Hipotoni adalah merendahnya tegangan (tonus) otot pada waktu istirahat, yang terjadi bila jalan yang menyampaikan rangsang dan kumparan otot ke alfa motoneuron rusak atau putus; dapat terjadi juga bila otot sendiri rusak, misalnya pada penyakit otot atau penyakit yang mengenai saraf tepi.[1] sumber lain menjelaskan bahwa hipotonia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika berkurang nada otot rangka, dan juga berkurang ketahanan otot passive peregangan.[2]

Hipotonia biasanya terjadi pada saat kelahiran dan sering terlihat pada saat anak berusia enam bulan, jika tidak sebelumnya.[3] Bayi yang baru lahir dan anak-anak muda yang menginap penyakit hipotonia parah sering digambarkan sebagai "floppy" atau seperti "boneka kain".[3] Tanda-tanda spesifik dari hipotonia pada anak adalah sebagai berikut:

  1. Anak memiliki sedikit atau tidak adanya kontrol dari otot-otot leher, sehingga kepalanya cenderung untuk flop.[3]
  2. Anak merasa lemas saat ketika dipegang, seolah-olah bisa dengan mudah menyelinap melalui tangan.[3]
  3. Anak Tidak mampu menempatkan berat badan pada kaki atau otot bahu bayi.[3]
  4. Anak memiliki Lengan dan kaki yang menggantung lurus ke bawah dari sisi, daripada membungkuk di siku, pinggul dan lutut.[3]
  5. Anank menemukan mengisap dan menelan sulit, dan mungkin memiliki menangis lemah.[3]

Rujukan

sunting
  1. ^ Van Hoeve (1992). Ensiklopedia Indonesia, Jilid 7. Jakarta: Ichtiar Baru. 
  2. ^ "Hipotonia". Diakses tanggal 14 Juni 2014. 
  3. ^ a b c d e f g "Hypotonia". Diakses tanggal 14 Juni 2014.