juga untuk memenuhi permintaan terakhir ibunya yang berharap dapat melihat suaminya untuk terakhir kalinya.

Christiane jatuh sakit lagi, dan kembali dilarikan ke rumah sakit. Di bawah tekanan untuk membuka kebenaran tentang jatuhnya Jerman Timur, Alex menyampaikan peristiwa tersebut kepada ibunya secara halus melalui siaran berita palsu. Alex baru saja bertemu dengan idolanya semasa kecil yang bernama Sigmund Jähn, orang Jerman pertama yang mencapai ruang angkasa - kini berprofesi sebagai pengemudi taksi. Pada siaran berita palsu, Jahn berperan sebagai pemimpin Jerman Timur baru, dan berpidato tentang janjinya untuk membangun masa depan yang cerah dengan membuka perbatasan dengan Jerman Barat. Christiane sangat bangga dengan siaran ini, tetapi ternyata dia sudah mengetahui peristiwa yang sebenarnya berkat pacar Alexander yang membuka seluruh rahasia saat Alex tidak ada. Pada saat itu Alex telah menciptakan Jerman Timur menurut bayang-bayangnya demi kebaikan ibunya. Aksi inilah yang membuat Christiane bangga akan anaknya, walaupun dia tidak ingin melukai hati Alex dengan menyampaikan bahwa dia sudah mengetahuinya. Ibarat meja yang diputar 360°, orang yang ditutupi dari kebenaran sebenarnya ialah Alex. Christiane meninggal sesaat setelah menyaksikan siaran berita itu, dan Alex tidak akan pernah mengetahui bahwa ibunya, pada akhirnya, mengetahui hal yang sebenarnya.

Film ini menguraikan dengan baik sesuatu kebenaran dan penipuan, tetapi juga sebuah komedi terampil yang dibumbuhi dengan nostalgia. Seperti halnya Alex yang menipu ibunya, ibunya pun telah menipu anak-anaknya perihal keseluruhan hidupnya dengan suaminya, sehingga pada akhir cerita Alex tetap menyangka ibunya masih terpedaya. Seluruh penipuan dilakukan dengan alasan terbaik, dan dapat dilihat sebagai sebuah metafora tentang sikap Jerman Timur terhadap rakyatnya. Film ini juga mengingatkan bahwa, melihat kebelakang, runtuhnya Tembok Berlin dan reunifikasi Jerman barangkali tidak semestinya dilakukan secara terburu-buru karena tindakan itu tidak bisa memperbolehkan negara Jerman Timur untuk lenyap secara manusiawi. Penipuan yang dilakukan Alex setidaknya memperlihatkan ibunya meninggal bermartabat, dan setiap penipuan itu adalah sebuah metafora perihal aspek Jerman Timur yang berbeda-beda, dengan penipuan yang kerap dilakukan, tetapi terlalu-lalu berakhir. Film ini sengaja memainkan pikiran mereka yang amat rindu akan "masa lalu" yang lebih baik dari yang akan datang, tetapi pada akhirnya, muslihat terakhir ditujukan kepada para penonton.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Penghargaan
Didahului oleh:
The Pianist
Penghargaan Goya untuk Film Eropa Terbaik
2003
Diteruskan oleh:
Head-On