Lapangan terbang Blambangan
Lapangan Udara Blambangan (lebih dikenal dengan nama Lapangan Terbang Glenmore, Airstrip Blambangan atau Airstreep) adalah landasan pesawat udara yang terletak di wilayah Afdeling Muktisari Perkebunan Kalirejo (PTPN XII), Glenmore, Kabupaten Banyuwangi. Tujuan pembangunan lapangan udara ini karena pada masa itu terjadi hama wereng yang mengakibatkan banyak lahan pertanian padi rusak, sehingga dilakukan penyemprotan yang dilakukan oleh pesawat udara.[1] Saat ini landasan tinggal reruntuhannya saja dan lahannya digunakan untuk Industri Gula Glenmore (IGG).
Lapangan Udara Blambangan | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||
Jenis | Pertanian, Tak beroperasi | ||||||||||
Lokasi | Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Indonesia | ||||||||||
Zona waktu | IWST (UTC+07:00) | ||||||||||
Koordinat | 8°21′27″S 114°03′04″E / 8.357624°S 114.051174°E | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
|
Sejarah
suntingPenyemprotan hama
suntingPembangunan lapangan terbang ini dilakukan pada masa pemerintahan Bupati Djoko Supaat Slamet, tetapi baru diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Mohammad Noer sekitar tahun 1983. Penggunaan lapangan terbang ini hanya untuk pesawat kecil tipe Cessna. Pesawat ini menyemprotkan pestisida ke lahan warga untuk membasmi hama wereng. Pada saat penyemprotan dilakukan, dikirim selebaran lewat udara agar masyarakat menutup sumur.[1] Setelah penyemprotan secara rutin dan berkala, hama wereng mulai berkurang dan pesawat penyemprot pestisida ini meninggalkan lapangan terbang.
Proyeksi menjadi bandara komersil
suntingSetelah misi penyemprotan hama selesai, lapangan terbang ini beberapa kali digunakan untuk keperluan militer dan latihan ABRI. karena sering digunakan untuk tempat mendaratkan pesawat, Bupati Purnomo Sidik berinisiatif untuk membangun bandara komersial di lahan tersebut.[1] Anggaran senilai ratusan juta dan material bangunan sudah disiapkan namun pembangunan tidak dilanjutkan karena Bupati Purnomo Sidik lengser menyusul peristiwa pembantaian dukun santet pada tahun 1998.
Pengusahaan lahan ini lalu dilakukan pada era Bupati Samsul Hadi. Namun karena keadaan geografis Kecamatan Glenmore yang berbukit-bukit menjadikan lapangan terbang ini kurang cocok jika dijadikan bandara komersial. Akhirnya pembangunan bandara di Banyuwangi dipindahkan ke lahan yang terletak di Desa Blimbingsari yang kini menjadi Bandar Udara Banyuwangi.
Keadaan saat ini
suntingLahan lapangan terbang ini kini menjadi lahan penanaman tebu milik Industri Gula Glenmore. Bekas aspal landasan masih terlihat di lapangan terbang ini.[1]
Referensi
sunting- ^ a b c d Lapangan Terbang Glenmore Riwayatmu Kini oleh Munawir, diakses 24 Agustus 2018, 11.45 WIB