Petak balon
Petak balon (bahasa Inggris: balloon loop) adalah struktur jalan rel yang dibuat melingkar mengitari suatu tempat yang luas dan memungkinkan kereta api untuk membalikkan arah tanpa harus langsir atau bahkan berhenti. Balon loop dapat berguna untuk semua jenis kereta api.[1]
Petak balon banyak dimanfaatkan pada sistem jalur trem. Banyak trem menggunakan kereta ujung tunggal yang memiliki pintu hanya pada satu sisi dan harus diputar pada tiap-tiap jurusan akhir, atau dengan menarik kereta tanpa kabin masinis di belakangnya.
Petak balon di Indonesia
suntingPetak balon memang jarang digunakan di Indonesia, alasannya tentu karena membutuhkan ruang yang sangat luas untuk membuat rel melingkar. Terlebih, model petak balon sering digunakan di negara-negara seperti Amerika, Inggris, dan Kanada.[2] Sedangkan di Indonesia banyak sistem dan budaya kereta api yang diserap dari sistem perkeretaapian Jepang sehingga sarana seperti meja putar dan segitiga pembalik lebih sering dijumpai di Indonesia.
Petak balon di Indonesia terdapat di emplasemen Stasiun Sidotopo, Ketapang, Stasiun Surabaya, Stasiun Tarahan, Stasiun Tanjung Enim Baru dan rel lingkar Jakarta.[1] Kabarnya, Stasiun Cipinang juga dahulu memiliki petak balon dan halaman langsir yang luas untuk menyusun rangkaian peti kemas dan hewan ternak.[3]
Kelebihan
sunting- Kelancaran operasional.
- Dapat membalik seluruh rangkaian kereta.
- Mengurangi kebutuhan rem bila lokomotif dilepas.
Kekurangan
suntingKerugian utama adalah petak balon ini sangat memakan ruang dan membutuhkan dana yang besar. Kelemahan lain adalah bahwa lengkungan tajam menyebabkan kebisingan serta keausan pada roda dan rel. Juga, jika peron terletak pada rel menikung, celah antara ujung peron dan pintu kereta dapat menimbulkan bahaya.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b Tribun Solo: Pernah Kepikiran Enggak, Bagaimana Kereta Api Bisa Putar Balik? Ternyata Ada Empat Cara Ini!
- ^ Michal, Guillaume; Huynh, Nam; Shukla, Nagesh; Munoz, Albert; Barthelemy, Johan (2017-01-01). "RailNet: A simulation model for operational planning of rail freight". Transportation Research Procedia. World Conference on Transport Research - WCTR 2016 Shanghai. 10-15 July 2016 (dalam bahasa Inggris). 25: 461–473. doi:10.1016/j.trpro.2017.05.426. ISSN 2352-1465.
- ^ Perkeretaapian: Berharap pada Kereta Pengangkut Sapi. Bisnis Indonesia cetak. 28 Februari 2014.