Kelompok etnik

kategori manusia yang didefinisikan secara sosial yang mengidentifikasi satu sama lain
(Dialihkan dari Suku bangsa)

Etnisitas atau kelompok etnik adalah kelompok manusia yang mengidentifikasi diri dengan sesamanya berdasarkan kesamaan atribut yang membedakannya dari kelompok lain. Atribut tersebut dapat berupa asal negara, garis keturunan, tradisi, bahasa, sejarah, masyarakat, agama, atau perilaku sosial.[1][2] Istilah etnisitas seringkali digunakan secara bergantian dengan istilah bangsa, khususnya dalam hal nasionalisme etnik.

Etnisitas dapat dipahami sebagai konstruksi yang diwariskan atau dipaksakan oleh masyarakat. Keanggotaan etnik cenderung ditentukan oleh warisan budaya, keturunan, mitos asal usul, sejarah, tanah air, bahasa, dialek, agama, mitologi, folklor, ritual, hidangan, gaya berpakaian, seni, atau penampilan fisik. Kelompok etnik bisa memiliki kesamaan garis genetik dalam cakupan sempit ataupun luas, tergantung bagaimana cara kelompok mengidentifikasi, dengan kebanyakan kelompok mempunyai garis genetik hasil percampuran.[3][4][5]

Dengan peralihan bahasa, akulturasi, adopsi, dan perpindahan agama, individu atau kelompok mungkin berpindah dari satu kelompok etnik ke kelompok etnik lain sepanjang berjalannya waktu. Kelompok etnik bisa saja terbagi ke dalam subkelompok atau suku, yang dengan berjalannya waktu bisa menjadi kelompok etnik berbeda akibat mengalami endogami atau isolasi fisik dari kelompok induk. Sebaliknya, etnisitas yang sebelumnya berbeda bisa bersatu menjadi pan-etnisitas dan pada akhirnya bersatu menjadi satu etnisitas tunggal. Baik melalui pembagian atau amalgamasi, pembentukan identitas etnik yang berbeda disebut sebagai etnogenesis.

Meskipun kriteria organik dan performatif menjadi ciri kelompok etnik, perdebatan di masa lalu telah membedakan antara primordialisme dan konstruktivisme. "Primordialis" awal abad ke-20 memandang kelompok etnik sebagai fenomena nyata yang ciri khasnya telah bertahan sejak zaman dahulu.[6] Perspektif yang dikembangkan setelah tahun 1960-an lebih memandang kelompok etnik sebagai konstruksi sosial, yang identitasnya ditetapkan oleh masyarakat.[7]

Pranala luar

sunting
  1. ^ Chandra, Kanchan (2012). Constructivist theories of ethnic politics. Oxford University Press. hlm. 69–70. ISBN 978-0199893157. OCLC 829678440. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-30. Diakses tanggal 2020-09-11. 
  2. ^ People, James; Bailey, Garrick (2010). Humanity: An Introduction to Cultural Anthropology (edisi ke-9th). Wadsworth Cengage learning. hlm. 389. In essence, an ethnic group is a named social category of people based on perceptions of shared social experience or one's ancestors' experiences. Members of the ethnic group see themselves as sharing cultural traditions and history that distinguish them from other groups. Ethnic group identity has a strong psychological or emotional component that divides the people of the world into opposing categories of 'us' and 'them'. In contrast to social stratification, which divides and unifies people along a series of horizontal axes based on socioeconomic factors, ethnic identities divide and unify people along a series of vertical axes. Thus, ethnic groups, at least theoretically, cut across socioeconomic class differences, drawing members from all strata of the population. 
  3. ^ "Insight into Ethnic Differences". National Institutes of Health (NIH) (dalam bahasa Inggris). 2015-05-25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-02. Diakses tanggal 2021-08-02. 
  4. ^ Banda, Yambazi; Kvale, Mark N.; Hoffmann, Thomas J.; Hesselson, Stephanie E.; Ranatunga, Dilrini; Tang, Hua; Sabatti, Chiara; Croen, Lisa A.; Dispensa, Brad P.; Henderson, Mary; Iribarren, Carlos (2015-08-01). "Characterizing Race/Ethnicity and Genetic Ancestry for 100,000 Subjects in the Genetic Epidemiology Research on Adult Health and Aging (GERA) Cohort". Genetics (dalam bahasa Inggris). 200 (4): 1285–1295. doi:10.1534/genetics.115.178616. ISSN 0016-6731. PMC 4574246 . PMID 26092716. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-02. Diakses tanggal 2021-08-02. 
  5. ^ Salter, Frank; Harpending, Henry (2013-07-01). "J.P. Rushton's theory of ethnic nepotism". Personality and Individual Differences (dalam bahasa Inggris). 55 (3): 256–260. doi:10.1016/j.paid.2012.11.014. ISSN 0191-8869. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-02. Diakses tanggal 2021-08-02. 
  6. ^ Bayar, Murat (2009-10-14). "Reconsidering primordialism: an alternative approach to the study of ethnicity". Ethnic and Racial Studies (dalam bahasa Inggris). 32 (9): 1639–1657. doi:10.1080/01419870902763878. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-03. Diakses tanggal 2021-01-05. 
  7. ^ Chandra Ford; Nina T Harawa (29 April 2010). "A new conceptualization of ethnicity for social epidemiologic and health equity research". Soc Sci Med. 71 (2): 251–258. doi:10.1016/j.socscimed.2010.04.008. PMC 2908006 . PMID 20488602.