Kabupaten Sumbawa Barat
Kabupaten Sumbawa Barat adalah sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Kabupaten terletak di bagian barat Pulau Sumbawa, berbatasan dengan Laut Flores di utara, Kabupaten Sumbawa di timur, Samudra Hindia di selatan serta Selat Alas di barat. Sumbawa Barat merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Sumbawa pada tanggal 18 Desember 2003 berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2003. Pada pertengahan tahun 2023, jumlah penduduk Sumbawa Barat sebanyak 148.585 orang.[2]
Kabupaten Sumbawa Barat | |
---|---|
Motto: Pariri lema bariri (Sumbawa) Tata dan rapikan agar lebih baik | |
Koordinat: 8°47′S 116°56′E / 8.79°S 116.93°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Nusa Tenggara Barat |
Tanggal berdiri | 18 Desember 2003 |
Dasar hukum | UU RI No.30 Tahun 2003 |
Hari jadi | 18 Desember 2003 |
Ibu kota | Taliwang |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | W. Musyafirin |
• Wakil Bupati | Fud Syaifuddin |
• Sekretaris Daerah | Amar Nurmansyah |
Luas | |
• Total | 1.743,58 km2 (673,20 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 153.575 |
• Kepadatan | 88/km2 (230/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, basa Taliang |
• IPM | 72,65 (2022) Tinggi [3] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode pos | 84452-84459 |
Kode BPS | |
Kode area telepon | (+62)372 |
Pelat kendaraan | EA xxxx H* |
Kode Kemendagri | 52.07 |
APBD | Rp 1.270.037.361.363,-[4] |
PAD | Rp 57.174.640.765,- |
DAU | Rp 400.284.503.000,- |
Situs web | www |
Sumbawa Barat memiliki potensi logam tembaga di Tambang Batu Hijau. Tembaga diekspor langsung dalam bentuk konsentrat namun di tahun 2023 telah direncanakan untuk dibangun smelter untuk mengolah tembaga tersebut sebelum diekspor.[5]
Sejarah
suntingUpaya untuk mengembangkan daerah otonom baru tentu tidak lepas dari ikhtiar yang berlandaskan pada upaya mensejahterakan masyarakat. Terdapat kecenderungan akselerasi pembangunan berpusat di sekitar pusat pemerintahan, yaitu dikonsentrasikannya kegiatan pembangunan, baik fisik, maupun non fisik pada wilayah ibu kota, maupun wilayah-wilayah kecamatan lainnya. Kesenjangan ini oleh masyarakat cukup dipahami, oleh karena disadari bahwa hal ini disebabkan oleh rentang kendali pemerintahan yang luas.
Atas dasar itulah dan seiring dengan arus gelombang reformasi yang melanda republik ini, serta diperkuat oleh telah diberlakukannya UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999, telah terbuka jalan bagi setiap kelompok masyarakat untuk mengekspresikan diri secara bebas dan terbuka. Salah satu bentuk ekspresi diri tersebut adalah pernyataan kehendak untuk membentuk daerah otonom baru dari berbagai kalangan masyarakat yang sebelumnya telah menyatu dalam satu wilayah kekuasaan daerah otonom tertentu. Di antara segmen masyarakat yang mengekspresikan dalam wujud yang demikian itu adalah masyarakat di bagian barat Kabupaten Sumbawa (masyarakat kecamatan-kecamatan Seteluk, Brang Rea, Taliwang, Jereweh, dan Sekongkang).
Ide Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat berangkat dari kenyataan bahwa rentang kendali antara pusat kabupaten dengan masyarakat Sumbawa Barat teramat jauh, sehingga mengakibatkan lambannya pelayanan pemerintah kepada masyarakat, lambannya pemerataan pembangunan, lambannya upaya peningkatan SDM, dan lain sebagainya. Untuk itu, para tokoh masyarakat di Sumbawa Barat segera mencetuskan ide Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat. Ide itu kemudian disosialisasikan kepada seluruh komponen masyarakat di kecamatan-kecamatan Sekongkang, Jereweh, Taliwang, Brang Rea, Seteluk, Alas Barat, Alas, dan Utan Rhee dalam suatu rapat yang dihadiri oleh perwakilan masyarakat dari 8 (delapan) kecamatan tersebut pada tanggal 10 Maret 2000. pada pertemuan itulah dideklarasikan Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat, dan sekaligus dibentuk Komite Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat (KPKSB) yang kepengurusannya mengakomodir perwakilan delapan kecamatan.
Deklarasi Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat 10 Maret 2000 tersebut merupakan ekspresi dari kemauan politik masyarakat di delapan kecamatan yang diwakili oleh beberapa orang tokoh-tokohnya. Aspirasi tersebut rupanya mendapat respon positif dari Bupati dan DPRD Sumbawa dengan keluarnya Rekomendasi Bupati No. 135/060/PEM/2000 dan Rekomendasi DPRD No. 690/17/2001. Kedua lembaga tersebut dalam rekomendasinya memberikan petunjuk kepada KPKSB untuk melakukan sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat di delapan kecamatan.
Pembentukan KPKSB Peserta deklarasi tersebut kemudian menunjuk beberapa orang menjadi formatur untuk membentuk tim kerja yang bertugas melakukan berbagai hal yang diperlukan bagi terbentuknya Kabupaten Sumbawa Barat. Tim kerja itu bernama Komite Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat (KPKSB) yang diketuai oleh Ustadz Drs. M. Nur Yasin, dan beranggotakan puluhan tokoh dari berbagai komponen masyarakat di 8 (delapan) kecamatan.
Berdasarkan hasil sosialisasi tersebut, KPKSB melakukan evaluasi dan konsolidasi internal pada tanggal 23 April 2002 yang menghasilkan refreshing kepengurusan KPKSB Jilid II yang diketuai oleh KH. Zulkifli Muhadli, SH. dan melakukan pengkajian ulang terhadap batas wilayah Kabupaten Sumbawa Barat. Ternyata soliditas masyarakat di 5 (lima) kecamatan berhasil mencapai kesepakatan bersama dengan menetapkan batas wilayah meliputi Kecamatan-Kecamatan Seteluk, Brang Rea, Taliwang, Jereweh, dan Sekongkang, serta menetapkan pula Taliwang sebagai ibu kota kabupatennya dengan penyebaran kantor dinas/instansi tingkat kabupaten di 4 (empat) kecamatan lainnya. (Aspirasi Politik Masyarakat Sumbawa Barat & Pemerintah Kabupaten Sumbawa terlampir).
Dengan demikian, Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat ini merupakan gagasan murni dari seluruh komponen masyarakat setempat, termasuk juga di dalamnya kemauan politik Pemerintah Kabupaten Sumbawa (eksekutif dan legislatif) agar diberikan kesempatan dan kepercayaan penuh untuk lebih dapat mengatur nasibnya sendiri dalam bentuk kabupaten baru yang lepas dari kabupaten induk yang semata-mata hanya bertujuan untuk mempercepat pengembangan pembangunan menuju masyarakat yang bermartabat dan sejahtera merata di seluruh wilayah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.[butuh rujukan]
Geografi
suntingKabupaten Sumbawa Barat merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.[6] Secara geografis, kabupaten ini terletak di antara 116°42' BT – 117°05' BT dan 08°08' LS – 09°07' LS. Kabupaten Sumbawa Barat memiliki luas wilayah sebesar 1.849,02 km² dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Taliwang dengan luas wilayah 375,93 km² dan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Maluk dengan luas wilayah 92,42 km².[7]
Batas wilayah
suntingBatas-batas wilayah Kabupaten Sumbawa Barat adalah sebagai berikut:[8]
Utara | Kabupaten Sumbawa |
Timur | Kabupaten Sumbawa |
Selatan | Samudera Indonesia |
Barat | Selat Alas |
Topografi dan Geologi
suntingKetinggian di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat berkisar antara 0 – 1.730 mdpl. Keadaan topografi wilayah kabupaten ini cukup bervariasi, mulai dari datar sebesar 11,8% dari luas wilayah Sumbawa Barat, bergelombang sebesar 8,8% dari keseluruhan luas wilayah kabupaten ini, curam sebesar 28,9% dari luas Kabupaten Sumbawa Barat, hingga sangat curam sebesar 50,3% dari total luas wilayah Sumbawa Barat. Kondisi topografi yang datar sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dan permukiman, sementara kondisi topografi yang semakin curam merupakan kawasan hutan yang berfungsi sebagai pelindung kawasan disekitarnya yang lebih rendah. Oleh karena lahan datar yang kecil, pemanfaatan dan pendayagunaan lahan menjadi lahan produktif sangat kecil.[butuh rujukan]
Dilihat dari jenis lahan, Kabupaten Sumbawa Barat terdiri dari dua jenis lahan, yaitu tanah persawahan (wetland) dan tanah kering. Jenis lahan tanah persawahan memiliki luas lahan sebesar 9.705 Ha dari luas wilayah Kabupaten Sumbawa Barat. Sementara itu, jenis lahan tanah kering mempunyai luas lahan sebesar 175.197 Ha dari total luas wilayah Kabupaten Sumbawa Barat.[7]
Iklim
suntingSuhu udara di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat bervariasi antara 21°–35 °C dengan tingkat kelembapan nisbi sebesar ±76%. Wilayah Sumbawa Barat beriklim tropis dengan tipe iklim tropis basah dan kering (Aw) yang memiliki dua musim, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau di wilayah Sumbawa Barat berlangsung pada bulan-bulan April–Oktober dengan bulan terkering adalah Agustus. Sementara itu, musim penghujan biasanya terjadi pada bulan-bulan November–Maret dengan bulan terbasah adalah Januari yang curah hujan bulanannya lebih dari 250 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Simbawa Barat berkisar antara 1.200–1.600 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar pada 90 hingga 130 hari hujan per tahun.
Data iklim Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.9 (87.6) |
30.9 (87.6) |
31.4 (88.5) |
32.4 (90.3) |
33.4 (92.1) |
32.5 (90.5) |
32.3 (90.1) |
33.4 (92.1) |
35 (95) |
34.9 (94.8) |
32.6 (90.7) |
31.2 (88.2) |
32.57 (90.63) |
Rata-rata harian °C (°F) | 27.3 (81.1) |
27.2 (81) |
27.5 (81.5) |
28.1 (82.6) |
28.5 (83.3) |
27.6 (81.7) |
27.1 (80.8) |
27.5 (81.5) |
29.6 (85.3) |
29.7 (85.5) |
28.4 (83.1) |
28 (82) |
28.04 (82.45) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.3 (72.1) |
22.2 (72) |
22.2 (72) |
21.5 (70.7) |
20.7 (69.3) |
19.7 (67.5) |
18.9 (66) |
19.1 (66.4) |
20.1 (68.2) |
21 (70) |
22 (72) |
22.3 (72.1) |
21 (69.86) |
Presipitasi mm (inci) | 245 (9.65) |
216 (8.5) |
189 (7.44) |
131 (5.16) |
76 (2.99) |
39 (1.54) |
36 (1.42) |
19 (0.75) |
32 (1.26) |
73 (2.87) |
170 (6.69) |
255 (10.04) |
1.481 (58,31) |
Rata-rata hari hujan | 14 | 13 | 11 | 9 | 6 | 3 | 3 | 2 | 2 | 5 | 9 | 13 | 90 |
% kelembapan | 83 | 82 | 81 | 80 | 79 | 76 | 71 | 68 | 69 | 73 | 77 | 81 | 76.7 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 175 | 156 | 182 | 213 | 244 | 251 | 266 | 298 | 279 | 269 | 220 | 185 | 2.738 |
Sumber #1: BMKG[9] & Climate-Data.org[10] | |||||||||||||
Sumber #2: BPS.go.id[11] |
Pemerintahan
suntingBupati
suntingBupati Sumbawa Barat saat ini dijabat oleh Musyarifin, didampingi wakil bupati, Fud Syaifuddin. Mereka adalah pemenang pada pemilihan umum bupati Sumbawa Barat 2020. Mereka mulai menjabat pada 26 Februari 2021, untuk periode 2021-2024.[12]
No | Bupati | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Prd. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|
H. W. Musyafirin |
Dewan Perwakilan
suntingBerikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Sumbawa Barat dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[13] | 2019–2024[14] | 2024–2029 | ||
PKB | 2 | 2 | 2 | |
Gerindra | 3 | 2 | 3 | |
PDI-P | 3 | 5 | 5 | |
Golkar | 2 | 1 | 3 | |
NasDem | 1 | 2 | 3 | |
PKS | 1 | 3 | 3 | |
Hanura | 2 | 0 | 0 | |
PAN | 3 | 2 | 3 | |
PBB | 3 | 2 | 1 | |
Demokrat | 2 | 2 | 0 | |
PPP | 1 | 2 | 2 | |
PKPI | 2 | 2 | ||
Jumlah Anggota | 25 | 25 | 25 | |
Jumlah Partai | 12 | 11 | 9 |
Kecamatan
suntingKabupaten Sumbawa Barat terdiri dari 8 Kecamatan, 7 Kelurahan dan 65 Desa. Pada tahun 2020, jumlah penduduknya mencapai 148.606 jiwa dengan luas wilayah 1.849,02 km² dan sebaran penduduk 73 jiwa/km².[15][16]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Sumbawa Barat, adalah sebagai berikut:
Kemendagri | Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
52.07.01 | Jereweh | 4 | Desa | ||
52.07.02 | Taliwang | 7 | 8 | Desa | |
Kelurahan | |||||
52.07.03 | Seteluk | 10 | Desa | ||
52.07.04 | Sekongkang | 7 | Desa | ||
52.07.05 | Brang Rea | 9 | Desa | ||
52.07.06 | Poto Tano | 8 | Desa | ||
52.07.07 | Brang Ene | 6 | Desa | ||
52.07.08 | Maluk | 5 | Desa | ||
TOTAL | 7 | 57 |
Referensi
sunting- ^ "Visualisasi Data Kependudukan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-09-19. Diakses tanggal 05-12-2024.
- ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 23 November 2023.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 6 Maret 2023.
- ^ "APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018". 2018-05-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 2018-07-06.
- ^ "Tinjau Pembangunan Smelter AMMAN, Presiden Tegaskan Pentingnya Hilirisasi Industri Pertambangan". suarantb.com. 2023-06-21.
- ^ Ending, S., dkk. (2017). Peta Dakwah Majelis Ulama Indonesia Nusa Tenggara Barat. Mataram: Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTB. hlm. 5. ISBN 978-602-6223-55-5.
- ^ a b "Profil Sumbawa Barat" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-03-20. Diakses tanggal 2020-09-17.
- ^ Sofyan, M. A., dkk. (2022). Kabupaten Sumbawa Barat Dalam Angka 2022. BPS Kabupaten Sumbawa Barat. hlm. 5.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 79 & 144. Diakses tanggal 17 September 2024.
- ^ "Taliwang, Nusa Tenggara Barat, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 17 September 2020.
- ^ "Iklim Kabupaten Sumbawa Barat". BPS.go.id. Diakses tanggal 17 September 2020.
- ^ Yusuf Riaman, ed. (26-02-2021). "Gubernur NTB Lantik Enam Bupati/Wali Kota Terpilih". Medcom.id. Diakses tanggal 27-02-2021.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Sumbawa Barat 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Sumbawa Barat 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.