Lebah

kelas serangga

Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku atau famili Apoidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput)[1]. Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.

Lebah
Rentang waktu: Zaman Kapur Akhir – Sekarang, 70–0 jtyl
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Superfamili: Apoidea
Klad: Anthophila
Famili
Sinonim

Apiformes (Latin 'apis')

Sebagai serangga, ia mempunyai pasangan kaki dan dua pasang sayap. Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu, dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari propolis (perekat dari getah pohon) dan malam yang diproduksi oleh kelenjar lebah betina yang masih muda terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari.

Cara hidup

sunting
 
Lebah madu

Betina

sunting

Serangga betina memiliki peran penting dalam kelompok serangga ini. Perilaku lebah sangat ditentukan oleh perilaku lebah betina. Beberapa lebah betina spesies tertentu hidup sendiri (soliter) dan sebagian lainnya dikenal memiliki perilaku sosial. Lebah soliter membangun sendiri sarangnya dan mencari makan untuk keturunannya tanpa bantuan lebah lain dan biasanya mati atau meninggalkan sarang pada saat keturunannya belum menjadi lebah dewasa. Kadang kala beberapa spesies lebah soliter memberi makan dan merawat anaknya tanpa memberikan cadangan makanan bagi anaknya, bentuk hubungan seperti ini dikenal dengan istilah subsosial[2]. Sementara pada tahap lebih tinggi, lebah hidup berkelompok dan saling berbagi tugas sesuai dengan bentuk fisik masing-masing.

Pejantan

sunting

Beberapa spesies hewan, seperti antechinus, menunjukkan perilaku reproduksi semelparous, di mana individu, terutama pejantan, mati setelah musim kawin. Fenomena ini sering dikaitkan dengan kompetisi reproduksi yang intens dan alokasi sumber daya yang ekstrem untuk menghasilkan keturunan dalam jumlah banyak dalam satu kali kesempatan.[3]

Koloni

sunting

Dalam suatu kelompok (disebut "koloni") terdapat tiga "kasta", yaitu:

  1. Lebah ratu, berjenis kelamin betina merupakan induk semua lebah dalam satu koloni dalam satu koloni hanya satu ekor lebah ratu.
  2. Lebah betina, dikenal sebagai lebah pekerja yang jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu, 30.000 ekor lebah dan yang bibit unggul bisa mencapai sampai 60.000 ekor lebah.
  3. Lebah jantan, jumlahnya hanya ratusan ekor lebah.
 
Seekor lebah yang mengumpulkan serbuk sari.

Setiap kasta lebah mempunyai tugas masing-masing. Lebah ratu hanya satu ekor dalam setiap koloni dan mengawal semua kegiatan lebah betina dan lebah jantan. Komposisi kromosomnya diploid sehingga dapat menghasilkan keturunan. Badannya lebih besar karena sejak masih dalam bentuk larva ia diberi makan susu lebah (royal jelly) yang kaya akan vitamin dan gizi.

Pembagian tugas

sunting

Tugas utama ratu lebah adalah bertelur selama hidupnya, berjenis kelamin betina, perkawinan ratu lebah ini hanya sekali seumur hidup, perkawinan dilakukan dengan cara terbang tinggi di angkasa pada cuaca cerah dan pejantan yang bisa mengejarnya akan dapat mengawini sang ratu lebah, pejantan itu tidak lama kemudian akan mati karena testisnya lepas dan tertanam pada ovarium ratu lebah. Lebah ratu yang aktif mampu menelurkan kira-kira 2.000 butir telur sehari. Makanan ratu merupakan susu lebah (royal jelly), harapan hidup lebah ratu ialah tiga tahun.[butuh rujukan]

Tugas lebah pekerja berjenis kelamin betina mengumpulkan serbuk sari dan nektar. Madu merupakan hasil olah nektar yang dimuntahkan kembali dari dalam tubuh lebah dan disimpan dalam sarang lebah untuk makanan cadangan, makanan madu ini juga untuk larva dan pupa. Ada juga lebah betina yang bertugas membersihkan sarang dan merawat telur dan anak-anak lebah. Harapan hidup lebah pekerja ialah tiga bulan atau lebih sedikit. Makanan utama lebah pekerja ini adalah madu.

Lebah pekerja betina dari larva hingga akhir hidupnya memakan madu. Sementara itu, ratu lebah dari larva hingga akhir hidupnya memakan susu lebah (royal jelly).

Apabila kesuburan reproduksi telur sudah berkurang atau usia ratu lebah sudah tua, secara naluri lebah pekerja meremajakan koloni baru dan mencari telur-telur yang terbaik. Setelah telur menetas menjadi larva, larva akan diberi makan susu lebah (royal jelly). Dalam satu koloni hanya ada satu ratu lebah; sarangnya paling besar dan paling menonjol daripada sarang lebah pekerja.

Lebah pekerja bisa bertelur dan telurnya dapat menetas jika koloni lebah kehilangan ratunya maka secara alami sesuai naluri lebah betina akan bertelur dan yang lahir dari telur lebah pekerja ini semuanya berjenis kelamin jantan karena dari telur yang tak terbuahi, lebah pekerja tidak pernah dikawini oleh lebah jantan.

Lebah jantan bertugas mengawini lebah ratu muda jika akan membentuk koloni baru dan akan mati setelah kawin. Lebah jantan merupakan lebah dari telur tak terbuahi yang diberi makanan nektar dan madu biasa. Jumlah lebah jantan ini jumlahnya hanya ratusan.

Seringkali dalam film-film animasi, jika madu yang lebah-lebah produksi diambil, mereka akan marah. Kemarahan lebah bisa disebabkan karena terganggu dan terkejutnya koloni itu, bisa juga karena sifat agresif kelompok lebah itu. Untuk budi daya peternakan lebah madu dipilih dari koloni yang jinak dan tidak agresif. Madu dari hasil peternakan lebah ini biasanya untuk komersial bisa juga untuk kebutuhan sendiri.

Terdapat pula lebah yang hidup menyendiri, tidak dalam kelompok. Jenis lebah yang demikian disebut lebah soliter.

Siklus hidup

sunting

Lebah menjalani metamorfosis lengkap ("holometabola") sehingga terdapat empat tahap bentuk kehidupan:

  1. Telur;
  2. Larva (bentuk ulat)
  3. Pupa (kepompong);
  4. Imago (lebah dewasa).

Telur yang menetas akan menjadi larva. Pada tahapan ini, lebah pekerja akan memberi larva makanan berupa serbuk sari, nektar, serta madu. Sebagian nektar yang dikumpulkan oleh lebah pekerja disimpan sebagai madu. Setelah beberapa hari, larva berganti menjadi pupa dan seterusnya menjadi anak lebah.

Pemanfaatan lebah

sunting
 
Botok tawon, botok yang menggunakan larva lebah.
 
Galeri Lebah Melaka di Malaysia.

Lebah di alam berfungsi penting sebagai serangga penyerbuk utama. Kesukaannya akan nektar dan serbuk sari membantu penyerbukan silang tumbuhan. Dalam penyerbukan buatan tanaman tertentu, lebah dipelihara dalam kurungan berisi tumbuhan yang akan disilangkan.

Manusia juga memanfaatkan madu sebagai makanan serta obat. Pemeliharaan lebah untuk diambil madunya telah dilakukan manusia sejak lama. Ilmu tentang lebah dan pemeliharaannya dikenal sebagai apiari. Usaha peternakan lebah juga disebut dengan nama tersebut. Madu yang dihasilkan lebah disukai oleh banyak hewan, khususnya beruang.

Beberapa jenis lebah memiliki sengat yang sebetulnya bersifat fatal bagi dirinya jika digunakan. Ketika ia menyengat, sengat dan kantong kelenjarnya akan terlepas dan tertancap pada sasaran. Hal ini mematikan sang lebah. Sengat ini dimanfaatkan manusia dalam pengobatan serupa akupunktur yang dinamakan terapi lebah (apitherapy).

Peternakan lebah modern menghasilkan racun lebah yang keluar dari sengat lebah pekerja tanpa kematian lebah. Mereka melakukannya dengan memasang semacam jebakan di pintu masuk sarang lebah. Jebakan ini dipasang arus listrik yang cukup untuk mengejutkan lebah, lebah yang terkejut akan secara tidak sadar mengeluarkan racun dari sengatnya dan hasilnya ditampung untuk ramuan obat-obatan.

Di beberapa tempat di Indonesia larva dan pupa lebah dijadikan makanan (misalnya sebagai botok lebah).

Sengatan lebah

sunting

Lebah sering menggunakan sengatan ekornya saat merasa terusik. Lebah menusuk-nusukkan sengatan ekornya ke epidermis musuhnya sehingga musuhnya kesakitan. Namun, apa yang dilakukan lebah ini ternyata malah membuat sengat dan kantungnya lepas (tertinggal) di epidermis musuhnya. Akibatnya, beberapa menit kemudian lebah pun mati.

Habitat lebah

sunting

Lebah tinggal di gua-gua dalam hutan termasuk di tebing-tebingnya.

Referensi

sunting
  1. ^ Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company. 
  2. ^ "DATA UMUM LEBAH". BINUS University. 
  3. ^ Liputan6.com (2019-02-15). "Demi Berevolusi, 5 Hewan Ini Rela Mati Setelah Berhubungan Seks". liputan6.com. Diakses tanggal 2024-09-09. 

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting