Klemens dari Aleksandria

(Dialihkan dari Clement of Alexandria)

Klemens dari Aleksandria adalah seorang bapa gereja dari Gereja Timur pada periode Gereja Purba.[1] Klemens terkenal dalam sejarah gereja karena keberaniannya dan kegigihannya untuk memperdamaikan iman Kristen dan Filsafat.[1] Ia senang memakai konsep-konsep filsafat Yunani dalam pemikiran teologinya tetapi menolak banyak pandangan Gnostisisme yang tidak disetujuinya.[1]

Klemens dari Aleksandria

Riwayat Hidup

sunting
 
Opera omnia, 1715

Klemens dari Aleksandria dilahirkan pertengahan abad ke-2 di Athena.[1] Orang tuanya tidaklah beragama Kristen sehingga Klemens pada awalnya tidak mengenal agama Kristen.[1] Ia berkelana untuk belajar dari berbagai macam guru, dan saat itulah ia berkenalan dengan Pantaenus di Aleksandria, sehingga masuk agama Kristen.[1] Pantaenus lalu meninggalkan Aleksandria dan tidak pernah kembali lagi.[2] Klemens kemudian menggantikan gurunya untuk memimpin sebuah sekolah di Aleksandria.[1][3] Ketika muncul penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di Aleksandria pada tahun 202, Klemens melarikan diri dari sana.[1] Setelah itu, keberadaan Klemens hanya diketahui dari dua buah surat yang dikirimkannya pada tahun 211 dan 215.[1] Ia meninggal di Asia Kecil sebelum tahun 216.[4] Murid dari Klemens yang kemudian sangat terkenal sebagai ahli teologia di Gereja Timur adalah Origenes.[5]

Pemikirannya

sunting

Salah satu pemikiran Klemens yang penting adalah usahanya untuk membangun hubungan yang baik antara iman Kristen dengan filsafat.[1][3] Pada waktu itu, kebanyakan orang takut untuk menghubungkan keduanya karena akan dianggap sesat.[1] Klemens berusaha memperlihatkan bahwa dengan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan filsafat tidak lantas membuat orang menjadi sesat.[4] Upaya Klemens didasarkan pada pertimbangan bahwa kalau gereja menutup diri terhadap kebudayaan dan filsafat Yunani, maka gereja akan tertutup bagi orang-orang yang berpendidikan.[1]

Namun di lain pihak ada beberapa orang yang cenderung menekankan keilahian Yesus sehingga mereka tidak melihat bahwa ia benar-benar manusia.[6] Klemens juga mengungkapkan siapa Yesus:[6]

Sebab Ia makan, bukan untuk keperluan tubuh, yang kesegaran dan keutuhannya dijaga oleh suatu daya kekuatan suci, tetapi untuk keperluan agar mereka yang ada bersama-Nya tidak mempunyai pikiran yang lain tentang diri-Nya

— Klemens dari Aleksandria

Salah satu kutipan dalam kumpulan Fragmen Pra-Sokratik: "Xenophanes dari Kolophon mengajarkan bahwa tuhan itu satu dan tak bertubuh.[7] Lalu Klemens menyatakan:

Hanya ada satu tuhan, ia adalah yang paling besar di antara semua tuhan dan semua manusia, dan Ia tidak mirip dengan yang mortal (manusia) entah dalam pikirannya, maupun dalam rupanya.

— Klemens dari Aleksandria

Pemikiran Filsafat

sunting

Klemens mengungkapkan penyataan atas filsafat Yunani tentang kebiasaan menyembah dewa-dewa:[8]

Ya, seandainya sapi-sapi, kuda-kuda dan singa-singa memiliki tangan, dan tangannya bisa menggambar dan menghasilkan karya-karya seperti manusia, para kuda pasti akan menggambarkan tuhan-tuhan mereka mirip dengan kuda, dan para sapi mirip dengan sapi, menggambarkan tubuh para dewa itu serpti tubuh masing--masing dari mereka

— Klemens dari Aleksandria

Kemudian dia juga menulis tentang cara umat manusia dalam membayangkan tuhan;[9]

Kamum mortal (umat manusia)membayangkan bahwa para tuhan itu dilahirkan seperti diri mereka, bahwa mereka memiliki baju, suara dan tubuh mirip dengan milik mereka

— Klemens dari Aleksandria

Klemens Melawan Gnostisisme

sunting

Semasa Klemens hidup, Gnostisisme berkembang pesat di Mesir bahkan banyak sekali pemimpin Gnostisisme yang berasal dari Mesir dan giat menyebarkan ajarannya di sana.[4] Ia bersikap terbuka terhadap sebbagian besar pandangan hidup Yunani tetapi sulit baginya menerima ajaran Gnostik.[4] Bagi Klemens, untuk menentang sebuah ajaran tidak cukup hanya denngan mengatakan anti terhadap ajaran tersebut tetapi perlu menghayatinya juga di dalam hidup.[4] Ia menolak ajaran Gnostisisme yang menolak pernikahan. Menurut Klemens, pernikahan adalah baik karena merupakan pemberian dari Allah.[4] Akan tetapi, pernikahan yang ideal bagi Klemens semata-mata hanya untuk mendapatkan keturunan.[4] Rupanya Klemens tidak menolak sepenuhnya ajaran Gnostik karena ia juga membenarkan sebagaian pandangan Gnostik yang mengajarkan iman yang membawa kepada pengetahuan.[4]

Karyanya

sunting

Ada tiga karya penting dari Klemens mengenai pengajaran agama Kristen:[4] Pertama, Nasihat kepada Orang Yunani (Exhortation to the Greeks) yang merupakan tulisan apologia Klemens mengikuti pola dari para apologet awal abad ke-2 seperti Yustinus[4] Kedua, Pendidik (Tutor) yang berisi petunjuk bagi orang-orang yang baru menjadi Kristen untuk mempersiapkan diri menerima doktrin spiritual.[4] Dalam tulisannya ini ia mengajarkan orang untuk hidup sederhana, satu jalan tengah di antara kehidupan yang penuh kemewahan dan kehidupan asketis dengan menyangkal diri.[4] Ketiga, Serba-serbi (Carpet Bags), yang berisi tentang ajaran-ajaran rohani dari Klemens.

Lihat Pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k l F.D. Wellem. 1987. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 80-81.
  2. ^ (Inggris)W.H.C Frend. 2009. SThe Rise of Christianity. Philadelphia: Fortress Press. hlm. 286.
  3. ^ a b (Inggris)Williston Walker. 1946. A History of Christian Church. New York: Charles Scribner's Son. P. 77.
  4. ^ a b c d e f g h i j k l (Indonesia)Tony Lane. 2007. Runtut Pijar:Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 14.
  5. ^ (Indonesia)H.Berkhof, I.H Enklaar. 2009. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 41.
  6. ^ a b Johnson. Elizabeth., Kristologi di Mata Kaum Feminis,Yogyakarta: Kanisius, 2003>
  7. ^ DK 21 B 23 (Klemens dari Alexandria, Stromata V, 109.1)
  8. ^ DK21 B 15 (Klemens dari Alexandria, Stromata V, 110)
  9. ^ DK B XIV (Klemens dari Alexandria, Stromata V, 109)