De-Stalinisasi
De-Stalinisasi (bahasa Rusia: десталинизация, destalinizatsiya) merujuk kepada proses reformasi politik di Uni Soviet yang terjadi setelah kematian pemimpin jangka panjang Joseph Stalin pada 1953. Reformasi tersebut terdiri dari pengubahan atau penghapusan lembaga-lembaga penting yang membantu Stalin berkuasa; kultus personalitas yang mengelilinginya, sistem politik Stalinis, dan sistem kamp buruh Gulag, yang semuanya dibuat dan didominasi olehnya sebagai Sekretaris Jenderal, dan gelar-gelar lainnya, dari 1922 sampai 1952. Stalin diteruskan oleh kepemimpinan kolektif setelah kematiannya pada Maret 1953, yang terdiri dari Georgy Malenkov, Perdana Menteri Uni Soviet; Lavrentiy Beria, kepala Kementerian Dalam Negeri; dan Nikita Khrushchev, Sekretaris Pertama Komite Pusat Partai Komunis Uni Soviet (KPPUS). Orang-orang tersebut semuanya adalah Stalinis loyal, tetapi mereka juga menyadari bahwa keberadaan Stalinisme mengancam setiap orang, bahkan kaum loyalis paling papan atas, dengan eksekusi arbitrasi. Mereka melakukan proses peniadaan pemerintahan satu orang dan merehabilitas beberapa orang yang diperlakukan tidak semestinya.
Para sejarawan kontemporer menganggap permulaan de-Stalinisasi sebagai titik baik signifikan dalam sejarah Uni Soviet. Peristiwa tersebut dimulai saat Khrushchev Thaw. Namun, hal tersebut terhalang saat zaman Brezhnev dan masih demikian sampai pertengahan 1980an, saat akselerasi kembali dilakukan karena kebijakan perestroika dan glasnost di bawah pemerintahan Mikhail Gorbachev.
Permulaan: Pidato Khrushchev
suntingDe-Stalinization menandai kebulatan akhir dari peran buruh paksa berskala besar dalam bidang ekonomi. Proses membebaskan para tahanan Gulag dimulai oleh Lavrentiy Beria, tetapi ia diturunkan dari jabatannya (ditangkap pada 26 Juni 1953; dieksekusi pada 24 Desember 1953). Akibatnya, Nikita Khrushchev kemudian menjadi politikus Soviet paling berkuasa.[1]