Darjah Yang Mulia Pangkuan Negara
Darjah Yang Mulia Pangkuan Negara (secara harfiah berarti Orde Yang Mulia Pembela Negara) adalah salah satu tanda kehormatan federal di Malaysia. Tanda kehormatan ini diberikan kepada mereka yang berjasa besar kepada negara. Tanda kehormatan ini ditetapkan pada 6 Agustus 1958 dengan yang awalnya terdiri atas lima kelas saja. Kelas pingat (medali) ditambahkan pada 19 Agustus 1960.
Darjah Yang Mulia Pangkuan Negara | |
---|---|
Dianugerahkan oleh Yang di-Pertuan Agong | |
Tipe | Tanda kehormatan |
Dibentuk | 9 Agustus 1958 |
Negara | Malaysia |
Motto | 'Dipeliharakan Allah - Pangkuan Negara' (Dilindungi Allah - Pembela Negara) |
Dianugerahkan kepada | Jasa yang besar kepada negara |
Status | Masih dianugerahkan |
Penguasa | Yang di-Pertuan Agong |
Tingkat | Sri Maharaja Panglima Johan Ksatria Anggota Medali |
Gelar akhiran | S.M.N. P.M.N. J.M.N. K.M.N. A.M.N. P.P.N. |
Statistik | |
Penganugerahan pertama | 1958[1] |
Penganugerahan terakhir | 2020 |
Jumlah penerima | 43 S.M.N. 145 P.M.N. 1.336 J.M.N. 10.521 K.M.N. 23.771 A.M.N. 33.633 P.P.N. 50 S.M.N. khusus 102 P.M.N. khusus 199 J.M.N. khusus 181 K.M.N. khusus 265 A.M.N. khusus 207 P.P.N. khusus |
Prioritas | |
Tingkat lebih tinggi | Darjah Utama Seri Mahkota Negara[2] |
Tingkat lebih rendah | Darjah Yang Mulia Setia Mahkota Malaysia[2] |
Kelas
suntingLajur pita menurut kelas | ||
---|---|---|
S.M.N. | P.M.N. | J.M.N. |
K.M.N. | A.M.N. | P.P.N. |
Seri Maharaja Mangku Negara (S.M.N.)
suntingSeri Maharaja Mangku Negara merupakan kelas tertinggi dari tanda kehormatan ini. Kelas ini dibatasi maksimal untuk 25 penerima yang masih hidup, kecuali kepada warga negara asing yang menjadi penerima khusus tanda kehormatan ini. Penerima tanda kehormatan ini akan mendapat gelar Tun dan istrinya mendapat gelar Toh Puan.[3]
Tanda kehormatan pada kelas ini terdiri atas kalung kehormatan, selempang, dan patra bintang. Kalung bintang berisi lambang wilayah-wilayah di Malaysia. Bintang dan patra bintangnya berbentuk bintang bersudut sebelas yang terbuat dari perak dan dilapisi emas. Selempangnya terbuat dari kain sutera berwarna dasar biru dengan lajur kuning di pinggirnya. Tepat di tengah kain terdapat lajur yang warnanya putih-merah-putih.[4]
Panglima Mangku Negara (P.M.N.)
suntingPanglima Mangku Negara merupakan kelas kedua dari tanda kehormatan ini. Kelas ini dibatasi maksimal untuk 75 penerima yang masih hidup, kecuali kepada warga negara asing yang menjadi penerima khusus. Penerima tanda kehormatan ini akan mendapat gelar Tan Sri dan istrinya mendapat gelar Puan Sri.[5]
Tanda kehormatan pada kelas ini terdiri atas selempang dan patra bintang. Bintang tanda kehormatan terbuat dari perak yang dilapisi emas. Patra bintang memiliki bentuk yang sama dengan bintangnya tetapi dengan ukuran yang lebih kecil. Selempangnya berwarna dasar biru dengan lajur putih di pinggirnya. Tepat di tengah kain terdapat lajur yang warnanya kuning-merah-kuning.[4]
Johan Mangku Negara (J.M.N.)
suntingJohan Mangku Negara merupakan kelas ketiga dari tanda kehormatan ini. Kelas ini dibatasi maksimal 1.000 penerima yang masih hidup, tetapi tidak termasuk warga negara asing yang menjadi penerima khusus. Kelas ini tidak membawa gelar awalan.[6]
Ksatria Mangku Negara (K.M.N.)
suntingKelas ini tidak memiliki batasan maksimal penerima dan dapat diberikan kepada warga negara asing pula. Kelas ini tidak membawa gelar awalan.
Ahli Mangku Negara (A.M.N.)
suntingKelas ini tidak memiliki batasan maksimal penerima dan dapat diberikan kepada warga negara asing pula. Kelas ini tidak membawa gelar awalan.
Pingat Mangku Negara (P.P.N.)
suntingKelas ini tidak memiliki batasan maksimal penerima dan dapat diberikan kepada warga negara asing pula. Kelas ini tidak membawa gelar awalan.
Penerima terkemuka
sunting- P. Ramlee (1929-1973), aktor Malaysia, sutradara film, dan musisi, yang diberikan peringkat AMN pada tahun 1962. Ia diberikan gelar PMN secara anumerta pada tahun 1990.
- Lee Kong Chian (1893-1967), Pengusaha tionghoa dan filantropis, yang diberikan peringkat PMN pada tahun 1964.
- Victoria, Putri Mahkota Swedia (l. 1977), yang diberikan peringkat SMN pada tahun 1995.
- Abdul Razak Hussein, Perdana Menteri Malaysia dan salah satu pendiri ASEAN
- H. Adam Malik (1917-1984), Wakil Presiden Republik Indonesia Ke-3 dan salah satu pendiri ASEAN. Ia diberikan SMN pada tahun 1970.
- Jenderal TNI. (Purn) H. Try Sutrisno (l. 1935), Wakil Presiden Republik Indonesia Ke-6. Ia dianugerahkan pangkat PMN pada tahun 1988.
- Jenderal TNI. (Purn) Poniman (1926-2010), Kepala Staf TNI Angkatan Darat Republik Indonesia Ke-13. Ia diberikan pangkat PMN.
- Letnan Jenderal TNI. (Purn) H. Soedarmono (1927-2006), Wakil Presiden Republik Indonesia Ke-5. Ia dianugerahkan pangkat JMN.
- Jenderal TNI. (Purn) H. Wiranto (l. 1947), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia Ke-6. Ia diberikan pangkat PMN pada tahun 1999.
- Jenderal TNI. (Purn) L.B. Moerdani (1932-2004), Menteri Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia Ke-17. Ia diberikan pangkat PMN pada tahun 1983.
- Mahathir Mohamad (l. 1925), Perdana Menteri Malaysia. Ia diberikan pangkat SMN.
- Djoeanda Kartawidjaja (1911-1963), Perdana Menteri Indonesia. Ia diberikan pangkat SMN pada tahun 1959.
- Prijono (1905-1969), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Ia diberikan pangkat PMN pada tahun 1959.
- Jenderal TNI. (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir (1928-2004), Menteri Pertahanan dan Keamanan Indonesia. Ia diberikan pangkat PMN pada tahun 1979.
- Soemitro Djojohadikoesoemo (1917-2001), Menteri Keuangan Indonesia. Ia diberikan pangkat PMN pada tahun 1977.
- Yusof Ishak (1910-1970), Presiden Singapura. Ia diberikan pangkat SMN pada tahun 1963.
- Tun Abdullah Ahmad Badawi (1939-), Perdana Menteri Malaysia. Ia diberikan pangkat SMN pada 2009.
- Tun Musa Hitam (l. 1934), Wakil Perdana Menteri Malaysia. Ia diberikan pangkat PMN pada tahun 1994.
- Thanat Khoman (1914-2016), Menteri Luar Negeri Thailand dan salah satu pendiri ASEAN. Ia diberikan pangkat SMN pada tahun 1962.
- Anwar Sadat (1918-1981), Presiden Mesir. Ia diberikan pangkat SMN pada tahun 1965.
- Chung Il-kwon (1917-1994), Perdana Menteri Korea Selatan. Ia diberikan pangkat SMN pada tahun 1965.
- Albert II (l. 1934), Raja Belgia. Ia diberikan pangkat SMN pada tahun 1967.
- Fahd bin Abdulaziz Al Saud (1921-2005), Raja Arab Saudi. Ia diberikan pangkat SMN pada tahun 1982.
- Maha Vajiralongkorn (l. 1952), Raja Thailand. Ia diberikan pangkat SMN pada tahun 2000.
- Naruhito (l. 1960), Kaisar Jepang. Ia diberikan pangkat SMN pada tahun 2012.
- Masako (l. 1963), Permaisuri Jepang. Ia diberikan pangkat SMN pada tahun 2012.
- Salman bin Abdulaziz Al Saud (l. 1935), Raja Arab Saudi. Ia diberikan pangkat PMN pada tahun 1982.
Referensi
sunting- ^ "Semakan Penerima Darjah Kebesaran, Bintang dan Pingat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-19. Diakses tanggal 2021-07-03.
- ^ a b "PANDUAN PENCALONAN DKBPP 2018" (PDF) (dalam bahasa Melayu). Bahagian Istiadat & Urusetia Persidangan Antarabangsa. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-08-26. Diakses tanggal 2018-09-05.
- ^ "Seri Maharaja Mangku Negara (S.M.N.)". Sultanate.com (dalam bahasa Melayu). Diakses tanggal 2021-07-04.
- ^ a b "Darjah Kebesaran, Bintang dan Pingat Persekutuan" (dalam bahasa Melayu). Istana Negara, Kuala Lumpur. Diakses tanggal 2021-07-04.
- ^ "Panglima Mangku Negara (P.M.N.)". Sultanate.com (dalam bahasa Melayu). Diakses tanggal 2021-07-04.
- ^ "Johan Mangku Negara (J.M.N.)". Sultanate.com (dalam bahasa Melayu). Diakses tanggal 2021-07-04.