Maoisme

Varian dari Marxisme-Leninisme oleh Mao Zedong

Maoisme, secara resmi disebut sebagai Pemikiran Mao Zedong, adalah salah satu bentuk Marxisme–Leninisme yang dikembangkan Mao Zedong saat mencoba mewujudkan revolusi sosialis di masyarakat agraris, praindustri Republik Tiongkok dan kemudian Republik Rakyat Tiongkok. Perbedaan antara Maoisme dan Marxisme–Leninisme tradisional adalah bahwa front persatuan kekuatan progresif dalam masyarakat kelas akan memimpin garda depan revolusioner dalam masyarakat praindustri[1] bukan hanya kaum revolusioner komunis. Teori ini, yang di dalamnya praksis revolusioner adalah yang utama dan ortodoksi ideologis adalah yang kedua, mewakili Marxisme–Leninisme perkotaan yang diadaptasi ke Tiongkok praindustri. Para ahli teori kemudian memperluas gagasan bahwa Mao telah mengadaptasi Marxisme–Leninisme ke kondisi Tiongkok, dengan menyatakan bahwa ia sebenarnya telah memperbaruinya secara mendasar dan bahwa Maoisme dapat diterapkan secara universal di seluruh dunia. Ideologi ini sering disebut sebagai Marxisme–Leninisme–Maoisme untuk membedakannya dari ide-ide asli Mao.[2][3][4]

Pemikiran Mao Zedong
Hanzi sederhana: 毛泽东思想
Hanzi tradisional: 毛澤東思想

Dari tahun 1950-an hingga reformasi ekonomi Tiongkok yang dilakukan Deng Xiaoping pada akhir tahun 1970-an, Maoisme merupakan ideologi politik dan militer Partai Komunis Tiongkok dan gerakan revolusioner Maois di seluruh dunia.[5] Setelah perpecahan Tiongkok–Soviet pada 1960-an, Partai Komunis Tiongkok dan Partai Komunis Uni Soviet masing-masing mengklaim sebagai pewaris tunggal dan penerus Josef Stalin terkait interpretasi Marxisme–Leninisme yang benar dan pemimpin ideologis komunisme dunia.[2]

Teori Maois

sunting

Berbeda dengan bentuk-bentuk Marxisme-Leninisme yang lebih awal, di mana kaum proletar perkotaan dianggap sebagai sumber utama revolusi, dan daerah pedesaan pada umumnya diabaikan, Mao memusatkan perhatian pada kaum buruh-tani sebagai kekuatan revolusioner yang utama, yang, menurutnya, dapat dipimpin oleh kaum proletari dan pengawalnya, PKT. Model untuk ini adalah for perang rakyat berkepanjangan yang dilakukan oleh komunis Tiongkok di pedesaan pada 1920-an dan 1930-an, yang akhirnya mengantarkan PKT ke tampuk kekuasaan. Lebih jauh, berbeda dengan bentuk-bentuk Marxisme-Leninisme lain di mana pembangunan industri besar-besaran dipandang sebagai suatu kekuatan positif, Maoisme menjadikan pembangunan pedesaan keseluruhan sebagai prioritasnya. Mao merasa bahwa strategi ini masuk akal pada masa tahap-tahap awal sosialisme di sebuah Negara di mana kebanyakan rakyatnya adalah buruh-tani.

Berbeda dengan kebanyakan ideologi politik lainnya, termasuk ideologi sosialis dan Marxis, Maoisme mengandung doktrin militer yang integral dan dengan jelas menghubungkan ideologi politiknya dengan strategi militer. Dalam pemikiran Maois, "kekuasaan politik berasal dari moncong senapan " (salah satu kutipan ucapan Mao), dan kaum buruh-tani dapat dimobilisasi untuk melakukan "perang rakyat" dalam perjuangan bersenjata yang melibatkan perang gerilya dalam tiga tahap.

Tahap pertama melibatkan mobilisasi dan pengorganisasian kaum buruh-tani. Tahap kedua melibatkan pembanugnan wilayah basis di pedesaan dan peningkatan koordinasi di antara organisasi-organisasi gerilya. Tahap ketiga melibatkan transisi ke perang konvensional. Doktrin militer Maois menyamakan pejuang gerilya dengan ikan yang berenang di sebuah lautan yang penuh dengan buruh tani, yang memberikan dukungan logistik.

Maoisme menekankan "mobilisasi massa yang revolusioner " (secara fisik memobilisasi sebagian besar penduduk dalam perjuangan demi sosialisme), konsep tentang Demokrasi Baru, dan Teori Angkatan Produktif sebagaimana yang diterapkan dalam industri-industri tingkat desa yang tidak tergantung dengan dunia luar (lihat Lompatan Jauh ke Depan). Dalam Maoisme, pengorganisasin yang cermat atas kekuatan militer dan ekonomi yang besar adalah perlu untuk mempertahankan wilayah revolusi dari ancaman luar, sementara sentralisasi menjaga agar korupsi dapat terus diawasi, di tengah-tengah kontrol yang kuat, dan kadang-kadang perubahan, melalui kaum revolusioner di ranah seni dan ilmu pengetahuan.

Pengaruh internasional

sunting

Di Iran, Sarbedaran menjadi salah satu partai politik beraliran Maoisme. Organisasi tersebut dibentuk pada tahun 1976 setelah aliansi sejumlah kelompok Maois melakukan aksi militer di Iran. Pada tahun 1982, kelompok ini memobilisasi pasukan di hutan sekitar Amol dan melancarkan pemberontakan melawan Pemerintah Islam. Pemberontakan akhirnya gagal dan banyak pemimpin Sarbedaran yang ditembak.

Pada tahun 1968 di Swedia, sekte ekstremis kecil Maois bernama Rebellerna didirikan di Stockholm. Dipimpin oleh Francisco Sarrión, kelompok tersebut tidak berhasil membuat kedutaan besar Tiongkok menerima mereka ke dalam Partai Komunis Tiongkok. Organisasi ini hanya bertahan beberapa bulan.

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting

Organisasi terpilih didaftarkan secara alfatetis

sunting

(lihat pula Kategori: Organisasi Maois untuk daftar yang lebih lengkap)

Revolusi

sunting
  1. ^ Mao, Zedong. "On Guerilla Warfare". Selected Works of Mao Tse-tung. Retrieved 11 April 2023.
  2. ^ a b Lenman, B.P.; Anderson, T., eds. (2000). Chambers Dictionary of World History. p. 769.
  3. ^ Moufawad-Paul, J. (2016). Continuity and Rupture: Philosophy in the Maoist Terrain. New York City: Zero Books. ISBN 978-1785354762. 
  4. ^ Lovell, Julia (2019). Maoism: A Global History. Knopf Doubleday Publishing Group. ISBN 978-0-525-65605-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-05. Diakses tanggal 2020-05-02. 
  5. ^ Meisner, Maurice (Jan–Mar 1971). "Leninism and Maoism: Some Populist Perspectives on Marxism-Leninism in China". The China Quarterly. 45 (45): 2–36. doi:10.1017/S0305741000010407. JSTOR 651881.