Lokomotif C300
Lokomotif C300 adalah salah satu lokomotif diesel hidraulik di Indonesia yang dibuat oleh pabrik VEB Lokomotivbau Karl Marx Babelsberg, Jerman Timur. Lokomotif ini mulai berdinas sejak tahun 1966, dan merupakan sebuah lokomotif shunter atau pelangsir di Daerah Operasi 1 Jakarta. Lokomotif ini bergandar C', yang artinya lokomotif ini memiliki 3 gandar penggerak yang saling terhubung dalam satu bogie oleh batang kopel, dan berdaya mesin sekitar 260 kW (350 hp).
Data teknis | |
---|---|
Sumber tenaga | Diesel hidraulik |
Produsen | VEB Lokomotivbau Karl Marx Babelsberg, Jerman Timur |
Model | LKM V30C |
Spesifikasi roda | |
Notasi Whyte | 0-6-0 |
Susunan roda AAR | C |
Klasifikasi UIC | C' |
Dimensi | |
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) |
Panjang | 7.100 mm (7 yd 2 ft 4 in) |
Lebar | 2.920 mm (3 yd 0 ft 7 in) |
Tinggi maksimum | 3.520 mm (3 yd 2 ft 7 in) |
Jarak antara alat perangkai | 8.020 mm (8 yd 2 ft 4 in) |
Jarak antarpivot | - |
Tinggi alat perangkai | 760 mm (2 ft 6 in) |
Berat | |
Berat kosong | 28 ton (28 ton panjang; 31 ton pendek) |
Berat siap | 30 ton (30 ton panjang; 33 ton pendek) |
Berat adhesi | 30 ton (30 ton panjang; 33 ton pendek) |
Bahan bakar | |
Kapasitas bahan bakar | 500 l (110 imp gal; 130 US gal) |
Kapasitas pelumas | 85 l (19 imp gal; 22 US gal) |
Kapasitas air pendingin | - |
Kapasitas bak pasir | 200 l (44 imp gal; 53 US gal) |
Sistem mesin | |
Penggerak utama | Maybach Mercedes-Benz 836 B |
Jenis mesin | 4 langkah, Turbocharger |
Motor traksi | 1 unit Tipe: Voith L 203 u |
Kinerja | |
Kecepatan maksimum | 30 km/h (8,3 m/s) |
Daya mesin | 260 kW (350 hp) |
Daya ke generator/converter | 200 kW (270 hp) |
Lain-lain | |
Tipe kompresor | VEB Berliner Bremsenwerk 2 HS 3 -71/100 |
Karier | |
Perusahaan pemilik | PT Kereta Api Indonesia |
Mulai dinas | 1966 |
Terakhir dinas | 2005 |
Keadaan | Afkir |
Sejak awal beroperasi pada 1966 hingga akhir masa dinasnya pada 2005, keseluruhan unit lokomotif C300 ditempatkan di Depo Lokomotif Tanah Abang. Lokomotif ini biasa digunakan untuk melangsir rangkaian gerbong-gerbong barang dan kereta penumpang, serta juga sesekali digunakan untuk menarik rangkaian kereta api penumpang dan barang apabila dibutuhkan. Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum 30 km/h (8,3 m/s), kecepatan yang cukup dan standar dalam kegiatan langsiran kereta api.
Sejarah
suntingPada 1966, sebanyak 20 unit lokomotif C300 tiba di Indonesia. Lokomotif diesel hidraulik yang diproduksi oleh pabrik VEB Lokomotivbau Karl Marx Babelsberg, Jerman Timur ini didatangkan ke Indonesia untuk digunakan sebagai lokomotif pelangsir di berbagai emplasemen depo kereta dan gerbong serta emplasemen stasiun di Daerah Operasi 1 Jakarta.
Sebelum dilakukan produksi massal, VEB Lokomotivbau Karl Marx Babelsberg terlebih dahulu menciptakan sebuah lokomotif prototype bernomor seri V30C yang bertujuan untuk menjalani pengujian-pengujian sistem. Lokomotif prototype ini diberi nomor seri sarana V30 001 dan menggunakan livery kuning-hijau khas Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA), serta menggunakan lebar gauge 1000mm, hal ini dikarenakan Jerman Timur tidak memiliki jalur rel dengan lebar gauge 1067mm untuk melakukan tahap uji coba. Pengujian dilakukan pada 2 Februari 1966, dan performa V30 001 bekerja dengan baik. VEB Lokomotivbau Karl Marx Babelsberg berencana akan membongkar kembali V30 001 setelah tahap pengujian selesai. Namun, hal itu tidak jadi dilakukan karena Deutsche Reichsbahn tertarik dengan performa unit Lokomotif prototype ini.
Pada 16 Desember 1970, Deutsche Reichsbahn mengambil unit lokomotif ini dan penomorannya pun diubah menjadi seri 199 301-3, serta liverynya yang ikut diubah pula menjadi warna oranye. Lokomotif ini masih digunakan hingga tahun 1997.
Selain menjadi lokomotif pelangsir, pada era 1970-an lokomotif C300 juga sesekali dipakai untuk berdinas menarik rangkaian kereta api penumpang atau barang, seperti contohnya KA penumpang relasi Tanah Abang-Rangkasbitung dan KA barang relasi Serpong-Tanah Abang.
Pada awal era 1990-an, populasi lokomotif C300 semakin berkurang sebab satu-persatu unitnya mulai tumbang dan tidak dapat beroperasi lagi karena kondisi mesinnya yang sudah mulai rusak, hal ini menyebabkan sebagian besar unit C300 tidak beroperasi lagi di era itu. Pada era ini pula, 2 buah lokomotif C300 dikirim ke Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk dipreservasi serta digunakan sebagai lokomotif penarik kereta wisata, kedua lokomotif tersebut bernomor C300 11 dan C300 12. Pada awalnya, lokomotif tersebut masih menggunakan livery merah-biru khas Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), namun akhirnya diubah kembali ke era sebelumnya yaitu Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) menjadi livery kuning-hijau.
Dikarenakan kelangkaan suku cadang dan kebutuhan langsir yang semakin waktu semakin membutuhkan lokomotif yang lebih besar, lokomotif C300 akhirnya berhenti beroperasi pada tahun 2005. Tidak hanya yang di lintasan utama, namun C300 11 dan C300 12 yang berada di Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pun juga sudah tidak dapat beroperasi lagi karena faktor kerusakan mesin, serta kondisinya yang semakin memprihatinkan karena berkarat.
Sisa-sisa bangkai lokomotif C300 yang kala itu berada di Depo Lokomotif Tanah Abang dirucat dan hanya menyisakan 3 unit saja, yaitu C300 01, C300 04, serta C300 20, ketiga lokomotif ini dibiarkan teronggok di bagian sudut depo.
Pada tahun 2015, ketiga lokomotif C300 yang tersisa ini dibawa ke Stasiun Cikampek untuk diunspoor atau ditanahkan di pekarangan emplasemen berdampingan dengan lokomotif-lokomotif diesel hidraulik tipe lainnya, dan dijadikan sebagai benda cagar budaya.[1]
Lokasi penggunaan
suntingLokomotif C300 berhabitat di Daerah Operasi 1 Jakarta, dan digunakan sebagai lokomotif pelangsir di berbagai emplasemen depo kereta, gerbong, serta stasiun. Sejak era Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) hingga era Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), C300 pernah terlihat sedang singgah maupun berdinas pada beberapa kawasan di Daop 1 dalam daftar di bawah ini, namun diperkirakan juga pernah melakukan dinasan di luar dari daftar yang sudah tercantum.
Preservasi
suntingHingga saat ini, semua unit dari lokomotif C300 yang dipreservasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sudah tidak dapat dioperasikan, kedua unit lokomotif yang bernomor C300 11 dan C300 12 ini pun akhirnya hanya dijadikan sebagai pajangan statis saja. Keduanya menggunakan livery kuning-hijau khas Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA), tetapi kondisinya yang sangat memprihatinkan karena berkarat.
Sedangkan, ketiga bangkai lokomotif C300 yang bernomor C300 01, C300 04, dan C300 20 yang diunspoor di pekarangan emplasemen Stasiun Cikampek pun masih menunggu nasibnya hingga saat ini, apakah akan diselamatkan dan dipreservasi atau justru akan dirucat habis.